Suara Warga

Koalisi Merah Putih di Ujung Tanduk

Artikel terkait : Koalisi Merah Putih di Ujung Tanduk

Koalisi Merah Putih selama ini dianggap merepresentasikan sebuah kekuatan politik yang berbasis mesin-mesin parpol. Mereka terlihat sangat kuat dan menguasai Parlemen saat ini. UU MD3 sudah di-sah-kan oleh Koalisi ini, begitu juga dengan Susunan anggota panitya pembentukan Parlemen mendatang juga telah dikuasai Koalisi ini.

Koalisi Merah putih awalnya digawangi Gerindra yang dimotori Prabowo Subianto dengan ujung tombak nyablak Fadli Zon. Dibelakang Gerindra ada fans setia Prabowo yaitu Suryadharma Ali yang membawa gerbong PPP. Kemudian ada PKS dengan bekal militansi kader-kader partai yang katanya Dakwah dengan vokalis-vokalis seperti Hidayat Nur Wahid, Fahri Hamzah dan Taufik Rido. Lalu ada PAN dengan backing vocal Amien Rais dengan lead Vocal Drajat Wibowo dan terakhir ada Golkar dengan pola arsitektur Bakrie Grup dengan vokalis-vokalis handal seperti Tantowi Yahya, Nurul Arifin dan Idrus Marham.

Melihat kekuatan para vokalis-vokalis tersebut, Koalisi ini memang berhasil merajai dunia persilatan ups salah, merajai langit politik Indonesia saat ini. Fadli Zon, Tantowi, Hidayat, Fahri, Drajat, Idrus Marham dan kawan-kawannya selalu dan selalu berusaha untuk menekan Koalisi Mungil dari Presiden Terpilih Jokowi-JK. Statement-statement para vokalis terasa tajam menusuk jantung Koalisi Kecil Mungil.

Apa boleh buat karena Koalisi Indonesia Bangkit alias Koalisi Kecil Mungil Jokowi-JK mungkin kalah dari sisi Motivasi dibanding dengan motivasi yang ada di Koalisi Merah Putih.

Kalau Koalisi Jokowi-JK mungkin terlalu sederhana motivasinya. Motivasi koalisi kecil ini hanya berniat membangun Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi. Hanya itu saja.

Sedangkan untuk Koalisi Merah Putih, begitu banyak motivasi-motivasi yang tersimpan di lubuk-lubuk hati para pemilik koalisi ini. Dan dari beberapa motivasi yang ada yang paling Nampak dominan adalah motivasi balas dendam. Aroma Balas Dendam dari koalisi ini terasa cukup tajam menusuk bulu hidung mereka yang sempat memantau aktifitas koalisi ini.

Mungkin aroma balas dendam ini berasal dari 2 hati yang berbeda. Yang pertama adalah hati seorang Prabowo Yang Tersakiti oleh KPU dan yang kedua yang lebih parah dan lebih tajam aroma balas dendamnya adalah hati dari satu partai yang katanya partai Dakwah. Siapa lagi kalau bukan PKS.

CERITA PKS DAN JOKOWI

Dendam PKS ini kepada Jokowi kita ketahui sudah melebihi dendam dari Si Buta dari Gua Hantu. Jokowi lah yang menghancurkan cita-cita mulia PKS untuk menguasai Indonesia. Selidik demi selidik, meskipun hanya berbekal para politisi seadanya dan juga merangkap para ustad seadanya, ternyata cita-cita PKS itu setinggi langit. Mereka terinspirasi oleh Mursi di Mesir yang sempat beberapa bulan menjadi Presiden dan juga terinspirasi oleh Erdogan yang saat ini masih memimpin Turki.

Mereka, PKS ini ingin menguasai Indonesia seperti halnya partai milik Mursi dan partai milik Erdogan. Mereka mulai mentarget 3 besar dalam pemilu, berikut juga mentarget kepala-kepala daerah strategis seperti Sumatra Utara, Jawa Barat dan Propinsi DKI Jakarta.

Target tertinggi dan yang paling diidam-idamkan adalah menguasai Jakarta. Menguasai Jakarta adalah Langkah Besar untuk menguasai propinsi-propinsi lain. Memang mereka sempat menang di Pileg tahun 2004 karena waktu itu mereka rajin sekali melakukan pencitraan-pencitraan. Rakyat Jakarta dan di berbagai daerah terpukau dengan pencitraan PKS yang sering membantu masyarakat korban bencana alam. Begitu juga mereka membantu para pengangguran dengan pelatihan-pelatihan kerja.

Masyarakat Jakarta tertipu dengan pencitraan mereka, tertipu dengan ayat-ayat yang sering digadang-gadangkan PKS sehingga PKS bisa menang besar di Pileg 2004. Sayangnya setelah itu mereka gagal maning-gagal maning menguasai Pilkada Propinsi DKI. Tahun 2007 mereka menurunkan calon dari mantan Wakapolri untuk menguasai Jakarta tapi gagal. Lalu dengan ambisinya tahun 2012, bahkan mereka sudah menurunkan Calon terkuat mereka yaitu mantan Presiden PKS sekaligus mantan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid untuk merebut Jakarta tetapi tidak berhasil juga.

Dan cita-cita itu dihancurkan oleh seorang anak tukang mebel dari Solo. Yah hanya seorang politisi daerah yang merupakan anak tukang mebel yang menghancurkan cita-cita besar PKS, sehingga dendam angkara murka melanda kader-kader partai yang katanya Dakwah ini.

Kemudian kita semua menjadi saksi betapa kejamnya mereka selalu dan selalu meniupkan fitnah-fitnah dan hasutan-hasutan untuk membunuh karakter dari Jokowi. Itu terjadi sejak Pilgub DKI 2012 terus menerus hingga musim Kampanya Pileg 2014 hingga sepanjangan perjalanan Pilpres 2014 ini.

Hasutan dan Fitnah yang Terstruktur, Sistimatis dan Masif ini dilakukan terus menerus sepanjang 2012 hingga 2014 ternyata tidak juga berhasil. Bahkan nama Jokowi semakin menjulang dan berhasil menjadi Presiden Terpilih 2014.

Tidak hanya Jokowi saja yang menjadi sasaran Hasutan dan Fitnah mereka. Ketua KPU, anggota KPU, Ketua MK hingga Mahfud MD juga menjadi sasaran Fitnah mereka. Tapi semuanya itu gagal maning-gagal maning.

Dan faktanya memang dendam membara semakin menjadi-jadi dari kader-kader partai yang katanya partai Dakwah ini. Ancaman demi ancaman di tebar kesana kemari untuk menggagalkan pelantikan Jokowi menjadi Presiden RI ke 7. Mulai dari wacana menggulirkan Pansus Pilpres Curang, hingga rencana memboikot acara pelantikan Presiden Terpilih oleh MPR nantinya.

Disisi lain di kubu PKS kemarin sempat terjadi kegembiraan yang luar biasa ketika mendengar kabar bahwa Jokowi akan terpaksa menaikan harga BBM setelah dilantik menjadi Presiden nanti. Kabar itu membuat semua kader-kadernya yang sebelumnya tidak bergairah lagi bercuap-cuap di media social langsung berubah kondisinya. Mereka dengan cyber army nya langsung menyerbu medsos-medsos dan mulai meniup-niupkan opini-opini negative untuk Jokowi. Di benak mereka langsung tergambar Jokowi akan didemo besar-besaran oleh masyarakat dan mereka akan dianggap sebagai pahlawan karena merekalah yang terdepan dalam melakukan demo anti kenaikan BBM. Itulah yang membuat mereka menjadi cemungud eaaa.

PANSUS PILPRES SUDAH DIREKOMENDASIKAN

Dan selanjutnya kabar kemarin sore dari gedung DPR, Komisi II DPR telah merekomendasikan dibentuknya Pansus Pilpres 2014. Ketua Komisi II Agun Gunajar dari Golkar yang didukung oleh PKS dan sejumlah politisi Golkar berhasil meloby mayoritas anggota komisi II sehingga sepakat menghasilkan Rekomendasi untuk membentuk Pansus Pilpres 2014.

Inilah juga menjadi salah satu bukti bahwa Koalisi Merah Putih ini memang digerakkan oleh motivasi Balas Dendam akibat dikalahkan oleh Koalisi Kecil Mungil Jokowi.

Pansus Pilpres ini jelas-jelas diprakarsai oleh PKS, Gerindra dan sejumlah Politisi Golkar. Untuk PKS tidak usah dibahas lagi karena mereka memang begonoh. Lalu untuk Gerindra kita tahu bahwa Prabowo Sudah merasa Tersakiti sehingga mungkin dianggap cukup manusiawi kalau berusaha membalas untuk menyakiti. Apalagi ada ujung tombak nyablaknya sang pujangga yaitu Fadli Zon.

Dan bagaimana dengan Golkar? Wah rupanya untuk Golkar ini sedikit berbeda dengan PKS dan Gerindra. Motivasi yang nyata-nyata terlihat adalah Gerakan Melindungi Status Quo Partai. ARB dan pengikut-pengikut setianya (loyalisnya) seperti Idrus Marham, Tantowi Yahya dan Nurul Arifin sengaja mempererat koalisinya dengan Gerindra. ARB dan Loyalisnya berlindung di balik punggung Koalisi Merah Putih untuk mengamankan posisi ARB dan Loyalisnya dari gerusan dan hantaman pihak internal partai yang sudah muak dengan kegagalan demi kegagalan ARB dalam memimpin Golkar.

Oleh Golkar, Koalisi Merah Putih ini dianggap bisa membantu mempertahankan Status Quo dari ARB. Sehingga Agun Gunanjar sebagai Ketua Komisi II harus segera mengetok palu atas Rekomendasi dibentuknya Pansus.

Oh ya, sama dengan Golkar, bahwa Suryadharma Ali pun juga berlindung di punggung Koalisi Merah Putih dari sergapan-sergapan internal partai PPP yang sudah gatal melengserkan Suryadharma Ali yang sudah dianggap berkali-kali mencemarkan nama baik PPP.

Dan satu lagi tentang PAN, dimana partai ini memang sebenarnya sangat dikendalikan oleh seorang Mbah Kakung dari Gunung. Kita masih ingat Sutrisno Bachir mantan Ketua Umum PAN yang dilucuti jabatannya tanpa alasan oleh si Mbah Kakung dan setelah itu Hatta Rajasa pun yang menjadi Ketua Umum PAN hanya manggut-manggut kalau komando sudah dikumandangkan oleh Mbah Kakung dengan vokalis Drajat Wibowo. Semua juga tahu yang namanya Mbah Kakung alias Opung adalah Amien Rais yang bertahta di gunung kidul Jogjakarta.

Mbah Kakung alias Amien Rais memang punya ganjelan hati sebanyak 2 kali ke Jokowi. Inilah yang membuat PAN lengket kayak Prangko dengan Gerindra. Tentunya kita semua masih ingat dengan ide Mbah Kakung yang menyebut Koalisi Indonesia Raya. Hehehe

Yang jelas Pansus Pilpres ini hanya Gertak Sambal doang. Bagaimana mau dilakukan oleh DPR yang ada sedangkan umur jabatan mereka tinggal 1 bulan lagi. Belum tugas-tugas lain yang sangat penting yang harus diselesaikan mereka. Tetapi bila mereka ngotot mencoba menjalankan Pansus ini maka semakin terpuruk sudah nama Koalisi Merah Putih ini. Mereka akan berkelahi dengan waktu dan berkelahi dengan rakyat.

SBY MEMINTA KOALISI MERAH PUTIH UNTUK MEMIKIRKAN RAKYAT

Kabar di media malam tadi mengabarkan bahwa SBY memanggil seluruh anggota Koalisi Merah Putih untuk berkumpul di Cikeas pagi ini. Tentu saja ini kabar yang penuh tanda Tanya. Untuk apa kira-kira SBY memanggil Koalisi ini?

Sepertinya ane yakin seyakin-yakinnya bahwa SBY ingin meminta Koalisi Merah Putih untuk melupakan dendam mereka terhadap Jokowi maupun membatalkan pembentukan Pansus Pilpres di DPR. SBY sendiri sedang melakukan rekonsiliasi dengan Jokowi agar Transisi Pemerintahan berjalan baik kok di sisi lain ada pihak-pihak yang ingin menggoyang-goyang situasi politik tanah air? Mungkin itulah alasan dari SBY memanggil Koalisi Merah Putih ke Cikeas.

Terkait dengan kabar tersebut, ada kabar juga bahwa ARB dan Prabowo tidak akan menghadiri pertemua dengan SBY di Cikeas. Untuk apa nurut dengan SBY yang tinggal 2 bulan lagi jadi Presiden? Mungkin seperti itu dalam hati Prabowo dan ARB. Mungkin mereka juga akan tetap ngotot menggulirkan pembentukan Pansus Pilpres di DPR setelah MK dan PTUN menolak gugatan mereka.

Disisi lain kabar-kabar dari Koalisi Kecil Jokowi-JK juga ada beberapa yang santer terdengar. Antara lain semakin kuatnya kesempatan Lukman Hakim dari PPP untuk meneruskan Jabatan Menteri Agama yang sekarang sedang dijabatnya untuk dilanjutkan pada kabinet Jokowi-JK. Hal ini akan membuat PPP berpeluang diatas 50% untuk menyebrang ke Koalisi Jokowi-JK.

Kemudian ada kabar juga bahwa kemungkinan besar ada kader dari Partai Demokrat yang diberi kesempatan untuk ikut audisi calon menteri di cabinet Jokowi-JK. (kayak Indonesian Idol aja yaa, pake Audisi segala). Dan hal ini semakin memperkuat pernyataan Demokrat bahwa mereka akan dalam posisi netral yaitu tidak ikut koalisi Jokowi-JK dan tidak ikut Koalisi Merah Putih.

Dan kabar terakhir yang cukup mengejutkan lagi adalah bertemunya Jokowi dan Hatta Rajasa di rumah Kediaman Surya Paloh di Jakarta. Pertemuan ini diberitakan media merupakan pertemuan yang tidak disengaja. Ya kita percaya saja bahwa Jokowi tidak sengaja ketemu Hatta disana. Tapi apa iya, bahwa Hatta Rajasa cuman sekedar mampir ke rumah Surya Paloh dan ngopi-ngopi saja?

Akhirnya kesimpulannya tergantung kepada anda-anda sajalah. Kira-kira nasib Koalisi Merah Putih ini akan seperti apa.

Salam Blogger




Sumber : http://ift.tt/1nnBlim

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz