(33) LANGKAH KURIKULUM [3], Penerapan Sistem Republikasi Pendidikan, Menuju 2045 (bagian 15)
lanjutan dari :
http://ift.tt/1z8DkBQ
PELAJARAN AGAMA
Saya sebagai pribadi mengamati, bahwa setiap agama secara teori menjadikan hal terutama tentang menghayati, menjiwai, dan menghidupkan isi ajaran agama yang diajarkannya. Pendidikan agama selalu menekankan agar anakdidik menyadari bahwa ia memiliki agama dan dengannya ia harus takwa dalam ibadah. Saya mensaksikan juga bawa semua agama tidak ada yang lupa mengajarkan kebaikan dalam kehidupan.
Tujuan inti agama didirikan adalah membuat orang yang menganut ajarannya menjadi orang yang benar dan baik dalam bertindak, bertingkalaku, dan menjalankan hidup. Baik dan benar ini adalah terutama menjadi orang yang berakalbudi dalam lingkungannya. Berakalbudi ini adalah menghidupkan pilihan-pilihan yang bermanfaat bagi orang lain.
SATU PEMAHAMAN IMAN, SATU TUJUAN TAKWA, SATU SUSUNAN ALAMSEMESTA
Seluruh agama berkiblat kepada inti ajaran masing-masing yaitu surga. Akibatnya seluruh agama dunia ini yang berjumlah lebih seratus ribu golongan kepercayaan, menciptakan pula lebih seratus ribu surga dan dengan demikian muncullah lebih seratus ribu Tuhan.
Semua agama lupa, bahwa dunia ini hanya satu.
Konsep logika yang dimunculkan oleh orang beragama bukan pada realitas, tetapi apa yang dikehendaki pikiran sendiri.
Dan terbitlah ajaran, hanya surga saya yang benar, dan hanya Tuhan saya yang benar.
Padahal, dunia ini nyatanya dan fakta hanyalah satu buah, dan alam semesta ini hanya terdiri dari satu Tuhan, satu surga, satu neraka.
Tidak ada dua Tuhan, dua surga, dan dua neraka; apalagi lebih seratus ribu Tuhan, lebih seratus ribu surga, lebih seratus ribu neraka.
Kurikulum moral Indonesia yang baru, akan mengajarkan kepada anakdidik, bahwa tujuan manusia itu lahir karena Tuhan sudah merencanakan ia untuk hidup selama-lamanya di surga, dan hidup dalam kebaikan dan kebenaran Tuhan bukan kebaikan dan kebenaran manusia.
Tujuan pendidikan adalah untuk melanjutkan hidup manusia yang lahir itu selalu ada dalam kebaikan dan kebenaran Tuhan, bermanfaat bagi manusia lain, dan menjaga alamsemesta untuk lestari.
Semua anakdidik haruslah memahami dan menjiwai bahwa alamsemesta ini hanya terbagi secara fisik menjadi tiga bagian, yaitu satu buah surga dan areanya yang kudus sebagai tujuan kehidupan di masadepan bagi semua manusia, satu dunia dan areanya yang berdosa tempat manusia tinggal saat ini, dan satu neraka yang walaupun sampai hari ini belum ada seorangpun yang pergi kesana lalu kembali kepada kita lalu bersaksi dengan nyata fakta.
Satu pemahaman iman yaitu Ketuhanan, satu tujuan takwa yaitu hidup dengan baik dan benar di surga sesuai kehendak Ketuhanan, satu susunan alamsemesta yang logika ilmiah, rohaniah, dan jasmaniah.
Konsep satu pemahaman iman, satu tujuan takwa, dan satu susunan alamsemesta tersebut menjadi dasar pendidikan agama kurikukulum moral Indonesia; akan mendorong akalbudi anakdidik untuk bersama-sama saling menopang satu dengan lainnya, mendorong tindakan untuk berbuat baik dan benar yang sesuai dengan moral peradaban yang berbudaya saling menjaga dan saling menghargai, dan mendorong anakdidik untuk bermoral keagamaan yang mendahulukan Ketuhanan yang Mahaesa.
Maka hasil pendidikan agama Indonesia akan menjadikan anakdidik sesuai dengan ketetapan peradaban, sesuai dengan isi Pancasila, dan sesuai dengan inti Ketuhanan masing-masing agama didirikan; dan menciptakan anakdidik yang tahudiri, memahami perasaaan orang lain, menghormati lingkungannya, bersih pikiran dan bersih tindakan, dan senantiasa takut kepada Tuhan.
Takut akan Tuhan ini akan memimpin setiap tindakan anakdidik untuk mendahulukan Tuhan, menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan bersandarkan kepada ketakwaan kepada Tuhan, dan berinteraksi dengan orang lain dalam kesantunan Tuhan.
Kesantunan Tuhan yang dijalankan dengan hati oleh anakdidik tersebut akan selalu menghasilkan kebaikan bagi oranglain. Lingkungan akan selalu bersih, karena ia hidup dengan bersih. Pergaulannya akan menonjolkan kebaikan Tuhan, dan ia menjadi satu orang yang berketuhanan.
Ketika agama dikembalikan kepada intinya ini, maka fanatisme agama yang asli akan mendominasi pemikiran, yaitu taat kepada Tuhan. Keaslian ajaran agama tersebut akan membuat pemeluk agama saling menghormati sesamanya sebagai manusia yang harus ditopang kehidupannya agar ia terus hidup menuju surga.
HASIL PENDIDIKAN AGAMA SAAT INI
Pada prakteknya, saya juga sebagai pribadi melihat, bahwa hasil yang dilakukan oleh penganut agama, lebih banyaknya jauh panggang dari api, jauh manfaat dari teori, jauh hati dari tujuan.
Seperti yang disampaikan diatas, adalah seharusnya pendidikan Indonesia menghasilkan orang dewasa yang berketuhanan.
Namun pendidikan agama Indonesia hanya menciptakan fanatisme jasmaniah; yang notabenenya adalah fanatisme yang terkosentrasi pada ego diri sendiri, dan kedewasaan formalitas belaka sebab kedewasaan itu justru tidak peduli Tuhan, iman, dan agama; padahal kedewasaan agamis adalah orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dan menghargai sesama manusia.
Pendidikan agama Indonesia gagal mengajarkan anakdidik, bahwa manusia bukan diciptakan oleh sebuah agama, tetapi manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Anakdidik yang mendukakan orang lain menunjukkan bahwa anakdidik itu tidak mengenal Tuhan, maka ia tidak menghargai Tuhan, dan merendahkan Tuhan, bahkan ia meniadakan Tuhan.
Perlakuan buruk dari orang beragama kepada sesamanya manusia menunjukkan bahwa ia tidak memahami syarat dan pengajaran agama dan hal itu adalah kegagalan pendidikan agama dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
Kegagalan pendidikan agama dalam kurikulum pendidikan dasar dan pendidikan tinggi di Indonesia saat ini menghasilkan peristiwa-peristiwa yang memprihatinkan setiap hari.
Persoalan ini adalah persoalan yang sangat serius bagi pendidikan Indonesia, sebab pendidikan Indonesia mengarahkan anakdidik kepada peniadaan Tuhan dalam kehidupan.
Apa jadinya Indonesia di masadepan, jika pemerintah Indonesia tidak memulai program potong generasi tersebut melalui kurikulum pendidikan moral di masa sekarang.
MEMULIHKAN PENDIDIKAN UNTUK MENUJU KESEJAHTERAAN LAHIR DAN BATIN INDONESIA
Kurikulum pendidikan moral Indonesia yang baru mengintikan mendidik murid untuk berbuat baik dan benar kepada Tuhan adalah terbuktikan dengan berbuat baik dan benar kepada sesama manusia.
Kurikulum moral pendidikan agama Indonesia akan mengajarkan bahwa yang melayakkan manusia untuk masuk surga bukan dirinya sendiri tetapi Tuhan.
Pendidikan agama akan mengajarkan bahwa manusia tidak bisa memaksa Tuhan untuk menyetujui ia masuk surga. Pendidikan agama juga akan mengajarkan bahwa Tuhan yang berkuasa membuat seseorang masuk surga bukan manusia itu sendiri. Pendidikan agama itu adalah sangat dan selalu mengajarkan bahwa hanya Tuhanlah yang bisa melayakkan seseorang masuk surga atau tidak. Bukan dirinya si manusia itu sendiri, bukan pemimpin agamanya, dan juga bukan agamanya.
Agama adalah sebuah wadah untuk mengumpulkan umat. Melalui agama seseorang menyatukan dirinya kepada Tuhan yang satu-satunya pemilik alamsemesta. Orang beragama akan memfokuskan hati, pikirtan dan dirinya kepada Tuhan yang ia percayai yang akan menuju kepada satu-satunya Tuhan pemilik alamsemesta itu, dan dengan ketaatannya kepada Tuhan yang ia percayai itu, maka ia akan mengaplikasikan perbuatan baik dan benar kepada sesama manusia dan lingkungannya.
Pendidikan agama yang berbasis kurikulum moral Indonesia ini akan membuat anakdidik Indonesia menjadi manusia Indonesia yang taat dan bertakwa dalam ibadah kepada Tuhannya, dan ia secara pribadi mempresentasikan Tuhan yang ia percayai kepada sesama manusia dengan cara yang baik dan benar sesuai peradaban dan hubungan sosisal yang baik dan benar pula.
Pemerintah yang melandaskan pikirannya kepada positif, maka Kementeriannya dengan sederhana bisa menyusun materi pelajaran Pancasila, moral, adan agama; dalam kurikulum moral pendidikan Indonesia ini.
Secara umum adalah masih banyak orang Indonesia yang mampu mengatur diri oleh kesadaran nurani sendiri untuk selalu berbuat baik kepada orang lain. dengan mereka Kementerian pendidikan Indonesia didalam hati yan bersih menyusun kurikulum pendidikan baru, untuk mendasari semua disiplin ilmu dengan pola agama, moral, dan Pancasila. Maka kurikulum baru ini akan memotong generasi yang gagal dan membuat generasi Indonesia baru yang bermoral dalam kurun waktu 3-5 tahun kedepan.
Generasi pendidikan sebelum 2014 yang gagal didik akan berubah menjadi generasi yang sukses lahir batin mulai 2019 mendatang. Anakdidik dan sarjana-sarjana yang bermoral, bijak, bersih, dan cerdas. Anakdidik yang berorientasi dan mampu membuka dan membuat usaha mandiri. Anakdidik yang sangat menghargai dan membuat lingkungan lestari. Anakdidik yang siap memimpin Indonesia menuju kepada kesejahteraan yang diidam-idamkan oleh para pendiri Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia.
Indonesia masalalu yang suram akan berganti dengan Indonesia yang baru yang cerah.
(BERSAMBUNG, bagian 16, SKEDUL KURIKULUM)
Salam Indonesia sejahtera 2045
Tuhan memberkati Indonesia
Sumber : http://ift.tt/1F7yBRn
http://ift.tt/1z8DkBQ
PELAJARAN AGAMA
Saya sebagai pribadi mengamati, bahwa setiap agama secara teori menjadikan hal terutama tentang menghayati, menjiwai, dan menghidupkan isi ajaran agama yang diajarkannya. Pendidikan agama selalu menekankan agar anakdidik menyadari bahwa ia memiliki agama dan dengannya ia harus takwa dalam ibadah. Saya mensaksikan juga bawa semua agama tidak ada yang lupa mengajarkan kebaikan dalam kehidupan.
Tujuan inti agama didirikan adalah membuat orang yang menganut ajarannya menjadi orang yang benar dan baik dalam bertindak, bertingkalaku, dan menjalankan hidup. Baik dan benar ini adalah terutama menjadi orang yang berakalbudi dalam lingkungannya. Berakalbudi ini adalah menghidupkan pilihan-pilihan yang bermanfaat bagi orang lain.
SATU PEMAHAMAN IMAN, SATU TUJUAN TAKWA, SATU SUSUNAN ALAMSEMESTA
Seluruh agama berkiblat kepada inti ajaran masing-masing yaitu surga. Akibatnya seluruh agama dunia ini yang berjumlah lebih seratus ribu golongan kepercayaan, menciptakan pula lebih seratus ribu surga dan dengan demikian muncullah lebih seratus ribu Tuhan.
Semua agama lupa, bahwa dunia ini hanya satu.
Konsep logika yang dimunculkan oleh orang beragama bukan pada realitas, tetapi apa yang dikehendaki pikiran sendiri.
Dan terbitlah ajaran, hanya surga saya yang benar, dan hanya Tuhan saya yang benar.
Padahal, dunia ini nyatanya dan fakta hanyalah satu buah, dan alam semesta ini hanya terdiri dari satu Tuhan, satu surga, satu neraka.
Tidak ada dua Tuhan, dua surga, dan dua neraka; apalagi lebih seratus ribu Tuhan, lebih seratus ribu surga, lebih seratus ribu neraka.
Kurikulum moral Indonesia yang baru, akan mengajarkan kepada anakdidik, bahwa tujuan manusia itu lahir karena Tuhan sudah merencanakan ia untuk hidup selama-lamanya di surga, dan hidup dalam kebaikan dan kebenaran Tuhan bukan kebaikan dan kebenaran manusia.
Tujuan pendidikan adalah untuk melanjutkan hidup manusia yang lahir itu selalu ada dalam kebaikan dan kebenaran Tuhan, bermanfaat bagi manusia lain, dan menjaga alamsemesta untuk lestari.
Semua anakdidik haruslah memahami dan menjiwai bahwa alamsemesta ini hanya terbagi secara fisik menjadi tiga bagian, yaitu satu buah surga dan areanya yang kudus sebagai tujuan kehidupan di masadepan bagi semua manusia, satu dunia dan areanya yang berdosa tempat manusia tinggal saat ini, dan satu neraka yang walaupun sampai hari ini belum ada seorangpun yang pergi kesana lalu kembali kepada kita lalu bersaksi dengan nyata fakta.
Satu pemahaman iman yaitu Ketuhanan, satu tujuan takwa yaitu hidup dengan baik dan benar di surga sesuai kehendak Ketuhanan, satu susunan alamsemesta yang logika ilmiah, rohaniah, dan jasmaniah.
Konsep satu pemahaman iman, satu tujuan takwa, dan satu susunan alamsemesta tersebut menjadi dasar pendidikan agama kurikukulum moral Indonesia; akan mendorong akalbudi anakdidik untuk bersama-sama saling menopang satu dengan lainnya, mendorong tindakan untuk berbuat baik dan benar yang sesuai dengan moral peradaban yang berbudaya saling menjaga dan saling menghargai, dan mendorong anakdidik untuk bermoral keagamaan yang mendahulukan Ketuhanan yang Mahaesa.
Maka hasil pendidikan agama Indonesia akan menjadikan anakdidik sesuai dengan ketetapan peradaban, sesuai dengan isi Pancasila, dan sesuai dengan inti Ketuhanan masing-masing agama didirikan; dan menciptakan anakdidik yang tahudiri, memahami perasaaan orang lain, menghormati lingkungannya, bersih pikiran dan bersih tindakan, dan senantiasa takut kepada Tuhan.
Takut akan Tuhan ini akan memimpin setiap tindakan anakdidik untuk mendahulukan Tuhan, menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan bersandarkan kepada ketakwaan kepada Tuhan, dan berinteraksi dengan orang lain dalam kesantunan Tuhan.
Kesantunan Tuhan yang dijalankan dengan hati oleh anakdidik tersebut akan selalu menghasilkan kebaikan bagi oranglain. Lingkungan akan selalu bersih, karena ia hidup dengan bersih. Pergaulannya akan menonjolkan kebaikan Tuhan, dan ia menjadi satu orang yang berketuhanan.
Ketika agama dikembalikan kepada intinya ini, maka fanatisme agama yang asli akan mendominasi pemikiran, yaitu taat kepada Tuhan. Keaslian ajaran agama tersebut akan membuat pemeluk agama saling menghormati sesamanya sebagai manusia yang harus ditopang kehidupannya agar ia terus hidup menuju surga.
HASIL PENDIDIKAN AGAMA SAAT INI
Pada prakteknya, saya juga sebagai pribadi melihat, bahwa hasil yang dilakukan oleh penganut agama, lebih banyaknya jauh panggang dari api, jauh manfaat dari teori, jauh hati dari tujuan.
Seperti yang disampaikan diatas, adalah seharusnya pendidikan Indonesia menghasilkan orang dewasa yang berketuhanan.
Namun pendidikan agama Indonesia hanya menciptakan fanatisme jasmaniah; yang notabenenya adalah fanatisme yang terkosentrasi pada ego diri sendiri, dan kedewasaan formalitas belaka sebab kedewasaan itu justru tidak peduli Tuhan, iman, dan agama; padahal kedewasaan agamis adalah orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dan menghargai sesama manusia.
Pendidikan agama Indonesia gagal mengajarkan anakdidik, bahwa manusia bukan diciptakan oleh sebuah agama, tetapi manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Anakdidik yang mendukakan orang lain menunjukkan bahwa anakdidik itu tidak mengenal Tuhan, maka ia tidak menghargai Tuhan, dan merendahkan Tuhan, bahkan ia meniadakan Tuhan.
Perlakuan buruk dari orang beragama kepada sesamanya manusia menunjukkan bahwa ia tidak memahami syarat dan pengajaran agama dan hal itu adalah kegagalan pendidikan agama dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
Kegagalan pendidikan agama dalam kurikulum pendidikan dasar dan pendidikan tinggi di Indonesia saat ini menghasilkan peristiwa-peristiwa yang memprihatinkan setiap hari.
Persoalan ini adalah persoalan yang sangat serius bagi pendidikan Indonesia, sebab pendidikan Indonesia mengarahkan anakdidik kepada peniadaan Tuhan dalam kehidupan.
Apa jadinya Indonesia di masadepan, jika pemerintah Indonesia tidak memulai program potong generasi tersebut melalui kurikulum pendidikan moral di masa sekarang.
MEMULIHKAN PENDIDIKAN UNTUK MENUJU KESEJAHTERAAN LAHIR DAN BATIN INDONESIA
Kurikulum pendidikan moral Indonesia yang baru mengintikan mendidik murid untuk berbuat baik dan benar kepada Tuhan adalah terbuktikan dengan berbuat baik dan benar kepada sesama manusia.
Kurikulum moral pendidikan agama Indonesia akan mengajarkan bahwa yang melayakkan manusia untuk masuk surga bukan dirinya sendiri tetapi Tuhan.
Pendidikan agama akan mengajarkan bahwa manusia tidak bisa memaksa Tuhan untuk menyetujui ia masuk surga. Pendidikan agama juga akan mengajarkan bahwa Tuhan yang berkuasa membuat seseorang masuk surga bukan manusia itu sendiri. Pendidikan agama itu adalah sangat dan selalu mengajarkan bahwa hanya Tuhanlah yang bisa melayakkan seseorang masuk surga atau tidak. Bukan dirinya si manusia itu sendiri, bukan pemimpin agamanya, dan juga bukan agamanya.
Agama adalah sebuah wadah untuk mengumpulkan umat. Melalui agama seseorang menyatukan dirinya kepada Tuhan yang satu-satunya pemilik alamsemesta. Orang beragama akan memfokuskan hati, pikirtan dan dirinya kepada Tuhan yang ia percayai yang akan menuju kepada satu-satunya Tuhan pemilik alamsemesta itu, dan dengan ketaatannya kepada Tuhan yang ia percayai itu, maka ia akan mengaplikasikan perbuatan baik dan benar kepada sesama manusia dan lingkungannya.
Pendidikan agama yang berbasis kurikulum moral Indonesia ini akan membuat anakdidik Indonesia menjadi manusia Indonesia yang taat dan bertakwa dalam ibadah kepada Tuhannya, dan ia secara pribadi mempresentasikan Tuhan yang ia percayai kepada sesama manusia dengan cara yang baik dan benar sesuai peradaban dan hubungan sosisal yang baik dan benar pula.
Pemerintah yang melandaskan pikirannya kepada positif, maka Kementeriannya dengan sederhana bisa menyusun materi pelajaran Pancasila, moral, adan agama; dalam kurikulum moral pendidikan Indonesia ini.
Secara umum adalah masih banyak orang Indonesia yang mampu mengatur diri oleh kesadaran nurani sendiri untuk selalu berbuat baik kepada orang lain. dengan mereka Kementerian pendidikan Indonesia didalam hati yan bersih menyusun kurikulum pendidikan baru, untuk mendasari semua disiplin ilmu dengan pola agama, moral, dan Pancasila. Maka kurikulum baru ini akan memotong generasi yang gagal dan membuat generasi Indonesia baru yang bermoral dalam kurun waktu 3-5 tahun kedepan.
Generasi pendidikan sebelum 2014 yang gagal didik akan berubah menjadi generasi yang sukses lahir batin mulai 2019 mendatang. Anakdidik dan sarjana-sarjana yang bermoral, bijak, bersih, dan cerdas. Anakdidik yang berorientasi dan mampu membuka dan membuat usaha mandiri. Anakdidik yang sangat menghargai dan membuat lingkungan lestari. Anakdidik yang siap memimpin Indonesia menuju kepada kesejahteraan yang diidam-idamkan oleh para pendiri Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia.
Indonesia masalalu yang suram akan berganti dengan Indonesia yang baru yang cerah.
(BERSAMBUNG, bagian 16, SKEDUL KURIKULUM)
Salam Indonesia sejahtera 2045
Tuhan memberkati Indonesia
Sumber : http://ift.tt/1F7yBRn