Orang-Orang Golkar Tak Kenal Malu
Saya pernah mengadakan penelitian tentang kejahatan pemilu tahun 1987 dan 1992, dan hasil penelitiannya telah diterbitkan jadi buku oleh Penerbit Siharapan: (1) Tindak Pidana Pemilu, diterbitkan 1992; dan (2) Menggugat Pemilu Orde Baru, diterbitkan 1996 (ditulis oleh Parulian Sitompul dan Sintong Silaban).
Kecurangan pemilu, kejahatan pemilu, atau tindak pidana pemilu pada setiap pemilu di zaman Orde Baru sangat masif, sistematis, dan terstruktur. Masif, karena sangat luar biasa intensnya, terjadi di semua provinsi, kabupaten, dan kecamatan. Sistematis, karena telaksana dengan sistem terencana. Terstruktur, karena melibatkan hampir semua aparat pemerintah mulai dari pusat sampai daerah dan didukung oleh ABRI (TNI dan Polri).
Siapakah pelaku kecurangan, kejahatan, atau tindak pidana pemilu di tiap pemilu di zaman Orde Baru itu? Ya, Golkar yang dilakoni oleh aparat pemerintah dari pusat sampai daerah, penyelenggara pemilu dari pusat sampai daerah, dibantu aparat ABRI.
Sebagaimana diketahui bahwa hampir setiap pemilu Orde Baru, golkar selalu menang mutlak (kalau tidak salah selalu di atas 70%). Tetapi sudah pasti setiap kemenangan Golkar adalah hasil kecurangan, hasil kejahatan.
Seperti apa kecurangan dan kejahatan pemilu Orde Baru yang dilakukan oleh Golkar tersebut? Antara lain: (1) pencoblosan berulang-ulang oleh massa yang diarahkan; (2) mengarahkan massa ke TPS tertentu entah darimana; (3) surat suara tidak dihitung di TPS tapi dihitung di kantor lurah atau camat dan pemilihan di TPS itu hampir semua Golkar menang 100%; (4) perusakan kertas suara sah; (5) penggelembungan suara partai golkar dan penghilangan suara partai lain: PPP dan PDI; dan lain-lain masih banyak bentuk kejahatan lainnya.
Orang-Orang Golkar Sebenarnya Tahu
Sudah pasti elit-elit Golkar sekarang tahu seperti apa Golkar pada masa Orde Baru. Mereka pasti tahu bagaimana curang dan jahatnya Golkar dahulu. Mereka juga pasti tahu bahwa kebobrokan pemerintahan di zaman Soeharto tidak terpisahkan dari ulah ornag-orang Golkar.
Karena kecurangan dan kejahatan Golkar itulah, salah satu agenda reformasi adalah membubarkan Golkar, dan Gus Dur pun pernah membuat rencana untuk membubarkan Golkar. Hanya dengan kepiawaian Akbar Tanjung cs-lah maka Golkar bisa selamat da tetap eksis sampai sekarang.
Tapi perlu disadari juga sebenarnya, bahwa Golkar dalam arti organisasi peserta pemilu adalah benda mati, sehingga tidak dapat melakukan kecurangan dan kejahatan. Yang melakukan kecurangan dan kejahatan itu adalah pengurus-pengurus dan anggotanya.
Kalau saya sebut pengurus-pengurus Golkar zaman Orde baru telah banyak melakukan kecurangan dan kejahatan (yang seharusnya dapat diadili dan dihukum pidana), sebenarnya sebagian orang-orangnya masih hidup sampai sekarang. Ada yang masih duduk di kepengurusan partai Golkar dan sebagian sudah menyeberang ke partai lain, seperti: Partai Demokrat, PDIP, Gerindra, Hanura, dan Nasdem.
Seharusnya Orang-orang Golkar Malu
Seandainya orang-orang Golkar menyadari betapai jahatnya politik Golkar di masa Orde Baru, maka sudah sepatutnya sekarang orang-orang Golkar melakukan hal-hal terbaik untuk pembangunan bangsa dan negara ini. Hanya dengan demikianlah orang-orang seperti saya bisa melupakan Golkar masa lalu itu.
Tetapi akhir-akhir ini, saya melihat sepak terjang dan manuver-manuver orang Golkar terkait dengan pilpres 2014, bukan membantu mendinginkan suasana melainkan memperkeruh suasana politik Indonesia.
Minggu (3/8-2014) di Rumah Polonia, markas Prabowo-Hatta, Sekjen DPP Partai Golkar, Idrus Marham menegaskan, partainya siap menyukseskan gagasan Panitia Khusus (Pansus) DPR terkait Pilpres 2014 yang digagas oleh partai politik Koalisi Merah Putih. Tidak tanggung-tanggung, Golkar bahkan siap mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya di parlemen agar pansus itu terbentuk.
Golkar, menurut Idrus, memiliki sikap yang tegas dalam membangun demokrasi di Indonesia. Ia mengatakan, Golkar tidak akan menolerir segala bentuk praktik kecurangan yang ada.
“Kita (akan) memanfaatkan seluruh potensi Partai Golkar untuk melawan kecurangan itu, untuk melawan ketidakadilan, untuk melawan kecurangan itu. Itu yang kami lakukan, jadi Golkar sikapnya jelas,” ujarnya.
Kalau Idrus Marhan dan orang-orang Golkar lain sedikit saja nyadar bahwa Golkar itu mantan pencurang dan mantan penjahat pemilu nomor wahid di Indonesia, maka seharusnya mereka akan malu berteriak-teriak tentang kecurangan pemilu.
Tetapi tampaknya orang-orang Golkar tak akan pernah sadar lagi. Akbar Tanjung, sesepuh Golkar yang tahu persis 100% kejahatan politik Golkar masa lalu dan terlibat di dalamnya gak sadar-sadar kok, masih ngotot mendukung kemenangan Prabowo-Hatta. Memang orang-orang Golkar sudah tidak kenal malu lagi.
Catatan Tambahan: Saya sangat setuju kecurangan dan kejahatan pilpres 2014 diusut hingga tuntas oleh Polri dan pelakunya diseret ke pengadilan. Tetapi, ide membentuk Pansus DPR terkait pilpres 2014 merupakan ide jahat yang akan mengganggu kinerja pemerintahan Jokowi-JK dalam rangka melakukan perubahan demi kepentingan rakyat.
Sumber : http://ift.tt/1tMgkES
Kecurangan pemilu, kejahatan pemilu, atau tindak pidana pemilu pada setiap pemilu di zaman Orde Baru sangat masif, sistematis, dan terstruktur. Masif, karena sangat luar biasa intensnya, terjadi di semua provinsi, kabupaten, dan kecamatan. Sistematis, karena telaksana dengan sistem terencana. Terstruktur, karena melibatkan hampir semua aparat pemerintah mulai dari pusat sampai daerah dan didukung oleh ABRI (TNI dan Polri).
Siapakah pelaku kecurangan, kejahatan, atau tindak pidana pemilu di tiap pemilu di zaman Orde Baru itu? Ya, Golkar yang dilakoni oleh aparat pemerintah dari pusat sampai daerah, penyelenggara pemilu dari pusat sampai daerah, dibantu aparat ABRI.
Sebagaimana diketahui bahwa hampir setiap pemilu Orde Baru, golkar selalu menang mutlak (kalau tidak salah selalu di atas 70%). Tetapi sudah pasti setiap kemenangan Golkar adalah hasil kecurangan, hasil kejahatan.
Seperti apa kecurangan dan kejahatan pemilu Orde Baru yang dilakukan oleh Golkar tersebut? Antara lain: (1) pencoblosan berulang-ulang oleh massa yang diarahkan; (2) mengarahkan massa ke TPS tertentu entah darimana; (3) surat suara tidak dihitung di TPS tapi dihitung di kantor lurah atau camat dan pemilihan di TPS itu hampir semua Golkar menang 100%; (4) perusakan kertas suara sah; (5) penggelembungan suara partai golkar dan penghilangan suara partai lain: PPP dan PDI; dan lain-lain masih banyak bentuk kejahatan lainnya.
Orang-Orang Golkar Sebenarnya Tahu
Sudah pasti elit-elit Golkar sekarang tahu seperti apa Golkar pada masa Orde Baru. Mereka pasti tahu bagaimana curang dan jahatnya Golkar dahulu. Mereka juga pasti tahu bahwa kebobrokan pemerintahan di zaman Soeharto tidak terpisahkan dari ulah ornag-orang Golkar.
Karena kecurangan dan kejahatan Golkar itulah, salah satu agenda reformasi adalah membubarkan Golkar, dan Gus Dur pun pernah membuat rencana untuk membubarkan Golkar. Hanya dengan kepiawaian Akbar Tanjung cs-lah maka Golkar bisa selamat da tetap eksis sampai sekarang.
Tapi perlu disadari juga sebenarnya, bahwa Golkar dalam arti organisasi peserta pemilu adalah benda mati, sehingga tidak dapat melakukan kecurangan dan kejahatan. Yang melakukan kecurangan dan kejahatan itu adalah pengurus-pengurus dan anggotanya.
Kalau saya sebut pengurus-pengurus Golkar zaman Orde baru telah banyak melakukan kecurangan dan kejahatan (yang seharusnya dapat diadili dan dihukum pidana), sebenarnya sebagian orang-orangnya masih hidup sampai sekarang. Ada yang masih duduk di kepengurusan partai Golkar dan sebagian sudah menyeberang ke partai lain, seperti: Partai Demokrat, PDIP, Gerindra, Hanura, dan Nasdem.
Seharusnya Orang-orang Golkar Malu
Seandainya orang-orang Golkar menyadari betapai jahatnya politik Golkar di masa Orde Baru, maka sudah sepatutnya sekarang orang-orang Golkar melakukan hal-hal terbaik untuk pembangunan bangsa dan negara ini. Hanya dengan demikianlah orang-orang seperti saya bisa melupakan Golkar masa lalu itu.
Tetapi akhir-akhir ini, saya melihat sepak terjang dan manuver-manuver orang Golkar terkait dengan pilpres 2014, bukan membantu mendinginkan suasana melainkan memperkeruh suasana politik Indonesia.
Minggu (3/8-2014) di Rumah Polonia, markas Prabowo-Hatta, Sekjen DPP Partai Golkar, Idrus Marham menegaskan, partainya siap menyukseskan gagasan Panitia Khusus (Pansus) DPR terkait Pilpres 2014 yang digagas oleh partai politik Koalisi Merah Putih. Tidak tanggung-tanggung, Golkar bahkan siap mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya di parlemen agar pansus itu terbentuk.
Golkar, menurut Idrus, memiliki sikap yang tegas dalam membangun demokrasi di Indonesia. Ia mengatakan, Golkar tidak akan menolerir segala bentuk praktik kecurangan yang ada.
“Kita (akan) memanfaatkan seluruh potensi Partai Golkar untuk melawan kecurangan itu, untuk melawan ketidakadilan, untuk melawan kecurangan itu. Itu yang kami lakukan, jadi Golkar sikapnya jelas,” ujarnya.
Kalau Idrus Marhan dan orang-orang Golkar lain sedikit saja nyadar bahwa Golkar itu mantan pencurang dan mantan penjahat pemilu nomor wahid di Indonesia, maka seharusnya mereka akan malu berteriak-teriak tentang kecurangan pemilu.
Tetapi tampaknya orang-orang Golkar tak akan pernah sadar lagi. Akbar Tanjung, sesepuh Golkar yang tahu persis 100% kejahatan politik Golkar masa lalu dan terlibat di dalamnya gak sadar-sadar kok, masih ngotot mendukung kemenangan Prabowo-Hatta. Memang orang-orang Golkar sudah tidak kenal malu lagi.
Catatan Tambahan: Saya sangat setuju kecurangan dan kejahatan pilpres 2014 diusut hingga tuntas oleh Polri dan pelakunya diseret ke pengadilan. Tetapi, ide membentuk Pansus DPR terkait pilpres 2014 merupakan ide jahat yang akan mengganggu kinerja pemerintahan Jokowi-JK dalam rangka melakukan perubahan demi kepentingan rakyat.
Sumber : http://ift.tt/1tMgkES