Sejak Dikentuti Prabowo, Pengamat Langsung Tiarap
Sepekan terakhir suara pengamat sangat ramai di media mengkritik, menyerang bahkan menghujat Prabowo Subianto. Tapi sepekan terakhir tidak terdengar lagi. Entah mengapa mereka tiarap mungkin karena malu karena pengamatannya bertolak belakang dengan sikap Prabowo yang memang seorang ksatria. Bukan seperti dirinya yang dengki, cendrung menjilat berharap dapat jabatan dari Presiden baru, Jokowi.
Entah berapa jumlahnya, tapi yang pasti hampir keselurahan konsultan politik mendukung Joko Widodo pada Pilpres lalu. dukungan tersebut tentu bukan sukarela, tapi ada suatu tawaran kepentingan apabila yang didukung menang, seperti Boni Hargens yang harus pasang muka tembok ketika demo kekantor transisi untuk meminta pekerjaan meskipun ia seorang akademis dan bahkan kata media dia seorang aktivis.
Mungkin karena memang dibayar sehingga pendapat kaum intelektual itu tidak objektif. Seperti kata mereka bahwa Prabowo dengan KMP nya akan menjegal pemerintahan Jokowi atau ramalan mereka soal penjegalan pelantikan Jokowi. Tapi semua pendapat yang keluar dari hati yang penuh dengki itu tidak terbukti sama sekali.
Malahan tanpa diduga sebelumnya bahkan membuat semua orang terperanjat dengan sikap Prabowo yang menerima ajakan Jokowi untuk bersilaturahmi. Bahkan Prabowo hadir dalam acara pelantikan Jokowi dan memberi hormat kepada Presiden ketujuh Indonesia itu.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya sebuah lakon sejarah yang akan dikenang oleh masyarakat Indonesia dan generasi penerus selanjutnya. Sikap-sikap yang pernah dilakukan oleh pendiri bangsa terdahulu. Mungkin andaikan Jokowi yang kalah, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak akan sanggup berbuat seperti Prabowo perbuat. Termasuk juga para pengamat yang hanya bermuatan sakit hati lalu berbicara seenak perutnya, seperti Negara ini milik mereka saja.
Sekarang, pasca Prabowo memperlihatkan sikap kenegarawanan, para pengamat-pengamat itu sudah jarang tampil di media masa. Mungkin karena memang kemampuan mereka yang pas-pasan atau karena kurang bayaran atau mungkin lantaran media sudah enggan mengajak mereka yang pasti sikap yang kenegarawanan Prabowo tempo hari telah mengentuti wajah-wajah pembual itu. Mereka bukan pengamat tapi pembual yang sering menghasut dan memprovokasi sehingga masyarakat jadi tak tenang.
Sumber : http://ift.tt/1sgOSsT
Entah berapa jumlahnya, tapi yang pasti hampir keselurahan konsultan politik mendukung Joko Widodo pada Pilpres lalu. dukungan tersebut tentu bukan sukarela, tapi ada suatu tawaran kepentingan apabila yang didukung menang, seperti Boni Hargens yang harus pasang muka tembok ketika demo kekantor transisi untuk meminta pekerjaan meskipun ia seorang akademis dan bahkan kata media dia seorang aktivis.
Mungkin karena memang dibayar sehingga pendapat kaum intelektual itu tidak objektif. Seperti kata mereka bahwa Prabowo dengan KMP nya akan menjegal pemerintahan Jokowi atau ramalan mereka soal penjegalan pelantikan Jokowi. Tapi semua pendapat yang keluar dari hati yang penuh dengki itu tidak terbukti sama sekali.
Malahan tanpa diduga sebelumnya bahkan membuat semua orang terperanjat dengan sikap Prabowo yang menerima ajakan Jokowi untuk bersilaturahmi. Bahkan Prabowo hadir dalam acara pelantikan Jokowi dan memberi hormat kepada Presiden ketujuh Indonesia itu.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya sebuah lakon sejarah yang akan dikenang oleh masyarakat Indonesia dan generasi penerus selanjutnya. Sikap-sikap yang pernah dilakukan oleh pendiri bangsa terdahulu. Mungkin andaikan Jokowi yang kalah, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak akan sanggup berbuat seperti Prabowo perbuat. Termasuk juga para pengamat yang hanya bermuatan sakit hati lalu berbicara seenak perutnya, seperti Negara ini milik mereka saja.
Sekarang, pasca Prabowo memperlihatkan sikap kenegarawanan, para pengamat-pengamat itu sudah jarang tampil di media masa. Mungkin karena memang kemampuan mereka yang pas-pasan atau karena kurang bayaran atau mungkin lantaran media sudah enggan mengajak mereka yang pasti sikap yang kenegarawanan Prabowo tempo hari telah mengentuti wajah-wajah pembual itu. Mereka bukan pengamat tapi pembual yang sering menghasut dan memprovokasi sehingga masyarakat jadi tak tenang.
Sumber : http://ift.tt/1sgOSsT