Suara Warga

(20) BBM, Tidak Naik Harga, Keputusan yang Sangat Bijak

Artikel terkait : (20) BBM, Tidak Naik Harga, Keputusan yang Sangat Bijak


PRIHATIN


Mengamati banyak tulisan, pemikiran, dan perbincangan tentang BBM, tertampak sepertinya semua elit, akademisi, tokoh, dan politisi; sepakat menyeluruh bahwa tidak ada jalan lain kecuali menaikkan harga maka persoalan teratasi.


Terus terang saya (dan hanya sedikit orang yang) prihatin.


Jika pemerintah memilih untuk menaikkan harga BBM maka itu adalah sama dengan orang sakit kaki tetapi yang diobati adalah kepalanya. Cara menyelesaikan masalah dengan jalan yang sangat keliru.


BANDING


Menyambung dua tulisan berturut sebelum ini, saya sampaikan table bandingan berikut untuk membuka pikiran dan hati.


Jika pemangku Negara tidak peduli, yah, kebetulan saja masa ini adalah wewenangnya.



























































































NOMOR



HARGA NAIK



SELEKSI PELAT



1



Menaikkan Rp 2000 menjadi Rp 8500 / liter



Tetap Rp 6500 / liter



bbm subsidi yang diskonsumsi oleh transportasi pelat hitam (mobil, motor) sejumlah 90,5%, dan dikonsumsi oleh rakyat banyak 9,5% (terdiri dari pelat kuning 6,8% dan tani nelayan rumahtangga dan lainnya 2,7%, sedangkan industri sejauh ini membayar bbm yang tidak subsidi).


jika subsidi setahun itu Rp 246,5 triliun, dan sistem pelat dilaksanakan, maka pemerintah tanpa perlu naikkan harga bbm, negara sudah menyelamatkan subsidi sebesar Rp 223.6 triliun di oktober 2014 - october 2015.


itu sama dengan pemerintah menaikkan harga bbm menjadi Rp 11.147/liter pada hari ini juga.



2



Menyelamatkan 96 trilun / tahun. setiap tahun naik sampai 100% subsidi dicabut, tetapi dengan mengorbankan tatahidup, tatasosial, dan tataekonomi rakyat



Menyelamatkan 223,6 triliun / tahun, dalam 10 tahun yang damai pemerintah menyelamatkan fiskal negara secara pasti sekitar Rp 2240 triliun.



3



Harga barang dusta jika tidak naik, setiap tahun naik terus tanpa kendali


Selama sampai subsidi bbm dicabut 100% Negara terus-terusan kalang kabut karena harga barang tidak terkendali



Pedagang malu naikkan harga barang, dan stabil terus dalam kendali.


10 tahun harga barang terkendali aman, ketika 10 tahun subsidi dicabut 100%, RAKYAT SUDAH KUAT dan MAMPU untuk menggunakan pertamaks.



4



Kendaraan pribadi tanpa malu antri gunakan subsidi



Kendaraan prbadi bangga pakai pertamax



5



Rakyat dibagi BLT 25%, terima hari ini lusa habis lenyap Rp 24 triliun BLT itu. Setiap tahun membuang uang yang tidak dapat dimanfaatkan rakyat.



Rakyat diberi modal melalui program EKODES, setelah 5 tahun ada 55.760 desa giliran tahun pertama sudah punya asset minimal masing-masing Rp 1 miliar. Dalam 5 tahun berjalan ada 278.820 desa yang berkesempatan sama. Dalam 10 tahun ada Rp 557 triliun jadi asset milik desa-desa EKODES di Indonesia. (sekarang yang ada hanya Rp 0.- aset EKODES di desa-desa Indonesia, karena tidak bisa dijalankan)


itu sama dengan dalam 10 tahun berikut ini negara memproduksi uang efektif sekitar Rp 2750 triliun.



6



Pemerintah memanfaatkan 72 triliun yang sisa untuk program lain / tahun



Pemerintah memanfaatkan 167,3 triliun yang sisa untuk program lain / tahun



7



Gejolak sosial bolak balik muncul



Rakyat malu bikin aneh2



8



Nilai rupiah melemah



Nilai rupiah menguat (catatan : kurs ideal adalah Rp1750 - Rp2000/us$ bisa dicapai melalui program integrasi lainnya, misalnya program 50R)



9



Inflasi naik



Inflasi turun



10



Mesin mobil dan motor pribadi sama-sama cepat rusak



Mesin mobil dan motor pribadi lancar mulus anti mogok karena pakai pertamaks



11



Macet tambah parah uang Negara tidak cukup buat tambah jalan



http://ift.tt/1kxzrQa



pemerintah bisa menyisihkan 38 triliun untuk menambah jalan layang setiap tahun 87 buah @3km di titik-titik kritis macet, masih tersisa 130 triliun yang jauh lebih banyak katimbang 72 triliun, macet makin kurang setiap tahun karena jalan layang tambah banyak pakai biaya sendiri, rakyat senang, pemerintah sukses



12



Pompa bbm si SPBU tetap begitu



Satu jalur khusus hanya untuk pelat kuning. Tidak ada pelat berwarna di situ.



13



Saban tahun Negara pusing cari alasan bujuk-bujuk rakyat untuk naikkan harga bbm subsidi



10 tahun tidak pusing, harga bbm subsidi untuk pelat kuning rata stabil Rp 6500/liter.



14



Ekonomi terus gonjang-ganjing bikin pusing pemangku negara



Ekonomi stabil sentosa, pemangku Negara bisa konsentrasi di persoalan bukan ekonomi.


15

Pilihan yang tidak bijak, spekulasi investasi popularitas tetapi dengan mengorbankan rakyat menderita bertahun-tahun untuk keputusan egoisme.



Keputusan sederhana, ringan, gampang pelaksanaan, menguntungkan rakyat dan Negara, dan tidak perlu jual popularitas karena rakyat segera mencintai pemimpin, yang memilih berbuat kebijakan dengan bijaksana.


16Tidak menolong APBN, menysahkan rakyat

sangat menolong APBN, melegakan pemerintah, rakyat senang, pemerintah sukses



Table ini objektif.


SOLUSI


Kita dilahirkan adalah untuk bermanfaat bagi orang lain, pemangku Negara juga terpilih untuk bermanfaat bagi rakyat dan Negara.


Mari berpikir maju dan bertindak positif dengan melaksanakan opsi ini, sebab ini adalah jalankeluar yang menyelesaikan masalah tanpa perlu menciptakan masalah.


Solusi ini tidak perlu menaikkan harga BBM.


DOA


Menggunakan kesempatan kita masih mendapat kehidupan dari Tuhan, baiklah kita berbuat yang baik selama kita masih mampu berbuat baik dan benar. Jangan sia-siakan hidup yang hanya tersisa beberapa Lebaran lagi, Kan kita tidak bisa memaksa kita masih menikmati 100 Lebaran lagi. Itu sebabnya mintalah petunjuk Tuhan yang Mahakuasa untuk menuntun dan memberi pencerahan saat kita harus membuat keputusan agar bijaksana.


Masadepan bangsa tergantung kita pada hari ini, apa yang harus kita buat untuk generasi sesudah kita.


Salam Indonesia Sejahtera


Tuhan memberkati Indonesia






Sumber : http://ift.tt/1lEvoSN

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz