(23) Republikasi Budaya, Solusi Kedua Menuju 2045 (Bagian 9)
PETUAH
Membicarakan agama selalu terikuti petuah kehati-hatian. Karena kehidupan seseorang beragama tidak bisa melepaskan diri dari kebenaran yang dipercayai dan eksistensi kepercayaan yang sama.
Kedasaran ini yang menuntun seseorang yang sendirian menjadi kelompok yang lebih dari seorang. Dan semua orang mengetahui, melihat, dan mengerti; bahwa melalui kelompok inilah maka sejarah dunia tertulis sedemikian.
PANCASILA
Pancasila, baik yang terlihat setiap hari sebagai dasar dan lambang Indonesia, maupun yang tersimpan dengan damai didalam Pembukaan UUD 1945; telah menyediakan jalan yang benar dan baik yaitu bersatunya semua kelompok kepercayaan dalam satu persatuan Negara yaitu Indonesia.
Ketuhanan yang Maha Esa ada diatas di langit luas, lalu seluruh rakyat Indonesia sama mengangkat ke dua tangan dan diarahkan ke langit, maka akan tampak dengan sangat jelas persatuan kebangsaan Indonesia itu dimulai dengan menyatukan persatuan Indonesia kepada Ketuhanan yang satu pula.
IMAN
Dengan persatuan kebangsaan Indonesia dengan Tuhan yang MahaEsa itu melalui tangan yang terarah keatas, maka Tuhan yang Mahakuasa lalu menyalurkan segala berkat, kesejahteraan, perlindungan, kasih, keadilan, kedamaian, dan segala kebaikanNya kepada rakyat, kebangsaan, dan negara, Republik Indonesia.
Itu adalah kehendak Tuhan, yang menjadi dasar semua iman dan percaya manusia.
AGAMA
Tuhan mau agar manusia itu mengetahui, memahami, dan percaya bahwa Tuhan itu ada, lalu manusia itu beribadah kepadaNya, dengan cara yang dapat manusia lakukan yaitu melalui agama.
Jadi, agama adalah jalan untuk mempertemukan sesesorang dengan Tuhannya.
Maka dalam cara yang benar dalam pelaksanaan agama, terlihatlah bahwa seluruh rakyat Indonesia sama mengangkat ke dua tangan mengarah ke pada Tuhan diatas langit.
Jadi saat tangan terangkat menuju Tuhan maka orang beragama itu menyadari bahwa dirinya itu rendah, tidak berarti, dan tujuan hidupnya adalah untuk bergaul dengan Tuhan.
Namun persoalan kembali membumi, ketika tangan yang terangkat ke atas itu turun lalu berubah menjadi rata dengan tanah karena menunjuk orang lain.
Ketika tangannya tersebut turun mengacung manusia, maka iapun tahu bahwa selain dirinya ada makhluk lain juga yang sama dengannya. Karena rupanya ia ada pembanding, maka muncullah egonya, bahwa ia tidak boleh lebih rendah dari orang lain.
Ketika semua orang saling menunjuk, maka masing-masing kemudian menjadi tinggi, lalu Ketuhanan yang Maha Esa pun ditinggalkan.
Setelah Tuhan ditinggalkan, maka hilanglah kekuatan dalam agama itu.
Apakah sekarang tangan manusia Indonesia malah turun mendatari bumi?
SELARAS
Pancasila dan UUD 45 telah menyediakan jalan untuk menjaga keselarasan hidup sesama manusia. Sila pertama Pancasila sampai sila kelima menuntun manusia Indonesia untuk menjadi makhluk yang paling beradab di muka bumi.
Apakah peradaban telah hilang dari bumi Indonesia?
AKU
Jika begini, maka tidak ada yang patut disalahkan dalam kehidupan Indonesia, kecuali diri sendiri.
Keakuanlah yang menguasai diri, lalu membuang segala kebaikan dari dalam pikiran dan jiwa. Jika segala kebaikan telah lenyap, yang tersisa adalah kebenaran diri sendiri.
Ketika ia tiba pada pembenaran diri sendiri, maka ia akan memandang orang lain adalah salah.
Lalu bagaimana ia bisa melihat kebenaran pada orang lain jika ia tidak dapat menyalahkan dirinya karena ia egoisme dan tidak dapat merendahkan dirinya sendiri pula.
Dan ketika seorang yang hidup itu tak mampu lagi menyalahkan diri sendiri, maka ia juga semakin tak dapat mentaati agamanya sendiri; sebab tujuan agama didirikan Tuhan adalah agar orang itu mengasihi orang lain sama seperti ia mengasihi diri sendiri.
FITRAH
Cuma ada satu cara untuk mulai memulihkan diri, yaitu kembali ke fitrah Pancasila, Pembukaan, dan Isi UUD 1945; lalu banyak cara yang benar dan baik akan mengikuti.
Dan pemerintah dengan segala dayaupaya mensosialisasikan ulang kepada seluruh rakyat Indonesia dalam cara yang sederhana, rutin dan gencar, praktis, dan mudah dimengerti untuk dijiwai.
Pancasila dan Pembukaan maupun Isi UUD 1945 telah menempatkan dirinya sebagai pengayom keragamannya Indonesia.
SEDERHANA
Menghidupkan Pancasila, Pembukaan, dan Isi UUD 1945 didalam diri pribadi sangat sederhana; yaitu menyenangkan orang lain.
SENI
Ketika menjalankan prinsip hidup yang pancasilais, maka insting yang membungkus diri adalah, apakah saya telah membuat orang lain gembira hari ini? Itu adalah sama seperti seniman yang sedih karena melihat orang kecewa menyaksikan ia bertampil buruk, padahal seluruh hidupnya ia lakukan yang terbaik bisa ia lakukan untuk membuat orang lain bergembira.
Seni kebudayaan tertinggi adalah mendasarkan keinginan untuk membahagiakan orang lain. Ia sangat senang karena apa yang ia lakukan membuat oranglain senang, gembira dan bahagia.
Semua amandemen UUD 1945 yang sudah dilakukan dipersatukan ke arah yang menuju kesejahteraan indonesia yang menyeluruh, sekaligus NKRI akan berjalan sesuai fungsinya dalam ketahanan kesejahteraan yang dicapai.
HIDUP
Dengan kembalinya seluruh sendi dan sisi kehidupan, budaya, bernegara, dan kebangsaan Indonesia kepada Pancasila dan Pembukaan maupun Isi UUD 1945, maka kesejahteraan, kemakmuran, dan kedamaian hidup Indonesia akan kembali dipulihkan dalam persatuan Negara kesatuan Republik Indonesia, yang berkeadilan, berkemanusiaan, dan berperadaban.
SINERGI
Kebudayaan menjadi hak pertama dalam kehidupan Indonesia. Sementara Agama menjadi tuntutan utama bagi kehidupan pribadi.
Sila pertama pancasila adalah menprioritaskan Ketuhanan dalam agama dan Kebahagiaan lahir-batin setiap pribadi. Jika beragama tidak bisa membuat kebahagiaan pribadi, Jika seseorang yang beragama tidak tenteram melihat orang lain, maka ia gagal menjalankan Sila Pertama dan gagal menjalankan dasar-dasar utama ia beragama.
Agama dijadikan hal utama pribadi sebab ia masuk kesurganya yang ia percayai haruslah dengan kekuatan, inisiatif, dan ketaatan kepada Tuhannya pula secara pribadi.
Ketika keyakinan agama menjadi inti hidup, maka ia akan menetapkan bahwa ia benar dan yang lain salah. Keadaan ini haruslah menjadi kekuatan pribadi dalam kepatuhannya kepada Tuhannya atau yang ia sembah dan percayai, apalagi tidak ada hak orang lain untuk mengintervensi keputusannya itu.
Kemudian kematian menjadi finalnya ia sebagai hidup, dan jika ia mati maka ia tidak membawa hartabenda kedalamkubur. Penggunaan dan pemanfaatan harta selagi hidup untuk kesejahteraan bangsa dan negara akan membuat ia berangkat kekubur dengan penuh amal kebaikan.
HAKIKI
Itu sebabnya kebudayaan menjadi hak pertama bagi keseluruhan, rakyat, bangsa, dan negara Indonesia. Lalu masing-masing pribadi, kelompok, suku, beramai-ramai menunjukkan kebudayaannya untuk membuat orang lain bahagia.
SURGA
Kemudian kita memperbaiki pola pikir, bahwa bukan agama kita atau diri kita pribadi yang menentukan kita masuk surga, tetapi Tuhan sendiri yang lihat, apakah kita layak masuk surga atau tidak.
Dari agama apapun seseorang, hanya Tuhan yang Mahakuasalah satu-satunya yang bisa menentukan seseorang itu masuk surga atau tidak. Sebab hanya Tuhanlah yang satu-satunya bisa melihat isi hati, dan melihat ketakwaan seseorang dengan murni.
Jika kita sendiri dengan berani menetapkan bahwa kita sudah masuk surga, lalu apakah kita ini lebih tinggi dan lebih berkuasa dari Tuhan? Apakah kita bisa mengatur Tuhan untuk mengikuti apa yang kita kehendaki?
Sebagai manusia yang hanya diciptakan, maka Pancasila telah menyatukan semua hak kita dengan adil. Malalui Pancasila maka kita bernegara dengan sejati, berinteraksi dengan menjunjung tinggi HAM dengan benar dan baik, dan menjadikan Tuhan sebagai ketakwaan masing-masing pribadi.
Menjalankan Pancasila sesuai dengan fitrahnya, maka masing-masing kita akan mengutamakan budaya dan meninggikan Tuhan. Lalu kita sebagai rakyat Indonesia dapat menyatukan hati bekerjasama untuk mengujudkan kesejahteraan sejati bagi seluruh Indonesia.
Catatan : tulisan ini paralel dengan tulisan pertama serie Indonesia Sejahtera 2045
(BERSAMBUNG)
Salam Indonesia Sejahtera
Tuhan memberkati Indonesia
Sumber : http://ift.tt/YuOnVC