Suara Warga

NKRI di Bawah Lokomotif Baru

Artikel terkait : NKRI di Bawah Lokomotif Baru

Pada bulan Oktober tahun 2014 ini warga Indonesia memiliki presiden baru untuk lima tahun mendatang. Jika diibaratkan rangkaian kereta api, pemimpin tertinggi negeri ini, yakni presiden, bertindak sebagai masinis untuk mengendalikan lokomotif. Berada paling depan untuk menghela seluruh gerbong menuju titik tujuan tertentu. Agar selamat, maka sang gerbong diwajibkan meniti rel yang telah ditetapkan. Tidak boleh menyimpang. Keluar sedikit dari rel, maka seluruh rangkaian gerbong akan celaka.

Rel itu bernama Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen. Rambu-rambunya bernama Ketuhanan Yang Maha Esa. Mayoritas penumpangnya beragama Islam. Sebagai masinis, maka presiden wajib mematuhi peraturan lalu lintas. Melayani para penumpang dengan baik. Tak bisa memuaskan semuanya, cukup memenuhi dan mendahulukan kepentingan mayoritas penumpang.

Kepentingan mayoritas mencakup kepentingan keseluruhan warga. Ketersediaan pangan, sandang juga papan adalah kepentingan bersama yang tidak bisa dikelompokan berdasarkan status sosial atau kelompok politik. Selain itu, harus berhati-hati dan waspada sebab masih banyak perlintasan kereta yang tidak memiliki palang pintu.

Tuan Presiden Jokowi Yang Terhormat! Anda disumpah dengan nama Allah. Janji anda akan dipertanggungjawabkan bukan hanya di depan rakyat tetapi nanti dihadapan Allah Yang Maha Pencipa. Oleh sebab itu mari bersama-sama melaksanakan amanah dari rakyat dengan bekerja untuk bangsa dan negara.

Tuan Presiden … Warga dan para penghuni rakyat Indonesia telah mempercayakan kepemimpinan sebagai mandat tertinggi kepada Tuan. Oleh sebabnya bawalah kami kepada kesejahteraan, ketenangan dan ketentraman.

Demikian tulisan berupa saran perkenalan dari saya dengan judul Negara Kesatuan Republik Indonesia di Bawah Lokomotif Baru yaitu presiden terpilih periode 2014-2019 untuk selanjutnya sampai kepada tangan Presiden Jokowi yang saya banggakan.

Hormat saya,

Asep Iwan

http://ift.tt/1qus5Kv




Sumber : http://ift.tt/1qus618

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz