Memantau Kemajuan Daulah Islam ( Bagian 1 )
Sudah tidak dipungkiri lagi Amerika Serikat beserta sekutu serta para bonekanya bersatu padu memerangi Daulah Islam. PBB yang juga merupakan organisasi dunia penghamba Amerika Serikat juga ikut-ikutan mengecam perjuangan daulah Islam sedangkan pada saat 2.000 lebih rakyat Gaza di gempur Israel PBB diam saja, pada saat Irak, Libya dan Afganistan rakyatnya di invasi Amerika Serikat sehingga jutaan rakyat melayang nyawanya baik orang tua maupun anak-anak, para wanita di perkosa di hadapan Suami ataupun orang tuanya PBB hanya bisa diam, umat muslim rohingya di bakar secara biada di Myanmar oleh Etnis Budha yang dipimpin para bhiksu PBB hanya diam saja, ketika muslim Xinjiang dari etnis Uighur di tangkap, di pukul, dipenjara bahkan di langgar Hak Asasi mereka PBB diam seja. Masih banyak masalah umat Islam yang PBB diam saja tapi jika agama lain yang diserang PBB anteknya Amerika Serikat seolah yang pertama mengecam.
Kekejaman-kekejaman yang terjadi di negara-negara yang muslim menjadi sebuah semangat para mujahidin untuk berjuang membela umat Islam yang tertindas. Di Gaza ada Hamas meskipun Hamas produk demokrasi, di Irak dan Suriah ada ISIS yang memerangi pemerintahan Syiah Irak dan Suriah yang sudah banyak memakan korban para Ahlussunnah Wal Jamaah yang di anggap berbeda dengan Syiah. Bahkan di Suriah para tentara secara kejam memaksa para Muslim Ahlussunnah untuk bertuhan kepada Bashar Al Asad dengan memaksa mengucapkan “Tidak Ada Tuhan Selain Bashar Al Asad”. Inilah bentuk kekufuran yang sebenarnya terjadi di Irak dan Suriah.
Jika kita berbicara masa lalu ketika Salahudin Al Ayubi ingin membebaskan Al Quds beliau pertama kali melakukan pembersihan kepada paham-paham Syiah karena paham Syiah merusak aqidah umat Islam. Syiah sangat gemar melakukan pencelaan kepada Aisyah, Abu Bakar, Umar, Usman dan Hafsah, Syiah sangat gemar menyembah-nyembah dan berdoa di kuburan imam mereka, mereka juga menganggap Ali Sebagai orang yang lebih baik daripada Rasulullah. Itulah mengapa kesesatan itu yang pertama kali diberangus oleh seorang Salahudin Al Ayubi. Demi untuk memurnikan Islam dari aliran dan paham menyimpang sehingga jelas mana yang haq dan mana yang bathil.
Itu juga yang dilakukan Daulah Islam di Irak dan Suriah dimana mereka berhasil merebut daerah-daerah di Irak dan Suriah serta membebaskan para muslimin Ahlussunnah dari penjara-penjara dan hukuman tidak adil oleh para tentara pemerintahan Syiah. Mereka memurnikan daerah tersebut dengan menerapkan Syariat Islam secara kaffah yang terbukti di akui oleh para responden di Jazirah Arab lebih syar’i ketimbang Arab Saudi sendiri. Mereka awalnya bernama ISIS kemudian berubah menjadi IS atau Islamic States.
Perkembangan terus mewarnai perjuangan para mujahidin Daulah. Atas ijin Allah mereka perlahan tapi pasti membebaskan banyak wilayah dari pemerintahan dzalim Syiah dan membawa rakyat untuk menerapkan hukum Allah. Mereka membentuk mahkamah syariah untuk menerapkan hukum hudud untuk menjamin keadilan dan hak para muslimin yang berperkara. Terbukti penerapan ini mendapat apresiasi dari masyarakat dan menyambut ini secara positif. Mereka merasakan dengan hukum syariat yang diberlakukan membuat kehidupan mereka lebih damai, aman dan nyaman dikarenakan semakin sulitnya orang-orang melakukan kejahatan baik mencuri, berzinah, minum khamr dan narkoba serta sikap-sikap lain termasuk masalah anak yang durhaka kepada orang tuanya sendiri.
Selain itu penerapan syariat juga mereka anggap menjamin tumbuh kembang anak mereka karena sistem pendidikan yang menggunakan sistem pendidikan Islami. Mereka sedari kecil di ajarkan untuk mempelajari Islam baik itu mengkaji Al Qur’an, Al Hadits dan menghafalnya sehingga muncul para hafiz dan hafizhah baru bagi umat Islam sehingga membuat mental mereka kuat dan baru mereka mendapatkan ilmu dengan tingkatan yang lebih tinggi yakni ilmu-ilmu sains dan lain sebagainya. Dalam kurikulum di Daulah Islam penguatan terhadap pemahaman agama secara benar dari kecil sangat dibutuhkan untuk menjaga agar anak-anak sebagai generasi penerus bisa menerapkan kehidupan yang Islami jauh dari yang merusak diri mereka sendiri dimasa depan.
Warga juga merasakan semakin sulitnya kemaksiatan di sekitar mereka terjadi dan bahkan ini berdampak pada lingkungan yang baik bagi pendidikan anak mereka. Anak mereka tidak mendapatkan tontonan yang merusak akhlak dan moral anak-anak mereka sehingga anak mereka dalam situasi yang terjamin untuk pendidikan yang baik bagi anak mereka. Tidak ada hiburan yang merusak seperti wanita yang mengumbar aurat, nyanyian-nyanyian yang melupakan pada membaca Al Qur’an karena dewasa ini anak lebih bangga bisa bernyanyi dan tampil kedepan tapi tidak bisa membaca Al Qur’an, dan masalah lain yang membantu dalam pembentukan karakter anak-anak mereka.
Memanglah benar generasi muslim hanya dapat dibentuk dengan konsep pendidikan Islami sejak dari kecil dan membuat suasana dan kondisi yang kondusif dari mereka. Membuat lingkungan mereka tidak terpengaruh dari tontonan -tontonan yang merusak aqidah, moral dan akhlak mereka akan sangat membantu membentuk karakter mereka menjadi lebih baik. Itu juga yang menjadikan gambaran bagi generasi umat muslim saat ini bagi pendidikan mereka. Mereka belajar agama tapi terus diserang dengan tontonan-tontonan yang dapat merusak aqidah mereka, akkhlak dan moral baik di masyarakat ataupaun televisi yang mereka tonton maka rasanya itu tidak akan berhasil. Lama kelamaan anak yang hidup dalam kondisi yang seperti itu juga akan terpengaruh dengan kondisi yang mereka saksikan.
Itulah mengapa kita bisa berkaca dari generasi kita saat ini. Mereka terpengaruh dengan cepat karena lingkungan yang tidak kondusif dan mendukung bagi perkembangan karakter mereka. Wajar jika apa yang mereka tonton seperti pacaran, berpakaian seronok dan tontonan jelek jadinya menjadi tuntunan mereka. Jangan bingung jika masih SD mengenal pacaran berujung dimasa depan melakukan perzinahan tanpa rasa bersalah dan menganggap itu biasa, wajar mereka menganggap menutup aurat bukan sesuatu yang wajib dan di anggap menutup aurat harus menunggu hidayah bukan sebuah kewajiban ketika seseorang sudah memilih sebagai seorang muslim, wajar jika generasi kita menjadi orang yang gila harta karena menganggap sukses itu ukurannya adalah materi sehingga korupsi-pun akan mereka lakukan untuk kaya dan memenuhi hawa nafsu manusia yang tidak pernah puas.
Jadi bagi mereka yang membenci Daulah sepertinya harus bersikap bijak. Peperangan yang terjadi hanyalah sebuah cara untuk menjamin kehidupan generasi muslim agar lebih baik. Daulah yang di tegakkan untuk menjamin suasana dan situasi kondusif untuk umat muslim dan paling terpenting generasi muslim masa depan yakni anak-anak. Mereka harus di ajarkan ketakutan hanya pada Allah bukan takut jadi miskin, tidak punya pacar dan lain sebagainya. Sadar tidak sadar jika kita terus-terusan hidup dalam situasi sekuler seperti ini dan para ulama sudah hilang dimuka bumi sedangkan generasi tidak terdidik dengan baik tunggulah musnahnya kaum muslimin dimuka bumi.
Sumber : http://ift.tt/1pBZJSO
Kekejaman-kekejaman yang terjadi di negara-negara yang muslim menjadi sebuah semangat para mujahidin untuk berjuang membela umat Islam yang tertindas. Di Gaza ada Hamas meskipun Hamas produk demokrasi, di Irak dan Suriah ada ISIS yang memerangi pemerintahan Syiah Irak dan Suriah yang sudah banyak memakan korban para Ahlussunnah Wal Jamaah yang di anggap berbeda dengan Syiah. Bahkan di Suriah para tentara secara kejam memaksa para Muslim Ahlussunnah untuk bertuhan kepada Bashar Al Asad dengan memaksa mengucapkan “Tidak Ada Tuhan Selain Bashar Al Asad”. Inilah bentuk kekufuran yang sebenarnya terjadi di Irak dan Suriah.
Jika kita berbicara masa lalu ketika Salahudin Al Ayubi ingin membebaskan Al Quds beliau pertama kali melakukan pembersihan kepada paham-paham Syiah karena paham Syiah merusak aqidah umat Islam. Syiah sangat gemar melakukan pencelaan kepada Aisyah, Abu Bakar, Umar, Usman dan Hafsah, Syiah sangat gemar menyembah-nyembah dan berdoa di kuburan imam mereka, mereka juga menganggap Ali Sebagai orang yang lebih baik daripada Rasulullah. Itulah mengapa kesesatan itu yang pertama kali diberangus oleh seorang Salahudin Al Ayubi. Demi untuk memurnikan Islam dari aliran dan paham menyimpang sehingga jelas mana yang haq dan mana yang bathil.
Itu juga yang dilakukan Daulah Islam di Irak dan Suriah dimana mereka berhasil merebut daerah-daerah di Irak dan Suriah serta membebaskan para muslimin Ahlussunnah dari penjara-penjara dan hukuman tidak adil oleh para tentara pemerintahan Syiah. Mereka memurnikan daerah tersebut dengan menerapkan Syariat Islam secara kaffah yang terbukti di akui oleh para responden di Jazirah Arab lebih syar’i ketimbang Arab Saudi sendiri. Mereka awalnya bernama ISIS kemudian berubah menjadi IS atau Islamic States.
Perkembangan terus mewarnai perjuangan para mujahidin Daulah. Atas ijin Allah mereka perlahan tapi pasti membebaskan banyak wilayah dari pemerintahan dzalim Syiah dan membawa rakyat untuk menerapkan hukum Allah. Mereka membentuk mahkamah syariah untuk menerapkan hukum hudud untuk menjamin keadilan dan hak para muslimin yang berperkara. Terbukti penerapan ini mendapat apresiasi dari masyarakat dan menyambut ini secara positif. Mereka merasakan dengan hukum syariat yang diberlakukan membuat kehidupan mereka lebih damai, aman dan nyaman dikarenakan semakin sulitnya orang-orang melakukan kejahatan baik mencuri, berzinah, minum khamr dan narkoba serta sikap-sikap lain termasuk masalah anak yang durhaka kepada orang tuanya sendiri.
Selain itu penerapan syariat juga mereka anggap menjamin tumbuh kembang anak mereka karena sistem pendidikan yang menggunakan sistem pendidikan Islami. Mereka sedari kecil di ajarkan untuk mempelajari Islam baik itu mengkaji Al Qur’an, Al Hadits dan menghafalnya sehingga muncul para hafiz dan hafizhah baru bagi umat Islam sehingga membuat mental mereka kuat dan baru mereka mendapatkan ilmu dengan tingkatan yang lebih tinggi yakni ilmu-ilmu sains dan lain sebagainya. Dalam kurikulum di Daulah Islam penguatan terhadap pemahaman agama secara benar dari kecil sangat dibutuhkan untuk menjaga agar anak-anak sebagai generasi penerus bisa menerapkan kehidupan yang Islami jauh dari yang merusak diri mereka sendiri dimasa depan.
Warga juga merasakan semakin sulitnya kemaksiatan di sekitar mereka terjadi dan bahkan ini berdampak pada lingkungan yang baik bagi pendidikan anak mereka. Anak mereka tidak mendapatkan tontonan yang merusak akhlak dan moral anak-anak mereka sehingga anak mereka dalam situasi yang terjamin untuk pendidikan yang baik bagi anak mereka. Tidak ada hiburan yang merusak seperti wanita yang mengumbar aurat, nyanyian-nyanyian yang melupakan pada membaca Al Qur’an karena dewasa ini anak lebih bangga bisa bernyanyi dan tampil kedepan tapi tidak bisa membaca Al Qur’an, dan masalah lain yang membantu dalam pembentukan karakter anak-anak mereka.
Memanglah benar generasi muslim hanya dapat dibentuk dengan konsep pendidikan Islami sejak dari kecil dan membuat suasana dan kondisi yang kondusif dari mereka. Membuat lingkungan mereka tidak terpengaruh dari tontonan -tontonan yang merusak aqidah, moral dan akhlak mereka akan sangat membantu membentuk karakter mereka menjadi lebih baik. Itu juga yang menjadikan gambaran bagi generasi umat muslim saat ini bagi pendidikan mereka. Mereka belajar agama tapi terus diserang dengan tontonan-tontonan yang dapat merusak aqidah mereka, akkhlak dan moral baik di masyarakat ataupaun televisi yang mereka tonton maka rasanya itu tidak akan berhasil. Lama kelamaan anak yang hidup dalam kondisi yang seperti itu juga akan terpengaruh dengan kondisi yang mereka saksikan.
Itulah mengapa kita bisa berkaca dari generasi kita saat ini. Mereka terpengaruh dengan cepat karena lingkungan yang tidak kondusif dan mendukung bagi perkembangan karakter mereka. Wajar jika apa yang mereka tonton seperti pacaran, berpakaian seronok dan tontonan jelek jadinya menjadi tuntunan mereka. Jangan bingung jika masih SD mengenal pacaran berujung dimasa depan melakukan perzinahan tanpa rasa bersalah dan menganggap itu biasa, wajar mereka menganggap menutup aurat bukan sesuatu yang wajib dan di anggap menutup aurat harus menunggu hidayah bukan sebuah kewajiban ketika seseorang sudah memilih sebagai seorang muslim, wajar jika generasi kita menjadi orang yang gila harta karena menganggap sukses itu ukurannya adalah materi sehingga korupsi-pun akan mereka lakukan untuk kaya dan memenuhi hawa nafsu manusia yang tidak pernah puas.
Jadi bagi mereka yang membenci Daulah sepertinya harus bersikap bijak. Peperangan yang terjadi hanyalah sebuah cara untuk menjamin kehidupan generasi muslim agar lebih baik. Daulah yang di tegakkan untuk menjamin suasana dan situasi kondusif untuk umat muslim dan paling terpenting generasi muslim masa depan yakni anak-anak. Mereka harus di ajarkan ketakutan hanya pada Allah bukan takut jadi miskin, tidak punya pacar dan lain sebagainya. Sadar tidak sadar jika kita terus-terusan hidup dalam situasi sekuler seperti ini dan para ulama sudah hilang dimuka bumi sedangkan generasi tidak terdidik dengan baik tunggulah musnahnya kaum muslimin dimuka bumi.
Sumber : http://ift.tt/1pBZJSO