(45) Usulan untuk Pemerintah. Cara Kedua yang Bijaksana. “Cabut Subsidi 100%. Lalu Bikin Sistem untuk Niaga BBM Rp 6500/Liter”
Lanjutan dari :
http://ift.tt/10jWBQA
HARUSKAH MENYELESAIKAN MASALAH DENGAN MASALAH?
Pemerintah tetap memaksakan untuk menaikkan BBM subsidi bulan Nopember 2014 ini. Semakin cepat semakin baik, demikian para pembela keputusan.
Bagi saya menaikkan BBM subsidi untuk menyelamatkan selisih subsidi adalah tindakan yang meyelesaikan masalah dengan membuat masalah baru.
Mengapa?
Saya saja yang cuma rakyat biasa masih bisa ketemu cara yang sederhana tetapi apik, sementara pemerintah kok malah membuntukan diri sendiri seolah tidak ada jalan lain lagi.
Apa pemerintah tidak tahu jika menaikkan BBM 30 % itu lalu diikuti dengan kenaikan berkala setiap tahun akan membuat kurs rupiah tahun 2019 melemah hingga Rp 15.000/US$? Apa pemerintah tidak bisa membedakan Rp2000/US$ dan Rp15000/US$?
Mengapa lagi?
Karena daya beli rakyat turun 20-50% dan investasi asing harus masuk untuk menutupi selisih dayabeli rakyat sampai 2019.
Tindakan menaikkan BBM subsidi menunjukkan bahwa sebenarnya pemerintah tidak peduli apapun dampaknya harga barang naik dan sungguh tidak peduli pada semakin melemahnya rupiah. Benar-benar keraskepala yang sungguh tidak bijak karena pikir tidak masalah dengan adanya masalah; padahal masih ada cara lain, tetapi pemerintah tidak mau cari.
Pemerintah yang bijaksana adalah menaikkan BBM sesudah rakyatnya kuat. Kalau semua rakyat sudah kaya. Sekarang faktanya? Jauh panggang dari api. Rakyat miskin memikul subsidi. Mana bisa dengan Rp 1 juta total per keluarga per 6 bulan itu disebut mensejahterakan rakyat?
Justru terbalik, karena rakyat bukan kaya yang sejumlah 180 juta itu yang menopang Negara dengan 60 juta rakyatnya yang kaya, melalui memikul beban akibat melemahnya rupiah.
Sudahlah Pak, itu kenyataannya, kok, yang dimulai saat kurs meninggalkan rp 2000/us$ yaitu sejak 1998.
Saya kritik bukan tanpa beri solusi.
SAYA TAWARKAN SOLUSI KEDUA UNTUK PEMERINTAH
Ini ada cara lagi, pilihan kedua.
Begini.
Pemerintah cabut subsidi 100%. Mulai tanggal 1 Januari 2015. Ikuti harga internasional. Dan pemerintah siapkan system, agar niaga membeli BBM seharga Rp 6500/liter; solar dan bensin sampai 16 Agustus 2045.
Sangat sederhana, Pak. Apanya yang sulit?
Dengan begini, maka seluruh SPBU tidak lagi menjual BBM subsidi. 100% jual pertamax dan biosolar. Juga boleh bikin superpertamax dan ektrabiosolar. Jual Rp15.000/liter, mobil mewah sangat suka beli.
Lalu niaga? Gampang.
1. Disetiap kota, ada distributor pertamina. Dirikan disitu SBPN. SETASIUN POMPA BBM NIAGA. Semua kendaraan niaga isi BBM disana.
2, atau disetiap kecamatan, ada kantor polisi atau kantor tentara, dirikan SPBN disana.
3, atau tetap di SPBU normal, tetapi satu jalur dijadikan SPBN, khusus niaga. Selama 6 bulan ada polisi dan tentara ditugaskan disana untuk mengatur ketertiban. Demi Negara dan rakyat keseluruhan, tentu polisi dan tentara mau membela keutuhan kesejahteraan rakyat.
4, dan tidak terdapat bensin dan solar di luar SPBN. Apakah pemerintah tidak bisa menjalankan ini?
Dampaknya?
1, Negara bebas pusing subsidi sampai 2045. Sesudah 2045? Gampang. Indonesia sudah pulih, sudah sejahtera; dan seluruh SPBN diubah kembali menjadi SPBU.
2, negara memiliki banyak uang cadangan. Berapa? Ada sedikitnya Ro 250 triliun per tahun. Diserahkan kepada kebijaksanaan pemerintah untuk memanfaatkannya.
3, produksi lintas BBM tetap normal. Sumur minyak, pengolahan, ekspor, impor, tidak terganggu.
4, harga barang tetap normal 2014. Bagaiman bisa naik, wong ongkos tidak naik.
5, daya beli rakyat menguat. Rakyat.bertambah kaya karena Negara kaya. Dayabeli yang kuat dari orang kaya bikin dia bangga dan senang beli pertamax, dan malu antri di SPBN. Kemudian manfaat 250 triliun itu mendongkrak ekonomi rakyat keseluruhan sebab harga barang tidak naik. Pemerintah sangat jelas harus mengerti, bahwa tidak ada manfaat bagi rakyat keseluruhan jika BBM naik lalu harga barang naik. Sengsara rakyat itu malah tambah. Masakah saya harus menguraikannya secara detail baru pemerintah mengerti?
6, nilai rupiah menguat. Bagaimana rupiah bisa turun wong harga barang tidak naik. Dan ini sangat pasti.
7, pemerintah bisa produktif fokus menghasilkan barang produksi bebas tambang untuk dunia karena pemerintah tidak diblunder dengan soal BBM lagi. Penyelundupan dari luar negeri tidak bisa dilakukan karena niaga tidak ada yang mau beli. Penyelundupan keluar negeri? Ada hukum yang berjalan.
8, pelayanan kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial; rakyat tidak perlu pakai kartu. Yang penting rakyat datang, langsung gratis. Ini baru pemerintah bekerja untuk rakyat. Tidak bikin pusing rakyat dan institusi. Rakyat dilayani, institusi tinggal tagih ke pemerintah. Selesai tanpa keluhan.
9. Terlalu banyak benefit yang terus-menerus diterima rakyat, dan semuanya menuju kepada kesejahteraan rakyat. Keterlaluan kalau pemerintah tidak mau buka mata buka hati.
Ini jalan keluar, tidak buntu, tidak mentok. Apakah pemerintahan Presiden Joko Widodo mau?
Salam Sejahtera untuk seluruh rakyat Indonesia.
Tuhan memberkati Indonesia
Sumber : http://ift.tt/1piUt7E
http://ift.tt/10jWBQA
HARUSKAH MENYELESAIKAN MASALAH DENGAN MASALAH?
Pemerintah tetap memaksakan untuk menaikkan BBM subsidi bulan Nopember 2014 ini. Semakin cepat semakin baik, demikian para pembela keputusan.
Bagi saya menaikkan BBM subsidi untuk menyelamatkan selisih subsidi adalah tindakan yang meyelesaikan masalah dengan membuat masalah baru.
Mengapa?
Saya saja yang cuma rakyat biasa masih bisa ketemu cara yang sederhana tetapi apik, sementara pemerintah kok malah membuntukan diri sendiri seolah tidak ada jalan lain lagi.
Apa pemerintah tidak tahu jika menaikkan BBM 30 % itu lalu diikuti dengan kenaikan berkala setiap tahun akan membuat kurs rupiah tahun 2019 melemah hingga Rp 15.000/US$? Apa pemerintah tidak bisa membedakan Rp2000/US$ dan Rp15000/US$?
Mengapa lagi?
Karena daya beli rakyat turun 20-50% dan investasi asing harus masuk untuk menutupi selisih dayabeli rakyat sampai 2019.
Tindakan menaikkan BBM subsidi menunjukkan bahwa sebenarnya pemerintah tidak peduli apapun dampaknya harga barang naik dan sungguh tidak peduli pada semakin melemahnya rupiah. Benar-benar keraskepala yang sungguh tidak bijak karena pikir tidak masalah dengan adanya masalah; padahal masih ada cara lain, tetapi pemerintah tidak mau cari.
Pemerintah yang bijaksana adalah menaikkan BBM sesudah rakyatnya kuat. Kalau semua rakyat sudah kaya. Sekarang faktanya? Jauh panggang dari api. Rakyat miskin memikul subsidi. Mana bisa dengan Rp 1 juta total per keluarga per 6 bulan itu disebut mensejahterakan rakyat?
Justru terbalik, karena rakyat bukan kaya yang sejumlah 180 juta itu yang menopang Negara dengan 60 juta rakyatnya yang kaya, melalui memikul beban akibat melemahnya rupiah.
Sudahlah Pak, itu kenyataannya, kok, yang dimulai saat kurs meninggalkan rp 2000/us$ yaitu sejak 1998.
Saya kritik bukan tanpa beri solusi.
SAYA TAWARKAN SOLUSI KEDUA UNTUK PEMERINTAH
Ini ada cara lagi, pilihan kedua.
Begini.
Pemerintah cabut subsidi 100%. Mulai tanggal 1 Januari 2015. Ikuti harga internasional. Dan pemerintah siapkan system, agar niaga membeli BBM seharga Rp 6500/liter; solar dan bensin sampai 16 Agustus 2045.
Sangat sederhana, Pak. Apanya yang sulit?
Dengan begini, maka seluruh SPBU tidak lagi menjual BBM subsidi. 100% jual pertamax dan biosolar. Juga boleh bikin superpertamax dan ektrabiosolar. Jual Rp15.000/liter, mobil mewah sangat suka beli.
Lalu niaga? Gampang.
1. Disetiap kota, ada distributor pertamina. Dirikan disitu SBPN. SETASIUN POMPA BBM NIAGA. Semua kendaraan niaga isi BBM disana.
2, atau disetiap kecamatan, ada kantor polisi atau kantor tentara, dirikan SPBN disana.
3, atau tetap di SPBU normal, tetapi satu jalur dijadikan SPBN, khusus niaga. Selama 6 bulan ada polisi dan tentara ditugaskan disana untuk mengatur ketertiban. Demi Negara dan rakyat keseluruhan, tentu polisi dan tentara mau membela keutuhan kesejahteraan rakyat.
4, dan tidak terdapat bensin dan solar di luar SPBN. Apakah pemerintah tidak bisa menjalankan ini?
Dampaknya?
1, Negara bebas pusing subsidi sampai 2045. Sesudah 2045? Gampang. Indonesia sudah pulih, sudah sejahtera; dan seluruh SPBN diubah kembali menjadi SPBU.
2, negara memiliki banyak uang cadangan. Berapa? Ada sedikitnya Ro 250 triliun per tahun. Diserahkan kepada kebijaksanaan pemerintah untuk memanfaatkannya.
3, produksi lintas BBM tetap normal. Sumur minyak, pengolahan, ekspor, impor, tidak terganggu.
4, harga barang tetap normal 2014. Bagaiman bisa naik, wong ongkos tidak naik.
5, daya beli rakyat menguat. Rakyat.bertambah kaya karena Negara kaya. Dayabeli yang kuat dari orang kaya bikin dia bangga dan senang beli pertamax, dan malu antri di SPBN. Kemudian manfaat 250 triliun itu mendongkrak ekonomi rakyat keseluruhan sebab harga barang tidak naik. Pemerintah sangat jelas harus mengerti, bahwa tidak ada manfaat bagi rakyat keseluruhan jika BBM naik lalu harga barang naik. Sengsara rakyat itu malah tambah. Masakah saya harus menguraikannya secara detail baru pemerintah mengerti?
6, nilai rupiah menguat. Bagaimana rupiah bisa turun wong harga barang tidak naik. Dan ini sangat pasti.
7, pemerintah bisa produktif fokus menghasilkan barang produksi bebas tambang untuk dunia karena pemerintah tidak diblunder dengan soal BBM lagi. Penyelundupan dari luar negeri tidak bisa dilakukan karena niaga tidak ada yang mau beli. Penyelundupan keluar negeri? Ada hukum yang berjalan.
8, pelayanan kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial; rakyat tidak perlu pakai kartu. Yang penting rakyat datang, langsung gratis. Ini baru pemerintah bekerja untuk rakyat. Tidak bikin pusing rakyat dan institusi. Rakyat dilayani, institusi tinggal tagih ke pemerintah. Selesai tanpa keluhan.
9. Terlalu banyak benefit yang terus-menerus diterima rakyat, dan semuanya menuju kepada kesejahteraan rakyat. Keterlaluan kalau pemerintah tidak mau buka mata buka hati.
Ini jalan keluar, tidak buntu, tidak mentok. Apakah pemerintahan Presiden Joko Widodo mau?
Salam Sejahtera untuk seluruh rakyat Indonesia.
Tuhan memberkati Indonesia
Sumber : http://ift.tt/1piUt7E