Suara Warga

SYARIEF HASAN MENAMPIK JASA SBY

Artikel terkait : SYARIEF HASAN MENAMPIK JASA SBY

Drama konflik internal partai Demokrat seakan tak ada hentinya, citra partai pun turut mendapat imbas dari konflik tersebut hingga berujung turunnya perolehan suara di pemilu 2014. Adu kepentingan kian nampak dipermukaan. Kini giliran Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan melontarkan pernyataan menanggapi pengakuan Anas Urbaningrum di persidangan. Anas mengatakan di persidangan, bahwa dirinya mendapat uang untuk membeli Toyota Harrier dari pemberian Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas jasa dan kerja kerasnya dalam mensukseskan Partai Demokrat hingga SBY terpilih menjadi Presiden. Jasa Anas itu diapresiasikan oleh SBY dan memberikannya uang Rp. 250 juta yang belakangan dijadikan DP untuk pembelian Harrier. Di Kompleks Istana Negara Jakarta, jumat petang (5/9) Syarif mengatakan “Yang jelas enggak mungkin, Presiden dapat duit dari mana Rp 250 juta? Gajinya saja hanya Rp 50 juta sekian, Rp 250 juta kan gede, saya bilang enggak mungkin, ya enggak mungkin”.

Pernyataan Syarief Hasan bak bola panas yang di lontarkan ke Anas melalui media. Syarief Hasan berpikir bahwa itu sebuah serangan untuk menyangkal apa yang dikatakan Anas dalam persidangan. Perlu saya refresh ingatan kita kebelakang tentang kiprah SBY baik di bidang militer atau pun politik.

SBY mengawali langkahnya di dunia politik tahun 2000 melalui cara pengajuan pensiun dini dari militer. Kemudian SBY diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada masa pemerintahan Presiden RI KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur), Kemudian Gus Dur memindahkan jabatan SBY yang awalnya Mentamben menjadi Menkopolsoskam. Pada masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarno Putri tahun 2001, SBY dilantik menjadi Menko Polkam di kabinet Gotong Royong. Hingga SBY pada 20 Oktober 2004 dilantik menjadi Presiden RI ke 6 melalui pemilihan langsung Presiden.

Ini rekam jejak karir SBY di dunia militer dan politik:


  • Dan Topan Yonif Linud 330 Kostrad (1974 - 1976)

  • Dan Topan Yonif 305 Kostrad (1976 - 1977)

  • Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)

  • Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977 - 1978)

  • Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979 - 1981)

  • Paban Muda Sops SUAD (1981 - 1982)

  • Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983 - 1985)

  • Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986 - 1988)

  • Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)

  • Dosen Seskoad (1989 - 1992)

  • Korspri Pangab (1993)

  • Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993 - 1994)

  • Asops Kodam Jaya (1994 - 1995)

  • Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)

  • Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia - Herzegovina (sejak awal November 1995)

  • Kasdam Jaya (1996 - hanya lima bulan)

  • Pangdam II/Sriwijaya (1996 - 1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda

  • Asospol Kassospol ABRI/wakil Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Umum MPR 1998)

  • Kassospol ABRI/Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)

  • Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI) (1998 - 1999)

  • Menteri Pertambangan dan Energi (sejak Oktober 1999)

  • Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)

  • Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri), mengundurkan diri 11 Maret 2004

  • Presiden Republik Indonesia (2004 - 2009)

  • Presiden Republik Indonesia (2009 - 2014)


(Sumber: http://ift.tt/1nsiA24)

Selama karirnya, baik di dunia Militer atau di dunia politik, tak dapat dipungkiri pundi-pundi kekayaan SBY pun meningkat, sejak dia menjabat di pemerintahan Gus Dur hingga Megawati, belum lagi jabatan strategisnya di dunia Militer, itu rasional. SBY berkarir di militer dan politik dari tahun 1974 hingga sekarang, sudah 10 tahun lamanya SBY berkarir, hanya Rp 250 juta, dia tak punya. Logis kah? Melalui pernyataannya, Syarief Hasan justru MENAMPIK kiprah sosok SBY dibidang Militer dan Politik. Sama saja mengatakan bahwa SBY baru berkecimpung di dunia militer dan politik belum lama dan belum memiliki jasa dan karir apa pun, hingga bisa dibilang miskin.

Syarief Hasan hanyalah aktor yang berperan melindungi majikannya, namun sayang pernyataannya laksana busur panah yang meluncur tak tepat sasaran hingga berbalik arah membidik majikannya sendiri. Bingung, bimbang dan kepanikan pun dia rasakan, pernyataan kadung terlontar dari mulutnya, busur panah pun sudah meluncur dan menancap tepat di jantung SBY. Tak sanggup dia gagalkan dan mencegahnya, hanya menunggu kepastian semprotan dari keluarga Cikeas. Rasakan saja pak…! Wassalam.






Sumber : http://ift.tt/1rw2yjS

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz