Suara Warga

Penjaga Nilai

Artikel terkait : Penjaga Nilai

Bukan tentang Politik, juga bukan tentang Kekuasaan, apalagi Keberpihakan. Ini adalah tentang kerja mereka, bagaimana mereka menjalankan tugasnya, bukan hanya sekedar menangkap tetapi yang lebih terpenting adalah bagaimana caranya untuk mencegah. Pencegahan bisa dilakukan dengan membangun sistem, yang memungkinkan adanya pengendalian dan deteksi dini atas setiap kecurangan. Namun apa daya, sebaik apapun sistem di bangun dan dikembangkan, tidak akan mampu untuk menanggulangi permufakatan jahat dari niat-niat para pelakunya. Adalah tidak mungkin dengan segala keterbatasan, mereka dapat menangkapi kejahatan yang dilakukan secara terstruktur, sistemik dan massif. Pameo mereka yang tertangkap adalah mereka yang sedang sial saja menjadi benar adanya.

Menyadari bahwa mencegah lebih baik dari menangkap, mereka berupaya membangun suatu budaya, dengan nilai yang ditanamkan adalah korupsi itu tidak baik, korupsi itu jahat. Korupsi telah menghancurkan seluruh sendi kehidupan negara baik politik, ekonomi, budaya dan sosial. Politik transaksional, menjatah jabatan hingga jatah menjatah proyek merupakan hal lazim dalam politik. Orang yang korupsi akan memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar dengan cara dan cepat. Budaya pungli, uang terima kasih hingga keyakinan uang mengatur negara. Secara sosial orang yang korup cenderung memiliki status sosial yang tinggi, Yang Terhormat.

Etik hanya berbicara masalah nilai dan moral dan tidak berbicara tentang hukum. Bagaimana moral seseorang, berkaitan dengan korupsi, jika namanya tersebut dalam berbagai macam jenis kasus korupsi? Apakah memang orang itu berada di tempat dan waktu yang salah dalam berbagai kasus? Ini bukan masalah pembuktian hukum, tetapi masalah kepatutan, dari orang yang dalam pergaulannya dekat korupsi. Apalagi dipercaya untuk memimpin suatu lembaga tinggi Negara dan menjadi wakil dalam forum internasional.

Kerja keras dalam rangka membangun nilai-nilai budaya anti korupsi yang telah demikian luas dengan berbagai media dalam jangka waktu yang lama dan menghabiskan biaya dalam jumlah besar, hancur sudah ketika ada elite negeri Mr. Barbie menganugerahinya dengan sebutan “Ketua Dewan Yang Terhormat”. Bagaimana tanggung jawab mereka sebagai penjaga nilai-nilai anti korupsi bila mereka diam saja tanpa memberikan pernyataan terhadap perilaku atau praktik yang tidak sesuai dengan budaya anti korupsi.

Penetapan Ketua Dewan juga dapat diartikan sebagai suatu pesan dari Mr. Barbie, yang suka memeluk boneka, apa yang dilakukan mereka adalah salah dan perlu “perbaikan-perbaikan” ataupun “justifikasi”. Mulai dari kewenangan yang tidak terbatas, terlalu mencari popularitas, tumpul ke atas dan tajam ke bawah hingga mencampuri urusan politik. Itulah yang akan dilakukan Mr. Barbie mulai dari melucuti dan bila perlu memberantas mereka yang telah mengkampanyekan budaya anti korupsi.

Sungguh permainan politik yang cantik, penempatan Ketua Dewan yang bermasalah sesungguhnya hanyalah boneka yang ideal untuk dikendalikan. Mr. Barbie paham betul Ketua Dewan yang ditempatkan, pasti akan memperoleh berbagai penolakan dari masyarakat dan itulah sanderanya untuk menjaga loyalitas sang Ketua Dewan. Sebelumnya Mr. Barbie menunjuk orang lain sebagai Ketua Dewan, namun orang tersebut sulit untuk dikendalikan.

Dengan segala kekuatannya baik kekuasaan maupun pendanaan, Mr. Barbie-lah yang mengendalikan Koalisi, lainnya hanya mangut-mangut dan mengiyakan, tak kuasa untuk menolak, sepertinya partai lain telah ia beli dan tentu saja karena ia-lah seorang The King Maker. Sukses dengan strategi penyanderaan di peperangan sebelumnya, maka hal yang sama coba dilakukan untuk kali ini. Tak penting baginya jabatan dan berapa banyak biaya yang dihabiskan, sepanjang kepentingan ekonomi-nya terjaga dan tentu saja berkembang terus karena ia yakin uang mengatur negara, siapa yang memiliki uang paling besar maka ia akan dapat mengatur negara ini.

Tentunya, para Penjaga Nilai telah mengetahui hal ini dan tidak akan berpangku tangan membiarkan permufakatan jahat menghancurkan negeri ini. Semoga dalam sisa umur pengabdiannya, mereka dapat membuktikan secara hukum dan menjadikan nilai-nilai itu tetap terjaga kemurniannya sehingga negeri ini dapat lebih sejuk dari hingar bingarnya kepentingan dan melangkah maju tidak berkutat dengan masalah yang itu-itu saja, semoga…




Sumber : http://ift.tt/1vxo4rV

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz