Suara Warga

ISIS

Artikel terkait : ISIS

Apa dan mengapa sesungguhnya wacana-wacana tentang ISIS itu menjadi berita yg sangat massif dan ramai dibicarakan dimana mana termasuk di Indonesia dari beberapa pihak ditengah-tengah issue konflik Israel-Palestina, sehingga tidak sedikit juga kalangan Indonesia yg ikut terpancing oleh provokasi rekrutmen “Jihadis” asal Indonesia oleh ISIS dibawah pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu?

Pertama, mungkin saya ingin tegaskan sekali lagi, bahwa saat ini operasi intelijen Mossad dengan segala propagandanya telah memiliki target utama menghabisi seluruh sendi-sendi perlawanan bangsa Palestina hingga ke akar-akarnya. Ini karena tidak ada issue yg dapat menandingi kekejaman Israel di Gaza selain issue kekerasan serupa yg dapat memberikan kesan sangat jahat, yakni terrorisme. Dipastikan setelah Al Qaeda di cap sebagai Terroris maka ISIS akan mengambil posisi yg tepat yg akan dilukiskan kembali oleh sejarah sebagai kelompok terroris.

Kedua, jika memang klaim-klaim ISIS benar adanya berasal dari elit pimpinan ISIS itu sendiri khususnya al-Baghdadi, maka kita perlu melihat adanya beberapa keanggalan atas klaim tersebut. Misalnya mengapa ISIS lebih menganjurkan untuk memerangi musuh yg dekat daripada memerangi Israel, serta beranggapan bahwa memberi bantuan kepada HAMAS untuk memerangi Israel adalah tidak relevan, melainkan memerangi pemimpin Muslim maupun umat Islam yg tidak menjalankan syariat sebagai hal yg lebih penting ( http://ift.tt/15qv7W0pulse/originals/2014/07/islamic-state-fighting-hamas-priority-before-israel.html ). Faktor inilah yg saya kira diambil sebagai salah satu dasar kajian ancaman bahwa ISIS akan membahayakan Indonesia oleh sejumlah elit politik di negeri kita ini.

Terkait dgn issue-issue tersebut, informasi mengenai sebagai berikut :

Pembentukan ISIS oleh Mossad, CIA, dan MI6

( http://ift.tt/GWBny1berita/internasional/timur-tengah/14/08/01/n9m0h7-snowden-isis-bentukan-israel-as-dan-inggris )

Berita al-Baghdadi trained by Israeli ( http://ift.tt/Lyia7cisis-leader-abu-bakr-al-baghdadi-trained-by-israeli-mossad-nsa-documents-reveal/5391593 ), serta

Pandangan dan keyakinan Iran bahwa ISIS adalah bentukan AS

( http://ift.tt/1sn5kuPisis-is-an-american-plot-says-iran/ )

Ada baiknya berita-berita diatas tidak diabaikan. Mari kita coba telaah baik-baik.

Kalau seandainya memang benar bahwa ISIS merupakan bentukan Israel, AS, dan Inggris adalah benar sebagaimana dukungan AS dan negara2 Arab terhadap Mujahidin Afghanistan ketika memerangi Uni Soviet, maka jelas hal ini akan menguntungkan Israel, AS, dan Inggris karena dengan demikian akan mudah mengeliminasi ISIS di masa mendatang bahkan teori sarang lebah untuk menjaring kelompok radikal seluruh dunia juga dapat diterapkan (menghidupkan program counterterrorism internasional dan mendorong negara-negara di dunia untuk mendukung pemikiran AS dalam melakukan counter terhadap kelompok yg mereka sebut sebagai teroris).

Selain itu, hal ini merupakan false flag operation besar besaran yg lebih sempurna dibandingkan dengan operasi klandestin mendukung Mujahidin Afghanistan melawan Uni Soviet. Manfaat terbesar dari keberadaan ISIS adalah untuk mengkonter menguatnya pengaruh Iran di kawasan, serta khususnya pengaruh Iran terhadap komunitas Syiah di Irak yg saat ini mendominasi Pemerintahan di Irak, Suriah, Lebanon dan Palestina. Karena AS dan sekutunya tidak dapat berbuat banyak di Suriah yg mendapatkan dukungan dari Rusia, China dan Iran, maka ISIS dapat menjadi proxy dalam kontrol wilayah yg membuat penguasaan wilayah Suriah oleh Rezim Assad menjadi mengecil.

Berikutnya, kalau memang benar informasi mengenai ISIS bentukan Israel, AS, dan Inggris adalah HOAX, maka hal ini akan tetap menguntungkan pihak-pihak yg tidak menghendaki adanya Daulah Islamiyah seperti Israel, AS, dan Inggris. Namun akan muncul kejanggalan baru yaitu mengenai dari mana ISIS dapat membangun kapabilitas militernya serta mengapa apabila bahaya ISIS sedemikian besarnya belum tampak suatu upaya serius AS dan sekutunya untuk mencegahnya menjadi semakin besar? Hal ini tentu dapat terjawab dengan dugaan kuat adanya dukungan keuangan dari negara-negara teluk khususnya Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.

Selain itu, keberhasilan ISIS melakukan penguasaan ladang minyak di Suriah sebelah utara juga menjadi sumber keuangan dengan menjualnya melintasi perbatasan Turki. Penguasaan kota Mosul oleh ISIS antara lain juga membuat ISIS memperoleh banyak uang dari bank sentral di kota Mosul yg konon jumlahnya cukup besar yakni sekitar 429 juta dollar. Lalu darimana ISIS memperoleh senjata? Selain senjata rampasan dari hasil penaklukan wilayah, ISIS juga berhasil memperoleh senjata-senjata buatan AS yg juga merupakan rampasan dari pasukan Irak yg dikalahkan. Selain itu, dengan kondisi keuangan ISIS saat ini maka ISIS mampu membeli persenjataan dari pasar gelap senjata internasional. Kembali kepada isu hoax, maka hal ini akan memperkuat jaringan internasional counterterrorism yg cenderung sejalan dengan langkah-langkah yg ditempuh AS.

Selanjutnya, apa yg terjadi dalam fenomena ISIS adalah suatu operasi manipulasi psikologi kepada dunia Islam yg bertujuan membuat dunia Islam semakin terbelakang karena konflik yg berkepanjangan sehingga akhirnya menjadi pecundang karena tidak punya waktu dalam kondisi damai membangun kekuatan politik, ekonomi, dan militer. Perhatikan seluruh dinamika yg saat ini semakin memanas di Libya dan Tunisia, Palestina, Afghanistan dan Pakistan, Lebanon, Yaman, Mesir, dan beberapa negara Afrika, bukankah seluruhnya telah diwarnai oleh nuansa radikalisme agama yg dipicu oleh operasi manipulasi psikologi yg canggih.

Sayangnya umat Islam tidak atau belum melihatnya secara jernih karena darah telah tumpah dan emosi telah tergerus, termakan oleh sakitnya, pedihnya konflik bersenjata dan peperangan. Hal inilah yg saya pikir telah memudahkan terjadinya manipulasi psikologi yg bertujuan melemahkan dunia Islam.

Manipulasi psikologis ini kawan’s adalah merupakan teknik propaganda yg sangat jahat karena meracuni pikiran kita, hati kita, dan bahkan jiwa kita apabila kita tidak memiliki obatnya. Sungguh setiap penyakit akan ada obatnya, demikian pula menghadapi operasi manipulasi psikologis ini. Bagi saudara-saudaraku yg Muslim banyak banyaklah membaca al-Quran dan renungkanlah ayat-ayat tentang tipu daya syaitan dan orang-orang yg memusuhi Islam serta bangunlah persaudaraan Indonesia, sementara bagi saudara-saudaraku yg nasionalis sejati, mari kita perkuat lagi pembangunan karakter bangsa Indonesia yg demokratis, religious, toleran, saling menghormati, berkeadilan dan berkerakyatan, dan bagi saudara-saudaraku yg non-Muslim kembali jugalah kepada kitab masing-masing dan renungkanlah kebangsaan Indonesia yg jujur dan dukunglah pembangunan bangsa Indonesia yg bermartabat. Hal ini hanyalah introspeksi internal masing-masing dalam rangka menjernihkan akal pikiran kita dari jutaan informasi yg bercampur dalam pemberitaan internasional.

Salam, dari ruang renung yg dalam.





Sumber : http://ift.tt/1p5lLMj

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz