Golongan Tua dan Benih Dinasti Riau
Judul artikel ini tidaklah berlebihan, yang mengganggap ini anggapan keliru berarti mereka dari golongan tua namun sebaliknya anggapan ini akan benar apabila dinilai oleh golongan muda. Pemuda adalah harapan bangsa dan Negara. Negara yang besar ini diletakkan dipundak generasi muda, hancur generasi muda maka hancurlah suatu Negara. Maka sangat mudah untuk menghancurkan suatu bangsa dan Negara, cukup dengan menghancurkan generasi mudanya. Tidak berlebihan Bung Karno pernah mengatakan bahwa “beri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncang dunia”, ungkapan ini benar adanya bahwa pemuda merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu bangsa dan Negara.
Dulu kita mengenal sosok Bung Karno yang dari mudanya selalu berfikir visioner untuk memerdekakan Indonesia. Beliau selalu membuat trobosan untuk mempertahankan harkat dan marbat kaum pribumi di hadapan penjajah. Pada akhir tahun 1930 masyarakat Indonesia digemparkan dengan proses politik yang diselenggarakan oleh penjajah Belanda. Beberapa putera terbaik dan generasi muda Indonesia didakwa di depan Landraad Bandung. Soekarno dan ketiga kawannya yakni Maskoen, Soepriadinata dan Gatot Mangkoepradja dituduh oleh pemerintah Hindia-Belanda telah memimpin partai politik yakni PNI untuk tujuan merobohkan dengan kekerasan Pemerintahan Hindia-Belanda yang berkuasa waktu itu. Namun tuduhan itu sengaja dicari-cari oleh Pemerintah Hindia-Belanda dan oleh Landraad Belanda di Bandung pada tanggal 22 Desember 1930, Ir. Soekarno dan ketiga kawannya dijatuhi hukuman 4 tahun penjara. Maka dalam pidato pembelaannya yang terkenal “Indonesia Menggugat” Bung Karno membantah tuduhan itu dan dari pidato pembelaan tersebut menjelma menjadi dokumen politik untuk menentang kolonialisme dan imprealisme.
Walaupun di penjara dan menjadi tahanan politik oleh Pemerintah Hindia-Belanda maka pemikiran dan pengaruh Bung Karno muda tidak terpasaung dan luntur ditelan waktu. Dari dalam penjara beliau masih bisa berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Usaha demi usaha yang ia lakukan akhirnya membuahkan manis, Bung Karno dan generasi muda 45 berhasil mengantarkan bangsa dan Negara Indonesia kedepan pintu kemerdekaan dengan kedaulatan rakyat Indonesia. Usaha ini tidak lain dan tidak bukan berkat usaha kaum muda seperti Sukarni, Wikana, Subadio Sastrosatomo, Suroto Kunto dan Dipa Nusantara Aidit yang menculik Bung Karno-Hatta untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia setelah pada waktu itu Jepang menyerah pada sekutu. Momentum ini adalah sebuah kejelian dan kecerdasan kaum muda Indonesia sebab langkah mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada waktu itu diluar diluar kerangka PPKI. Terlihat bahwa mereka sangat matang dalam berfikir dan bertindak serta akhirnya bisa menyelamatkan bangsa Indonesia menjadi Negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Hingga ia ditunjuk sebagai Presiden, Bung Karno yang pada waktu itu masih tergolong muda telah berhasil membawa Indonesia lepas dari cengkaraman penjajah. Walaupun banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi namun alhamdulillah bangsa Indonesia bisa keluar dari masalah tersebut. Terbukti kolaborasi pimpinan Dwi Tunggal berhasil membawa bangsa dan Negara Indonesia menjadi Negara yang sangat disegani oleh dunia. Ketokohan pemimpin revolusi yakni Bung Karno masih berpengaruh sampai hari di Indonesia maupun di kancah dunia Internasional. Siapa Bung Karno pada waktu itu??? Beliau adalah putera terbaik bangsa yang waktu mudanya selalu belajar untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan hal itu didukung oleh kaum tua. Sehingga ia bisa memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Kita juga memiliki beberapa generasi muda yang sangat berpengaruh hingga hari ini bagi bangsa dan Negara Indonesia. Sebut saja seperti Nucholis Madjid, Akbar Tanjung dan beberapa generasi muda lainnya dari angkataan 60 serta 70-an. Sekarang seperti Anies Baswedan, Anies Matta dan Anas Urbaningrum serta sederetan tohoh muda di Indonesia.Tapi justru golongan muda Indonesia Ini tidak diberikan kesempatan oleh golongan tua untuk tampil memimpin Indonesia. Langkah mereka dihentikan dan karirnya di dunia politikpun di bunuh secara perlahan. Yang menjadi korbannya saat ini adalah Cak Anas yang sangat berpotensi untuk menjadi pemimpin nasional Indonesia.Beliau oraNg yang cerdas, pintar, energik dan ramah maka sangat pantas kalau di menjadi Ketua Partai Demokrat di usia yang sangat muda.
Cerita keberhasilan kaum muda dalam sejarah perpolitikan nasional kita selalu diganjal oleh golongan tua yang sangat rakus dan ambisius. Di Riau sendiri hanya Rusli Zainal, Gubernur yang tergolong sangat muda namun sisanya Gubernur Riau di jabat oleh golongan-golongan tua yang mempunyai kepentingan sesaat dan sesat. Sekarang gubernur Riau di jabat oleh oarang tua yang ambisi kekuasaannya meledak-ledak sehingga dengan ambisinya kaum muda Riau tersingkir secara perlahan. Gubernur dan Wakil Gubernur Riau serta Ketua DPRD dan jajaran pemerintah daerah Riau selalu di isi oleh kaum tua. Pertanyaannya dimanakah kaum muda Riau?, bahkan yang memperebutkan kursi Riau satu pun persentasinya banyak dari kalangan tua. Kalangan tua sepertinya bisa membunuh kaum muda Riau, kesempatan itu tidak pernah diberikan, kepercayaan itu tidak diberikan dan bahkan Gubernur sekarang tidak menganggap kaum muda dan mahasiswa itu ada. Hal demikian adalah pemikiran sangat keliru.
Tidak hanya demikian Gubernur Riau sebagaimana diberitakan di media mulai membangun dinasti, hal tersebut terbukti ketika beliau telah mendudukkan posisi strategis bagi anak dan keluarganya. Di Rokan Hilir anaknya menjadi Wakil Bupati menggantikan posisi Wakilnya yang sekarang diangkat sebagai Bupati karena beliau menjadi Gubernur. Walaupun anaknya tergolong muda terkesan hal itu terlalu dipaksakan dengan power of full-nya sang Gubernur. Ini sangat menjadi preseden buruk bagi kelangsungan demokrasi di Rokan Hilir. Padahal masih banyak golongan muda yang siap dan mampu untuk memangku jabatan tersebut. Tapi sayang orang Rokan Hilir sudah terbius dengan statusnya sebagai pioner yang bisa dikendalikan oleh orang-orang yang tidak proporsional dalam bersikap. Seharusnya Rokan Hilir daerah punya banyak potensi tersebut haruslah dipimpin oleh orang yang memadukan antara ilmu, agama dan moralitas. Sehingga tidak ada kesan Rokan Hilir seperti daerah mainan yang bisa jadi percontohan orang untuk belajar memimpin. Dan semua rakyat Rokan Hilir memahami hal itu.
Pantaslah bahwa politisi Inggris pernah mengatakan “power tents to corupt, but absoulut power corupt absolutly” yang memegang kekuasaan cenderung menyalahgunakan kekuasannya namun kekuasan yang pasti pasti disalah gunakan. Ungkapan ini sangat tepat untuk misi KKN yang akan dan sedang dibangun oleh golongan tua di Riau. Tidak masalah golongan muda dikemudikan namun jangan dijadikan boneka apalagi anak atau saudara kita sendiri. Sehingga kaum muda Riau yang punya harga diri dan martabat harus bangkit dan melawan segala macam bentuk penindasan yang berakibat pada mundurnya peran kaum muda. Terutama di Rokan Hilir, mahasiswa jangan mau jadi tumbal dan korban politik golongan tua Rokan Hilir. Jangan beri mereka mengendalikan kita namun justru sebaliknya kita harus ambil alih peran tersebut sebab kedudukan kita dengan mereka adalah sama. Kaum tua yang memimpin Rohil dan Riau hari ini tidak seperti apa yang diungkapkan oleh Tom Peters bahwa “pemimpin yang baik adalah pemmpin yang menciptakan banyak pemimpin bukan menciptakan pengikut”. Menurut kaca mata penulis pemimpin di Riau dan Rokan Hilir khususnya hanya menciptakan pengikut dan kaum muda hanya diperalat. Pernahkah kita di panggil untuk duduk bersama dalam menyelesaikan masalah daerah kita, pernahkan kita dihargai sebagai mahasiswa dan pernahkan eksistensi kita sebagai kaum muda diakui dan dihargai???. Hawai kaum muda Riau kalian sangat berharga untuk masa depan Riau, Riau adalah milik kita bukan milik mereka yang sebentar lagi menuju kegelapan. Bangkit kaum muda Riau, bangkit kaum muda Rohil tunjukkan jati dirimu kalian semua hebat dan luar biasa mari bergerak menumpas keserakahan kaum tua dan KKN-nya.
Gerakan Penyadaran***
Alben Tajudin, S.H.
Sumber : http://ift.tt/1oVIPxc
Dulu kita mengenal sosok Bung Karno yang dari mudanya selalu berfikir visioner untuk memerdekakan Indonesia. Beliau selalu membuat trobosan untuk mempertahankan harkat dan marbat kaum pribumi di hadapan penjajah. Pada akhir tahun 1930 masyarakat Indonesia digemparkan dengan proses politik yang diselenggarakan oleh penjajah Belanda. Beberapa putera terbaik dan generasi muda Indonesia didakwa di depan Landraad Bandung. Soekarno dan ketiga kawannya yakni Maskoen, Soepriadinata dan Gatot Mangkoepradja dituduh oleh pemerintah Hindia-Belanda telah memimpin partai politik yakni PNI untuk tujuan merobohkan dengan kekerasan Pemerintahan Hindia-Belanda yang berkuasa waktu itu. Namun tuduhan itu sengaja dicari-cari oleh Pemerintah Hindia-Belanda dan oleh Landraad Belanda di Bandung pada tanggal 22 Desember 1930, Ir. Soekarno dan ketiga kawannya dijatuhi hukuman 4 tahun penjara. Maka dalam pidato pembelaannya yang terkenal “Indonesia Menggugat” Bung Karno membantah tuduhan itu dan dari pidato pembelaan tersebut menjelma menjadi dokumen politik untuk menentang kolonialisme dan imprealisme.
Walaupun di penjara dan menjadi tahanan politik oleh Pemerintah Hindia-Belanda maka pemikiran dan pengaruh Bung Karno muda tidak terpasaung dan luntur ditelan waktu. Dari dalam penjara beliau masih bisa berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Usaha demi usaha yang ia lakukan akhirnya membuahkan manis, Bung Karno dan generasi muda 45 berhasil mengantarkan bangsa dan Negara Indonesia kedepan pintu kemerdekaan dengan kedaulatan rakyat Indonesia. Usaha ini tidak lain dan tidak bukan berkat usaha kaum muda seperti Sukarni, Wikana, Subadio Sastrosatomo, Suroto Kunto dan Dipa Nusantara Aidit yang menculik Bung Karno-Hatta untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia setelah pada waktu itu Jepang menyerah pada sekutu. Momentum ini adalah sebuah kejelian dan kecerdasan kaum muda Indonesia sebab langkah mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada waktu itu diluar diluar kerangka PPKI. Terlihat bahwa mereka sangat matang dalam berfikir dan bertindak serta akhirnya bisa menyelamatkan bangsa Indonesia menjadi Negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Hingga ia ditunjuk sebagai Presiden, Bung Karno yang pada waktu itu masih tergolong muda telah berhasil membawa Indonesia lepas dari cengkaraman penjajah. Walaupun banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi namun alhamdulillah bangsa Indonesia bisa keluar dari masalah tersebut. Terbukti kolaborasi pimpinan Dwi Tunggal berhasil membawa bangsa dan Negara Indonesia menjadi Negara yang sangat disegani oleh dunia. Ketokohan pemimpin revolusi yakni Bung Karno masih berpengaruh sampai hari di Indonesia maupun di kancah dunia Internasional. Siapa Bung Karno pada waktu itu??? Beliau adalah putera terbaik bangsa yang waktu mudanya selalu belajar untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan hal itu didukung oleh kaum tua. Sehingga ia bisa memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Kita juga memiliki beberapa generasi muda yang sangat berpengaruh hingga hari ini bagi bangsa dan Negara Indonesia. Sebut saja seperti Nucholis Madjid, Akbar Tanjung dan beberapa generasi muda lainnya dari angkataan 60 serta 70-an. Sekarang seperti Anies Baswedan, Anies Matta dan Anas Urbaningrum serta sederetan tohoh muda di Indonesia.Tapi justru golongan muda Indonesia Ini tidak diberikan kesempatan oleh golongan tua untuk tampil memimpin Indonesia. Langkah mereka dihentikan dan karirnya di dunia politikpun di bunuh secara perlahan. Yang menjadi korbannya saat ini adalah Cak Anas yang sangat berpotensi untuk menjadi pemimpin nasional Indonesia.Beliau oraNg yang cerdas, pintar, energik dan ramah maka sangat pantas kalau di menjadi Ketua Partai Demokrat di usia yang sangat muda.
Cerita keberhasilan kaum muda dalam sejarah perpolitikan nasional kita selalu diganjal oleh golongan tua yang sangat rakus dan ambisius. Di Riau sendiri hanya Rusli Zainal, Gubernur yang tergolong sangat muda namun sisanya Gubernur Riau di jabat oleh golongan-golongan tua yang mempunyai kepentingan sesaat dan sesat. Sekarang gubernur Riau di jabat oleh oarang tua yang ambisi kekuasaannya meledak-ledak sehingga dengan ambisinya kaum muda Riau tersingkir secara perlahan. Gubernur dan Wakil Gubernur Riau serta Ketua DPRD dan jajaran pemerintah daerah Riau selalu di isi oleh kaum tua. Pertanyaannya dimanakah kaum muda Riau?, bahkan yang memperebutkan kursi Riau satu pun persentasinya banyak dari kalangan tua. Kalangan tua sepertinya bisa membunuh kaum muda Riau, kesempatan itu tidak pernah diberikan, kepercayaan itu tidak diberikan dan bahkan Gubernur sekarang tidak menganggap kaum muda dan mahasiswa itu ada. Hal demikian adalah pemikiran sangat keliru.
Tidak hanya demikian Gubernur Riau sebagaimana diberitakan di media mulai membangun dinasti, hal tersebut terbukti ketika beliau telah mendudukkan posisi strategis bagi anak dan keluarganya. Di Rokan Hilir anaknya menjadi Wakil Bupati menggantikan posisi Wakilnya yang sekarang diangkat sebagai Bupati karena beliau menjadi Gubernur. Walaupun anaknya tergolong muda terkesan hal itu terlalu dipaksakan dengan power of full-nya sang Gubernur. Ini sangat menjadi preseden buruk bagi kelangsungan demokrasi di Rokan Hilir. Padahal masih banyak golongan muda yang siap dan mampu untuk memangku jabatan tersebut. Tapi sayang orang Rokan Hilir sudah terbius dengan statusnya sebagai pioner yang bisa dikendalikan oleh orang-orang yang tidak proporsional dalam bersikap. Seharusnya Rokan Hilir daerah punya banyak potensi tersebut haruslah dipimpin oleh orang yang memadukan antara ilmu, agama dan moralitas. Sehingga tidak ada kesan Rokan Hilir seperti daerah mainan yang bisa jadi percontohan orang untuk belajar memimpin. Dan semua rakyat Rokan Hilir memahami hal itu.
Pantaslah bahwa politisi Inggris pernah mengatakan “power tents to corupt, but absoulut power corupt absolutly” yang memegang kekuasaan cenderung menyalahgunakan kekuasannya namun kekuasan yang pasti pasti disalah gunakan. Ungkapan ini sangat tepat untuk misi KKN yang akan dan sedang dibangun oleh golongan tua di Riau. Tidak masalah golongan muda dikemudikan namun jangan dijadikan boneka apalagi anak atau saudara kita sendiri. Sehingga kaum muda Riau yang punya harga diri dan martabat harus bangkit dan melawan segala macam bentuk penindasan yang berakibat pada mundurnya peran kaum muda. Terutama di Rokan Hilir, mahasiswa jangan mau jadi tumbal dan korban politik golongan tua Rokan Hilir. Jangan beri mereka mengendalikan kita namun justru sebaliknya kita harus ambil alih peran tersebut sebab kedudukan kita dengan mereka adalah sama. Kaum tua yang memimpin Rohil dan Riau hari ini tidak seperti apa yang diungkapkan oleh Tom Peters bahwa “pemimpin yang baik adalah pemmpin yang menciptakan banyak pemimpin bukan menciptakan pengikut”. Menurut kaca mata penulis pemimpin di Riau dan Rokan Hilir khususnya hanya menciptakan pengikut dan kaum muda hanya diperalat. Pernahkah kita di panggil untuk duduk bersama dalam menyelesaikan masalah daerah kita, pernahkan kita dihargai sebagai mahasiswa dan pernahkan eksistensi kita sebagai kaum muda diakui dan dihargai???. Hawai kaum muda Riau kalian sangat berharga untuk masa depan Riau, Riau adalah milik kita bukan milik mereka yang sebentar lagi menuju kegelapan. Bangkit kaum muda Riau, bangkit kaum muda Rohil tunjukkan jati dirimu kalian semua hebat dan luar biasa mari bergerak menumpas keserakahan kaum tua dan KKN-nya.
Gerakan Penyadaran***
Alben Tajudin, S.H.
Sumber : http://ift.tt/1oVIPxc