Suara Warga

Fitnah Tiada Akhir untuk Presiden RI

Artikel terkait : Fitnah Tiada Akhir untuk Presiden RI



Sampai menjelang masa akhir jabatannya sebagai presiden, Susilo Bambang Yudhoyono masih terus mendapatkan fitnah, tuduhan dan gunjingan. Yang paling mutakhir adalah tuduhan dari wikileaks tentang keterlibatan SBY dalam korupsi percetakan uang negara, di Australia. Tuduhan itu cukup serius karena juga melibatkan peran dari Mahkamah Agung Australia, serta sejumlah pejabat lain Indonesia termasuk Megawati.

SBY memang sudah amat kenyang mendapatkan fitnah dari berbagai kalangan, terutama dari dalam negeri. Sejumlah pihak dan kelompok yang tidak suka dengan kepemimpinannya tidak pernah berhenti bersuara mencari kelemahannya. Berbagai media baik media massa konvensional maupun media sosial menjadi wadah kelompok-kelompok itu untuk melontarkan tuduhan dan fitnahnya. Namun yang lebih menarik adalah justru respon dari SBY.

Di akun FB SBY sebuah kalimat menarik muncul yaitu “Sifat kritis parlemen, media massa dan masyarakat yang membuat saya bertahan. Dengan kritik kami berhati-hati, mencegah penyalahgunaan kekuasaan, pastikan kebijakan untuk kepentingan rakyat dan bekerja sungguh-sungguh.”

Dalam setiap kesempatan menanggapi berbagai tudingan dan fitnah, SBY selalu menyandarkan diri pada aturan dan hukum. Seemosional-emosionalnya SBY, tidak pernah lepas dari ketaatannya kepada aturan dan hukum. Banyak pihak khususnya pendukungnya yang geregetan dengan sikap “lunak” SBY tersebut. Sebagai presiden, SBY bisa saja bertindak keras dan lebih keras lagi. SBY punya kekuasaan. Namun, SBY tidak pernah menggunakan kekuasaannya tersebut untuk menekan pihak-pihak yang menyerangnya. Bahkan sejumlah pihak yang jelas-jelas selalu menyerangnya pun, hanya dibalas dengan sebuah somasi melalui pengacara swasta. Salut.

Ketika menanggapi informasi wikileaks yang menuduhnya terlibat, SBY pun bersikap serupa. Meski cukup keras dan tegas, SBY tetap mengajak semua pihak untuk berpihak pada aturan dan hukum. Bahkan, SBY meminta pemerintah Australia jika punya bukti-bukti tentang korupsi percetakan uang, untuk segera bekerja sama dengan KPK Indonesia.




Sumber : http://ift.tt/1lu1tqQ

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz