Menanti Aksi Putin Selanjutnya
Vladimir Putin memang korup dan arogan. Tapi dia tak bodoh. Bahkan bisa dikatakan pemimpin jenius setingkat Hitler. Tindakannya selalu tak bisa ditebak dan dia juga seorang ekonom. Meskipun tindakannya di Ukraina murni dikaitkan dengan masalah politik tapi sebenarnya ada unsur ekonomi dibalik semua itu.
Mengapa saya katakan seperti itu?
UKraina sebenarnya kapan saja bisa ditaklukkan oleh Rusia. Lihatlah kekuatan mereka di Krimea dan ribuan serdadu mereka yang ada di perbatasan Rusia dan Ukraina. Sementara bagi Ukraina, untuk memperbaiki kapal selam dan pesawat tempur mereka saja pun kepayahan. Ukraina itu tak siap untuk perang baik secara ekonomi apalagi militer. Bukankah yang membentuk mereka itu dulu Rusia? Jadi sudah pasti Rusia tahu sampai dimana kekuatan Ukraina. Walaupun banyak pengamat mengatakan bahwa tindakan Rusia itu adalah murni tindakan politik tapi bagi saya itu adalah salah satu cara Putin untuk menyelamatkan ekonomi Rusia dimasa yang akan datang.
Rusia itu 70 persen ekspornya dari sektor energi. Bahkan 50 persen sumber APBN nya berasal dari minyak dan gas. Saat Putin pertama sekali memimpin Rusia mereka pernah mengekspor energi sampai US$ 450 Trilyun. Sekarang saja sudah US$ 220 Trilyun. Sampai- sampai Rusia saat ini dinobatkan sebagai Negara pengekspor minyak terbesar dunia setelah Arab Saudi dan Amerika Serikat. Sayangnya harga minyak dunia sekarang makin turun akibat begitu ketatnya persaingan antar Negara – Negara pengekspor minyak. Untuk itu Putin akhirnya mutar otak bagaimana mengantisipasi semua ini.
Akhirnya pilihannya jatuh kepada komoditas kedua yaitu gas. Bukankah Rusia saat ini menjadi sumber utama terbesar gas dunia sehingga posisinya ini dapat mengontrol harga di pasaran Eropa maupun dunia. Itu sekarang bagaimana beberapa tahun ke depan? Dominasi Rusia di pasar gas dunia bakal di hadang oleh Negara – Negara Mediteran. Belum lagi penemuan sumur minyak Leviathan dan Tamar milik Israel dan baru – baru ini dekat Siprus bener – benar mengancam hegemoni Rusia dalam sektor gas dunia.
Untuk itu Putin melakukan semua ini dengan harapan agar dapat menjaga harga komoditas yang mengisi lumbung APBN negaranya tetap tinggi. Sehingga dengan begitu dia dapat menjaga stabilitas keuangan negaranya.
Sumber : http://ift.tt/1o9Upoe
Mengapa saya katakan seperti itu?
UKraina sebenarnya kapan saja bisa ditaklukkan oleh Rusia. Lihatlah kekuatan mereka di Krimea dan ribuan serdadu mereka yang ada di perbatasan Rusia dan Ukraina. Sementara bagi Ukraina, untuk memperbaiki kapal selam dan pesawat tempur mereka saja pun kepayahan. Ukraina itu tak siap untuk perang baik secara ekonomi apalagi militer. Bukankah yang membentuk mereka itu dulu Rusia? Jadi sudah pasti Rusia tahu sampai dimana kekuatan Ukraina. Walaupun banyak pengamat mengatakan bahwa tindakan Rusia itu adalah murni tindakan politik tapi bagi saya itu adalah salah satu cara Putin untuk menyelamatkan ekonomi Rusia dimasa yang akan datang.
Rusia itu 70 persen ekspornya dari sektor energi. Bahkan 50 persen sumber APBN nya berasal dari minyak dan gas. Saat Putin pertama sekali memimpin Rusia mereka pernah mengekspor energi sampai US$ 450 Trilyun. Sekarang saja sudah US$ 220 Trilyun. Sampai- sampai Rusia saat ini dinobatkan sebagai Negara pengekspor minyak terbesar dunia setelah Arab Saudi dan Amerika Serikat. Sayangnya harga minyak dunia sekarang makin turun akibat begitu ketatnya persaingan antar Negara – Negara pengekspor minyak. Untuk itu Putin akhirnya mutar otak bagaimana mengantisipasi semua ini.
Akhirnya pilihannya jatuh kepada komoditas kedua yaitu gas. Bukankah Rusia saat ini menjadi sumber utama terbesar gas dunia sehingga posisinya ini dapat mengontrol harga di pasaran Eropa maupun dunia. Itu sekarang bagaimana beberapa tahun ke depan? Dominasi Rusia di pasar gas dunia bakal di hadang oleh Negara – Negara Mediteran. Belum lagi penemuan sumur minyak Leviathan dan Tamar milik Israel dan baru – baru ini dekat Siprus bener – benar mengancam hegemoni Rusia dalam sektor gas dunia.
Untuk itu Putin melakukan semua ini dengan harapan agar dapat menjaga harga komoditas yang mengisi lumbung APBN negaranya tetap tinggi. Sehingga dengan begitu dia dapat menjaga stabilitas keuangan negaranya.
Sumber : http://ift.tt/1o9Upoe