Suara Warga

Tantangan Jokowi Kedepan Akan Semakin Tajam Dan Rumit

Artikel terkait : Tantangan Jokowi Kedepan Akan Semakin Tajam Dan Rumit



tantangan jokowi didepan semakin tajam dan rumit.




Kompasiana- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tantangan ke depan yang akan ia hadapi cukup berat. Untuk itu, ia mengajak masyarakat bergerak dan bekerja bersama.

Jokowi menyebutkan, sejumlah tantangan yang akan dihadapi pemerintah di antaranya terkait defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta defisit neraca perdagangan.

Selain itu, Jokowi juga akan dihadapkan pada persoalan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pembangunan infrastruktur yang harus segera dikerjakan guna mempercepat pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan.

Di sisi lain, ia meminta para relawan dan masyarakat agar tidak datang ke gedung DPR-MPR RI saat pelantikannya pada 20 Oktober 2014 mendatang. Ia menyarankan, warga yang ingin merayakan pelantikannya untuk berkumpul di tugu Monumen Nasional (Monas).

“Tanggal 20 Oktober (pelantikan) saya titip pesan, tidak usah ke gedung DPR. Kalau mau datang ke Monas saja,” kata Jokowi di Jakarta, Minggu, 12 Oktober 2014.

Menurut dia, saat pelantikan kawasan di sekitar gedung DPR-MPR Senayan menjadi zona steril. “Biar nanti acara pelantikan itu bisa berjalan dengan baik dan memang kawasan sekitar 3-5 kilometer dari gedung dewan itu akan bersih,” ujarnya menambahkan.

Pada kesempatan ini, Jokowi membantah isu bahwa pelantikan akan dilakukan malam hari. Ia mengatakan, Senin sore, 13 Oktober 2014, ia akan bertemu kembali dengan pimpinan MPR guna membicarakan persiapan pelantikan.

“Besok jam 04.00 sore, kami akan bertemu dengan pimpinan MPR untuk bicara masalah pelantikan. Kalau jamnya itu jam 10.00 pagi (pelantikan),” kata mantan Wali Kota Solo tersebut. Jokowi presiden sangat lemah dan kurang menonjol bagi masyarakat.



Kompasiana-
Presiden terpilih, Joko Widodo, Minggu, 12 Oktober 2014, menunggu kepastian Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) untuk menambah barisan pendukung pemerintahannya di parlemen.



Beberapa waktu lalu, Jokowi dikabarkan bertemu dengan Wakil Ketua Umum PPP, Emron Pangkapi. Saat ditanya apakah dalam pertemuan itu mereka membicarakan susunan kabinet, Jokowi tak membantah.



“Ini kan kami pastikan dulu, masih dalam proses. Kalau PPP sudah masuk di dalam (Koalisi Indonesia Hebat), baru kami bicara itu, tapi wong belum masuk,” kata Jokowi saat ditemui usai acara pemotretan untuk sebuah majalah di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur.



Namun, Jokowi membantah, pertemuannya dengan Emron selaku petinggi PPP yang berseberangan dengan Suryadharma Ali yang pro Koalisi Merah Putih itu untuk transaksi menteri. Menurutnya, partai yang sejak awal tergabung dalam KIH saja tidak pernah ia tawari kursi Menteri, apalagi PPP yang baru akan bergabung.



“Kami tidak pernah menawarkan. (Partai) yang lama saja tidak pernah ditawarkan, masa yang baru (PPP) ditawari,” ujarnya.



Jokowi mengaku saat ini masih membuka pintu bagi partai di luar KIH yang ingin bergabung untuk masuk dalam barisan pendukungnya di parlemen. Namun, tidak bisa bergabung begitu saja, harus dengan persyaratan-persyaratan yang disepakati.



Kepastian yang sangat lama membuat jokowi menunggu terus menerus.




Sumber : http://ift.tt/1qJA5Xn

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz