Suara Warga

Menakar Bahaya ISIS dan OPM

Artikel terkait : Menakar Bahaya ISIS dan OPM

14072251411718200414 Purom Wenda (OPM/kiri) dan Abu Muhammad al-Indonesie (ISIS/kanan), keduanya mencoba menyesatkan rakyat dengan membuat seolah-olah perjuangan mereka atas nama agama!



NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) harga mati! Saya, Anda dan kita pastinya kerap mendengar slogan atau jargon itu. Namun, belum tentu kita faham benar apa makna dari slogan tersebut. Jangan-jangan itu hanyalah slogan kosong seperti kebanyakan slogan yang tidak benar-benar difahami dan diresapi.

Lalu bagaimana cara memahami dan meresapi slogan itu? Ada banyak dan wacana yang bisa saya, Anda dan kita bisa jadikan acuan. Silakan baca buku, artikel, internet, dan lainnya. Baca kembali sejarah terbentuknya bangsa Indonesia dan jangan malu-malu untuk bertanya para pejuang 1945, kakek, nenek, para veteran. Mereka faham benar pentingnya NKRI dan mengapa NKRI adalah harga mati!

Sebagai salah satu pertimbangan, silakan baca artikel menarik di link ini: http://ift.tt/1y0x3SQ.

Oh ya btw, kakek saya saat masih hidup banyak bercerita peristiwa heroik merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda. Di akhir ceritanya, dengan mata berkaca-kaca ia selalu menekankan jangan sampai lagi kita dijajah lagi! Jangan sampai NKRI terpecah! Kesaksian kakek cukup bagi saya untuk menyepakati slogan “NKRI harga mati!”

ISIS dan OPM

Dalam konteks NKRI harga mati-lah saya menakar eksistensi ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dan OPM (Organisasi Papua Merdeka). Bahwa keduanya mengancam keutuhan NKRI. Maka dengan tegas, kita harus menolak eksistensi mereka! Apapun bentuk yang mengancam keutuhan NKRI adalah musuh bersama yang harus “diperangi.”

Seperti kita ketahui, belakangan muncul fenomena dukungan WNI terhadap gerakan ISIS yang mengusung terbentuknya negara Islam (Islamic State). Negara sontak menanggapi serius. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan sigap langsung mengadakan ratas (rapat terbatas).

Keputusannya seperti diungkapkan Menkopolhukumkam Djoko Suyanto, pemerintah telah dan akan melakukan sejumlah langkah untuk meredam aktivitas ISIS yang kini telah bertransformasi menjadi Negara Islam (IS).

Silakan baca selengkapnya di sini: http://ift.tt/1y0x3SR

Setali tiga uang dengan ISIS, OPM yang belakangan semakin “berulah” dan terakhir memakan korban di Kabupaten Lanny Jaya, harus “ditumpas” baik melalai langkah-langkah represif maupun maupun preventif. OPM mengancam keutuhan NKRI. Aktivitas mereka tak boleh ditolerir dan negara harus tegas setegas-tegasnya.

Bukan masalah agama!

Mengapa saya harus menyebut ISIS dan OPM? Alasan pertama adalah keduanya merupakan masalah yang muncul baru-baru ini dan sedang menjadi perhatian rakyat Indonesia. Alasan kedua adalah bahwa keduanya sama-sama mempunyai ide membentuk negara baru yang berarti mengancam keutuhan NKRI.

Alasan terakhir dan yang paling penting adalah kita harus benar-benar menakar masalah ISIS dan OPM sebagai bentuk ancaman terhadap NKRI. Kita tidak boleh terprovokasi dengan argumen bahwa ada masalah SARA, terutama agama, di dalamnya.

Upaya pengarahan persepsi seolah ISIS dan OPM berjuang atas nama agama sudah dilakukan. Anda tentu sudah mahfum tentang keberadaan ajakan untuk bergabung dengan ISIS. Dalam pernyataan sosok Abu Muhammad al-Indonesie di Youtube, seolah-olah ISIS berjuang atas nama agama dan Tuhan. Selain itu, ia juga mempersepsikan pemerintah Indonesia sebagai thogut (pemimpin lalim).

Upaya provokasi tak jauh berbeda juga dilakukan oleh OPM. Silakan Anda baca link ini: http://ift.tt/1o9UsjI

Seolah oknum OPM bernama Purom Wenda menyebarkan berita bohong bahwa TNI/Polri telah melakukan pembakaran gereja beserta rumah penduduk di Lanny Jaya. Provokasi yang menyesatkan itu juga dirilis di berbagai situs yang mendukung aktivitas separatis OPM seperti di: http://ift.tt/1y0x4WX.

Padahal yang terjadi adalah TNI/Polri mengejar pelaku penembakan dua polisi yaitu Enden Wanimbo Cs yang merupakan anak buah Purom Wenda. Monggo dowoco: http://ift.tt/1o9UsjL

Intinya, baik ISIS maupun OPM mengancam keutuhan NKRI dan keduanya mencoba menyesatkan rakyat Indonesia seolah-olah mereka berjuang atas nama agama. Padahal tentu saja tidak, mereka punya agenda politik dan mungkin juga diback-up oleh kekuatan asing yang punya kepentingan kembali “menjajah” kita, Bangsa Indonesia!

Saya sih tidak mau dijajah siapapun! Oleh karena itu, saya mencoba bijaksana dalam menakar hasutan-hasutan yang menyesatkan, apalagi di era sekarang dimana media begitu bebas, termasuk juga serbuan sosial media. Hati-hati dengan berita yang sesat dan menyesatkan!




Sumber : http://ift.tt/1y0x5dc

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz