Kabinet Kerja: Nggak Ada Orang Bataknya Pak Jokowi?
Tidak lama setelah Presiden Jokowi memperkenalkan anggota kabinetnya kepada publik Minggu sore sebuah SMS masuk dari seorang teman yang menyambut dengan kecewa pengumuman tersebut. Alasannya karena Jokowi tidak ada nama yang berbau batak dalam komposisi menterinya.
Rasanya tidak sedikit yang mempertanyakan hal ini. Sejak jaman Soeharto, orang batak boleh dikatakan selalu ada dalam kabinet. Orang batak selalu berhasil menduduki posisi penting hampir diseluruh tanah air. Sebagai salah satu suku terbesar di Indonesia, Suku batak (plus Karo) wajar bila ada di mana-mana.
Tapi kali ini? Apakah Jokowi lupa bahwa ia menang telak di kabupaten-kabupaten Sumatera Utara yang mayoritasnya orang batak dalam pilpres kemarin? Tidak ada nama Maruara Sirait yang sepertinya bakal jadi Menpora atau nama lain seperti Luhut Pandjaitan yang cukup dekat dengan Jokowi.
Orang boleh bertanya mengapa dari sukunya tidak ada yang masuk dalam kabinet Jokowi? Jawabnya simpel saja, yaitu karena jumlah kementerian yang terbatas. Andai kementerian jumlahnya 50 bisa jadi akan lebih banyak suku yang masuk.
Hari gini rasanya terlalu picik jika masih berpikir soal kesukuan. Tengok saja hasil dari kabinet lalu, ada banyak nama dari Sumatera Utara. Tapi apakah ada sesuatu yang signifikan yang mereka perbuat untuk Sumatera Utara?
Tidak perlu ada nama orang batak, tetapi Jokowi nantinya punya concern yang tinggi terhadap para korban Gunung Sinabung. Jokowi peduli dan punya solusi yang jelas untuk krisis energi yang sudah bertahun-tahun dialami warga Medan. Jokowi mampu memajukan pariwisata di Sumatera Utara yang tidak pernah digarap secara profesional.
Buat saudaraku warga Batak jangan larut dalam kekecewaan, ada banyak cara lain untuk mengabdi pada ibu negeri. Bukan sekedar jadi menteri saja.
Sumber : http://ift.tt/1zxC2R0
Rasanya tidak sedikit yang mempertanyakan hal ini. Sejak jaman Soeharto, orang batak boleh dikatakan selalu ada dalam kabinet. Orang batak selalu berhasil menduduki posisi penting hampir diseluruh tanah air. Sebagai salah satu suku terbesar di Indonesia, Suku batak (plus Karo) wajar bila ada di mana-mana.
Tapi kali ini? Apakah Jokowi lupa bahwa ia menang telak di kabupaten-kabupaten Sumatera Utara yang mayoritasnya orang batak dalam pilpres kemarin? Tidak ada nama Maruara Sirait yang sepertinya bakal jadi Menpora atau nama lain seperti Luhut Pandjaitan yang cukup dekat dengan Jokowi.
Orang boleh bertanya mengapa dari sukunya tidak ada yang masuk dalam kabinet Jokowi? Jawabnya simpel saja, yaitu karena jumlah kementerian yang terbatas. Andai kementerian jumlahnya 50 bisa jadi akan lebih banyak suku yang masuk.
Hari gini rasanya terlalu picik jika masih berpikir soal kesukuan. Tengok saja hasil dari kabinet lalu, ada banyak nama dari Sumatera Utara. Tapi apakah ada sesuatu yang signifikan yang mereka perbuat untuk Sumatera Utara?
Tidak perlu ada nama orang batak, tetapi Jokowi nantinya punya concern yang tinggi terhadap para korban Gunung Sinabung. Jokowi peduli dan punya solusi yang jelas untuk krisis energi yang sudah bertahun-tahun dialami warga Medan. Jokowi mampu memajukan pariwisata di Sumatera Utara yang tidak pernah digarap secara profesional.
Buat saudaraku warga Batak jangan larut dalam kekecewaan, ada banyak cara lain untuk mengabdi pada ibu negeri. Bukan sekedar jadi menteri saja.
Sumber : http://ift.tt/1zxC2R0