Selamat Datang Menteri Baru, Ada Lowongan Kerja Baru, nih!
Usai menonton Televisi yang sedianya sejak Pukul 16.00 namun diundur menjadi 17.00 dan masih terus diundur, sampai akhirnya jadi juga pengumuman susunan Kabinet yang diberi nama : Kabinet Kerja.
Ada Lima catatan yang ingin saya sampaikan dari analisa yang saya lakukan:
1. Optimisme baru, untuk beberapa posisi menteri yang kelihatannya diisi oleh orang-orang yang sudah kapable dan terlihat prestasinya selama ini. Mereka kebanyakan adalah Direktur Utama, CEO, Rektor, yang mana jabatan diperusahaannya merupakan jabatan yang Mentok tok tok…. Ketika pilihan ini diperoleh, maka mereka menurut saya adalah orang yang Tepat (untuk Karir).
2. Politik Balas Budi, ternyata juga masih kelihatan. Walaupun sebenarnya saya menilai seperti Cukup Adil. Ketika PDIP memperoleh Kursi Menteri cuman 5, sedangkan PKB 4, Nasdem 3, Hanura 2, dan PPP 1. Namun ada beberapa orang yang menurut hemat saya lebih pas untuk diangkat ternyata tidak, seperti Mauarat Sirait jauh lebh cocok menjadi Menteri dibandingkan beberapa Politisi lainnya baik di PDIP maupun Non PDIP. Atau Ryeke Diah Pitaloka, menjadi Menteri Tenaga Kerja misalnya, secara dia aktivis di bidang itu. Mereka lebih pantas, karena mereka orang PDIP dan tidak diragukan lagi dukungannya kepada Jokowi pada saat Pemilu Pilpres. Bahkan pengangkatan Menteri Agama yang buka anggota Koalisi Indonesia Hebat, walaupun belakangan mendukung dan pro kepada Jokowi, pada saat SU MPR, dan mengadakan MUNAS di Surabaya, saya melihat masih ada orang di Luar PPP yang memiliki Kapabilitas tanpa melihat Partainya. Bahkan, jika Kemenag diberikan kepada Profesional dari Rektor Universitas juga bisa lebih baik. Seiangat saya PPP selalu berhasil menjadi Menteri Agama. Dan karena itu, kemelutnya juga sama. Bahkan, saya menilai Sahwat Politik mereka yang melakukan Munas untuk mengejar Jabatan ini sangat tidak sebanding dengan “penghargaan” pemberian jabatan menteri yang cuman 1, padahal yang dihianati cukup banyak, bahkan kebanyakan adalah temannya sendiri. Jujur saja, saya tidak resfek terhadap orang yang menghianati musyawarah. Walaupun Politik memang Kejam.
3. Dengan di rekruitnya beberapa CEO, Rektor, dan Profesional lainnya, yang saat ini tidak dalam status “Pengangguran”. maka secara otomatis dibutuhkan penggantinya, dan setiap pengganti yang jika merupakan kader atau karyawan yang juga memiliki kedudukan, pasti pula harus merekrut kembali mau dari dalam ataupun dari luar. Sebagai contoh CEO PT Telkom, CEO PT PINDAD, CEO PT KAI, Rektor Undip, Rektor UGM, Rektor Universitas Paramadina. Dan lainnya. Juga bagi yang saat ini adalah Anggota DPR, maka lowongan berikutnya untuk posisi Pengganti Antar Waktu.
4. Belum lagi, Beberapa Kementerian Baru, maka dibutuhkan tenaga kerja baru. Baik tingkat pusat maupun tingkat daerah. Kebutuhan akan tenaga Kerja ini, merupakan anugerah tersendiri tentunya. Ayo siapa mau melamar…?
5. Takut keburu lupa, Jabatan Jokowi sebelumnya masih Kosong tuh…. Infonya, Ahok tidak mau punya Wakil Gubernur. mendingan jadi PLT, toh cuman beda 1 juta gajjinya. hehehe… Namun jika jadi, maka sebaiknya Ahok jadi saja Gubernur agar ada lowongan untuk CAGUB, dan jika calonnya dari Anggota DPRD, maka akan ada lowongan kembali untuk mengisi PAW. Begitu seterusnya.
Sudah lima toh? Ya sudah Gitu aja….
Sumber : http://ift.tt/1pNYMTc
Ada Lima catatan yang ingin saya sampaikan dari analisa yang saya lakukan:
1. Optimisme baru, untuk beberapa posisi menteri yang kelihatannya diisi oleh orang-orang yang sudah kapable dan terlihat prestasinya selama ini. Mereka kebanyakan adalah Direktur Utama, CEO, Rektor, yang mana jabatan diperusahaannya merupakan jabatan yang Mentok tok tok…. Ketika pilihan ini diperoleh, maka mereka menurut saya adalah orang yang Tepat (untuk Karir).
2. Politik Balas Budi, ternyata juga masih kelihatan. Walaupun sebenarnya saya menilai seperti Cukup Adil. Ketika PDIP memperoleh Kursi Menteri cuman 5, sedangkan PKB 4, Nasdem 3, Hanura 2, dan PPP 1. Namun ada beberapa orang yang menurut hemat saya lebih pas untuk diangkat ternyata tidak, seperti Mauarat Sirait jauh lebh cocok menjadi Menteri dibandingkan beberapa Politisi lainnya baik di PDIP maupun Non PDIP. Atau Ryeke Diah Pitaloka, menjadi Menteri Tenaga Kerja misalnya, secara dia aktivis di bidang itu. Mereka lebih pantas, karena mereka orang PDIP dan tidak diragukan lagi dukungannya kepada Jokowi pada saat Pemilu Pilpres. Bahkan pengangkatan Menteri Agama yang buka anggota Koalisi Indonesia Hebat, walaupun belakangan mendukung dan pro kepada Jokowi, pada saat SU MPR, dan mengadakan MUNAS di Surabaya, saya melihat masih ada orang di Luar PPP yang memiliki Kapabilitas tanpa melihat Partainya. Bahkan, jika Kemenag diberikan kepada Profesional dari Rektor Universitas juga bisa lebih baik. Seiangat saya PPP selalu berhasil menjadi Menteri Agama. Dan karena itu, kemelutnya juga sama. Bahkan, saya menilai Sahwat Politik mereka yang melakukan Munas untuk mengejar Jabatan ini sangat tidak sebanding dengan “penghargaan” pemberian jabatan menteri yang cuman 1, padahal yang dihianati cukup banyak, bahkan kebanyakan adalah temannya sendiri. Jujur saja, saya tidak resfek terhadap orang yang menghianati musyawarah. Walaupun Politik memang Kejam.
3. Dengan di rekruitnya beberapa CEO, Rektor, dan Profesional lainnya, yang saat ini tidak dalam status “Pengangguran”. maka secara otomatis dibutuhkan penggantinya, dan setiap pengganti yang jika merupakan kader atau karyawan yang juga memiliki kedudukan, pasti pula harus merekrut kembali mau dari dalam ataupun dari luar. Sebagai contoh CEO PT Telkom, CEO PT PINDAD, CEO PT KAI, Rektor Undip, Rektor UGM, Rektor Universitas Paramadina. Dan lainnya. Juga bagi yang saat ini adalah Anggota DPR, maka lowongan berikutnya untuk posisi Pengganti Antar Waktu.
4. Belum lagi, Beberapa Kementerian Baru, maka dibutuhkan tenaga kerja baru. Baik tingkat pusat maupun tingkat daerah. Kebutuhan akan tenaga Kerja ini, merupakan anugerah tersendiri tentunya. Ayo siapa mau melamar…?
5. Takut keburu lupa, Jabatan Jokowi sebelumnya masih Kosong tuh…. Infonya, Ahok tidak mau punya Wakil Gubernur. mendingan jadi PLT, toh cuman beda 1 juta gajjinya. hehehe… Namun jika jadi, maka sebaiknya Ahok jadi saja Gubernur agar ada lowongan untuk CAGUB, dan jika calonnya dari Anggota DPRD, maka akan ada lowongan kembali untuk mengisi PAW. Begitu seterusnya.
Sudah lima toh? Ya sudah Gitu aja….
Sumber : http://ift.tt/1pNYMTc