Republik Indonesia, Selamat merayakan Hari Ulang Tahun ke 69.
MERDEKA! MARI MERDEKA SEJATI
Salam Indonesia Sejahtera 2045. Mari bersama rakyat semua menuju masadepan cerah benderang pada 100 tahun kemerdekaan In donesia, 2045.
69 tahun sudah republik tercinta ini berdiri. Berbagai hal timbul dan pergi dalam sejarah perjalanan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Suka tak lepas duka, namun Republik Indonesia terus berdiri. Mari kita terus berjuang mempertahankannya.
CATATAN
Kita di dekade 2010 – 2020 ini, berada di titik yang paling rapuh sepanjang masa, dimana kita hanya dihadapkan kepada dua hal yang sangat bertolakbelakang. Maju kepada sejarah yang berkesejahteraan sejati, atau maju kepada tinggal nama dalam sejarah.
Titik kritis bangsa dan negara memerlukan keikutsertaan seluruh rakyat, dalam tanggungjawab bersama, yang efektif, efisien, dan produktif dalam hubungan yang harmonis di semua bagian negara, untuk memulihkaan kehidupan berbangsa yang seperti makin tidak terkendali lagi.
Rakyat yang menginginkan kedamaian hidup harus menjalani keseharian dalam kecemasan oleh karena tindakan sebagian orang yang merasa orang lain tidak pantas hidup di Indonesia.
Tindakan pemerintah yang lamban dalam mencegah, juga tidak cepat tanggap setelah peristiwa terjadi, seolah pengamanan negara untuk hidup berkedamaian tak dapat melepaskan diri dari ikatan kepentingan orang yang menghendaki kehancuran bangsa.
MIRING
Di satu sisi negara melesat bagai mateor di jalan lebar para elit, di sisi sebelahnya, negara justru berjalan tertatih-tatih di semua sendi kerakyatan.
Ketidakseimbangan Indonesia tertutup oleh pertumbuhan yang semu. Sebab pertumbuhan negara yang benar sejahtera adalah menyediakan rakyat, kehidupan yang damai, dan memberikan rakyat, keseharian yang aman; sebaliknya malah faktanya, rakyat banyak justru ketakutan hidup di negeri sendiri.
Republik Indonesia memasuki tahun ke 69. Keceriaan perayaan kemerdekaan telah didahului oleh banyak duka dan ketakutan banyak rakyat, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil yang menumpang gaya sebagai manusia pemberani, bersenjata panjang pendek berbelati, berkelewang bergolok berantai gigi, berbalok kayu bergalah panjang apa berpipa besi, tetapi berani justru karena ramai-ramai, dan tidak berani kalau sendirian.
Belum lagi dengan kesibukan politik yang menguras perlakuan demi penegasan kebenaran.
Ulang tahun yang prihatin. Namun Indonesia masih mampu berdiri. Dan mempertahankan kelangsungan negara dengan utuh itu adalah perjuangan yang tidak mengenal lelah. Kecuali maju, ya harus maju. Tidak ada cita-cita lain.
PENTING
Pemerintah kembali mendapat pelajaran, karena bertindak lamban ditengah keadaan tidak berperang. Kejahatan telah terjadi pun korban telah jatuh. Apakah mulai hari ini pemerintah akan bertindak tegas menggunakan kemampuan yang dikuasai dan peralatan yang dimiliki, untuk mendahului menyelamatkan nyawa mereka yang lain?
Tahun ini Republik Indonesia tiba pada usia 69, semestinya sudah mencapai kedewasaan yang sempurna, namun kenyataannya, banyak kelompok yanag mengelitkan diri, menggerogoti kedamaian hidup rakyat berbangsa dan bertanahair, dengan menaburkan ketakutan dimana-mana. Apakah di usia 69 ini pemerintah dengan kekuatan yang terlatihnya dan fasilitas yang tercanggihnya, bisa mengendalikan dan mengatur elite untuk bersama membangun negeri dengan menciptakan kedamaian sejati?
Pemerintahan baru negeri ini, yang nantinya dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, apakah peka terhadap masalah ini?
Para pejuang kita saling dukung-mendukung menyerahkan nyawa untuk memerdekakan negeri ini, pejuang berikutnya topang-menopang menyerahkan nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan ini, masakah kita malah tak bertanggungjawab dengan membiarkan seseorang menghilangkan nyawa yang untuk mengacaukan dan menghancurkan negeri ini?
Tindakan pemerintah untuk menenteramkan negeri, bukan hanya menghancurkan terorisme di negeri ini, tetapi juga meniadakan sistem yang menabur ketakutan dan kebencian di negeri ini.
Apakah pemerintah baru mampu melihat dan bertindak terhadap hal ini?
MERDEKA!
Pekik pengorbanan para pejuang mengharubirukan hati dalam kibaran merah putih yang tertiup angin. Darah para pahlawan yang turun menetes tak henti menyemangati jiwa melumuri panji para penerus perjuangan untuk mempertahankan keutuhan negara, terlihat semarak gagah memantulkan sinar matahari. Gemuruh lompatan kaki tanpa sepatu menggerusuk tanah berbatu menyambut bedil dengan batang bambu tampak terbayang dalam derap langkah kaki yang kuat dalam irama yang beraturan, seluruhnya lebih mencerminkan betapa para pejuang Indonesia menyerahkan nyawa dengan rela untuk memberi kemerdekaan dan kesejahteraan bagi seluuh rakyat, bangsa dan negara Indonesia.
Lalu mengapa kita sampai di tahun ke 69 ini tidak meneruskan pengorbanan para pejuang kemerdekaan dengan melestarikan negara ini dalam damai, tentram, dan sejahtera?
Mari semua, kita sadarkan diri, kita bertanggungjawab, untuk melanjutkan sejarah negeri tercinta ini, dengan menumbuhkan kembali cinta tanahair, membuang sifat arogansi dan egoisme yang mempurukkan negeri, melakukan kedamaian, kebaikan, dan persatuan bangsa, agar kesejahteraan sejati bisa kita capai dan kita wariskan kepada anakcucu Indonesia.
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA, Selamat Ulang Tahun ke 68, semakin tua semakin matang, maju terus menuju Indonesia yang sempurna dan jaya dalam kebaikan rakyatnya.
Salam Indonesia Sejahtera
Tuhan memberkati Indonesia.
Sumber : http://ift.tt/1uXs9Gc
Salam Indonesia Sejahtera 2045. Mari bersama rakyat semua menuju masadepan cerah benderang pada 100 tahun kemerdekaan In donesia, 2045.
69 tahun sudah republik tercinta ini berdiri. Berbagai hal timbul dan pergi dalam sejarah perjalanan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Suka tak lepas duka, namun Republik Indonesia terus berdiri. Mari kita terus berjuang mempertahankannya.
CATATAN
Kita di dekade 2010 – 2020 ini, berada di titik yang paling rapuh sepanjang masa, dimana kita hanya dihadapkan kepada dua hal yang sangat bertolakbelakang. Maju kepada sejarah yang berkesejahteraan sejati, atau maju kepada tinggal nama dalam sejarah.
Titik kritis bangsa dan negara memerlukan keikutsertaan seluruh rakyat, dalam tanggungjawab bersama, yang efektif, efisien, dan produktif dalam hubungan yang harmonis di semua bagian negara, untuk memulihkaan kehidupan berbangsa yang seperti makin tidak terkendali lagi.
Rakyat yang menginginkan kedamaian hidup harus menjalani keseharian dalam kecemasan oleh karena tindakan sebagian orang yang merasa orang lain tidak pantas hidup di Indonesia.
Tindakan pemerintah yang lamban dalam mencegah, juga tidak cepat tanggap setelah peristiwa terjadi, seolah pengamanan negara untuk hidup berkedamaian tak dapat melepaskan diri dari ikatan kepentingan orang yang menghendaki kehancuran bangsa.
MIRING
Di satu sisi negara melesat bagai mateor di jalan lebar para elit, di sisi sebelahnya, negara justru berjalan tertatih-tatih di semua sendi kerakyatan.
Ketidakseimbangan Indonesia tertutup oleh pertumbuhan yang semu. Sebab pertumbuhan negara yang benar sejahtera adalah menyediakan rakyat, kehidupan yang damai, dan memberikan rakyat, keseharian yang aman; sebaliknya malah faktanya, rakyat banyak justru ketakutan hidup di negeri sendiri.
Republik Indonesia memasuki tahun ke 69. Keceriaan perayaan kemerdekaan telah didahului oleh banyak duka dan ketakutan banyak rakyat, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil yang menumpang gaya sebagai manusia pemberani, bersenjata panjang pendek berbelati, berkelewang bergolok berantai gigi, berbalok kayu bergalah panjang apa berpipa besi, tetapi berani justru karena ramai-ramai, dan tidak berani kalau sendirian.
Belum lagi dengan kesibukan politik yang menguras perlakuan demi penegasan kebenaran.
Ulang tahun yang prihatin. Namun Indonesia masih mampu berdiri. Dan mempertahankan kelangsungan negara dengan utuh itu adalah perjuangan yang tidak mengenal lelah. Kecuali maju, ya harus maju. Tidak ada cita-cita lain.
PENTING
Pemerintah kembali mendapat pelajaran, karena bertindak lamban ditengah keadaan tidak berperang. Kejahatan telah terjadi pun korban telah jatuh. Apakah mulai hari ini pemerintah akan bertindak tegas menggunakan kemampuan yang dikuasai dan peralatan yang dimiliki, untuk mendahului menyelamatkan nyawa mereka yang lain?
Tahun ini Republik Indonesia tiba pada usia 69, semestinya sudah mencapai kedewasaan yang sempurna, namun kenyataannya, banyak kelompok yanag mengelitkan diri, menggerogoti kedamaian hidup rakyat berbangsa dan bertanahair, dengan menaburkan ketakutan dimana-mana. Apakah di usia 69 ini pemerintah dengan kekuatan yang terlatihnya dan fasilitas yang tercanggihnya, bisa mengendalikan dan mengatur elite untuk bersama membangun negeri dengan menciptakan kedamaian sejati?
Pemerintahan baru negeri ini, yang nantinya dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, apakah peka terhadap masalah ini?
Para pejuang kita saling dukung-mendukung menyerahkan nyawa untuk memerdekakan negeri ini, pejuang berikutnya topang-menopang menyerahkan nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan ini, masakah kita malah tak bertanggungjawab dengan membiarkan seseorang menghilangkan nyawa yang untuk mengacaukan dan menghancurkan negeri ini?
Tindakan pemerintah untuk menenteramkan negeri, bukan hanya menghancurkan terorisme di negeri ini, tetapi juga meniadakan sistem yang menabur ketakutan dan kebencian di negeri ini.
Apakah pemerintah baru mampu melihat dan bertindak terhadap hal ini?
MERDEKA!
Pekik pengorbanan para pejuang mengharubirukan hati dalam kibaran merah putih yang tertiup angin. Darah para pahlawan yang turun menetes tak henti menyemangati jiwa melumuri panji para penerus perjuangan untuk mempertahankan keutuhan negara, terlihat semarak gagah memantulkan sinar matahari. Gemuruh lompatan kaki tanpa sepatu menggerusuk tanah berbatu menyambut bedil dengan batang bambu tampak terbayang dalam derap langkah kaki yang kuat dalam irama yang beraturan, seluruhnya lebih mencerminkan betapa para pejuang Indonesia menyerahkan nyawa dengan rela untuk memberi kemerdekaan dan kesejahteraan bagi seluuh rakyat, bangsa dan negara Indonesia.
Lalu mengapa kita sampai di tahun ke 69 ini tidak meneruskan pengorbanan para pejuang kemerdekaan dengan melestarikan negara ini dalam damai, tentram, dan sejahtera?
Mari semua, kita sadarkan diri, kita bertanggungjawab, untuk melanjutkan sejarah negeri tercinta ini, dengan menumbuhkan kembali cinta tanahair, membuang sifat arogansi dan egoisme yang mempurukkan negeri, melakukan kedamaian, kebaikan, dan persatuan bangsa, agar kesejahteraan sejati bisa kita capai dan kita wariskan kepada anakcucu Indonesia.
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA, Selamat Ulang Tahun ke 68, semakin tua semakin matang, maju terus menuju Indonesia yang sempurna dan jaya dalam kebaikan rakyatnya.
Salam Indonesia Sejahtera
Tuhan memberkati Indonesia.
Sumber : http://ift.tt/1uXs9Gc