Pecah Bentrok di Beberapa Wilayah, Buntut Pilpres?
Kendati KPU sudah menetapkan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai pemenang Pilpres 2014, namun kubu capres “Indonesia Hebat” ini belum bisa bernafas lega. Mereka harus menghadapi gugatan sengketa Pilpres kubu Prabowo-Hatta di MK yang dijadwalkan akan mulai digelar dua hari ke depan. Memang banyak analisis memprediksi gugatan sengketa Pilpres di MK nanti akan sia-sia lantaran selisih suara mencapai enam juta itu agak mustahil untuk dianulir. Tetapi segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Artinya, peluang untuk ‘mengalahkan’ kubu Jokowi-JK melalui jalur hukum masih terbuka. Barangkali faktof ini pulalah yang secara psikologis ikut mempengaruhi mudah beredarnya isu-isu panas tentang aksi massa menyegel kantor MK, pendudukan kantor KPU pusat maupun KPUD, isu kerusuhan massal pasca vonis MK dan masih banyak lagi.
Namun bahwa telah terjadi beberapa aksi kerusuhan di beberapa daerah satu pekan pasca keputusan KPU yang menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang Pilpres tersebut, bukanlah isu semata, tetapi fakta.
Seperti insiden di Pekon (wilayah administratif kabupaten) Sukaraja, Kabupaten Tanggamus, Lampung pada 31 Juli 2014 lalu, yang menyebabkan 39 rumah rusak, tiga mobil dan empat motor dibakar, serta enam motor dijarah massa. Tiga hari sebelumnya (28/7/2014) di wilayah Papua terjadi penyerangan terhadap sejumlah aparat Polres Lannya Jaya oleh kelompok kriminal bersenjata menyebabkan 2 anggota Polri meninggal dunia dan beberapa luka-luka. Di tempat yang sama (1/8/2014) terjadi kontak tembak antara tim gabungan TNI-Polri dengan kelompok kriminal bersenjata berujung 5 orang anggota OPM (organisasi Papua Merdeka) tewas. Dan hari ini (4/8/2014) di Seram Bagian Barat (Maluku Utara) terjadi bentrok antar-warga menyebabkan 9 orang tewas.
Pertanda apakah ini? Berbagai spekulasi bisa saja kita kemukakan, tetapi tidak dengan sendirinya bisa menghentikan insiden-insiden serupa yang mungkin bakal muncul ke depan. Kita hanya bisa berharap agar aparat keamanan kita tetap kompak menuntaskan semua gangguan kamtibmas di seluruh pelosok negeri tercinta, sehingga konflik sosial tidak harus terjadi, atau minimal bisa tercium dan diantisipasi sebelum meluas.
Lebih dari itu, semoga Pilpres tidak dijadikan kambing hitam dari berbagai sebab konflik sosial yang terjadi di tahun politik ini. Semoga.
Sumber : http://ift.tt/WVMxfQ