Sulitnya Membuktikan Pelecehan Direktur BUMN
…
Anda mungkin setengah percaya membaca pengakuan yang disampaikan seorang wanita di laman medsos seperti facebook misalnya atas apa yang telah dialaminya. Pengakuan itu disampaikan sepihak tanpa ada sumber lain semacam saksi.
Wajar wanita ini menyampaikan keluhannya di tempat yang menurutnya paling pas dan aman atas perlakuan yang cukup membuat seseorang menjadi marah dan merasa dilecehkan.
Mungkin sebagian pasti tidak percaya pengakuan tersebut, karena baru disampaikan sekarang menjelang ‘gawe’an posisi lebih tinggi bagi sang pelaku pelecehan, walaupun terjadi pada tahun 2008 lalu.
Apakah wajar seseorang yang diwawancara berstatus dirut BUMN salah satu moda transportasi berinisial IJ yang ditemani pejabat BUMN lainnya dari kelamin sejenis, melontarkan pelecehan dengan mengangkat tangannya dengan jempol berada diantara dua jari lainnya sambil berkata :
‘Sudah ah aku capek, aku mau begini.. (ibu jarinya diselipkan di antara jari telunjuk dan jari tengah). ‘Enak lo begini, kamu pasti belum tahu rasanya begini’ katanya lagi.
Pejabat lain yang hadir tertawa, mungkin juga kegirangan melihat bosnya mewakili keinginan mereka juga.
Pengakuan wartawati Tempo Istiqomatul Hayati ini sebenarnya hampir sama dengan pengakuan-pengakuan wanita korban pelecehan lainnya di medsos.
Mereka menjadi korban perilaku pria-pria yang tahu betul bahwa wanita mempunyai kelemahan-kelemahan yang tidak dapat membela dirinya seketika seperti seorang lelaki.
Negara ini sejak berdiri yang kita bayar pajaknya tidak pernah mau atau serius mengakomodir kelemahan-kelemahan wanita untuk mendapatkan solusinya.
Tragis memang.
(teraslampung.com;asatunews.com)
Sumber : http://ift.tt/1nryEMA
Anda mungkin setengah percaya membaca pengakuan yang disampaikan seorang wanita di laman medsos seperti facebook misalnya atas apa yang telah dialaminya. Pengakuan itu disampaikan sepihak tanpa ada sumber lain semacam saksi.
Wajar wanita ini menyampaikan keluhannya di tempat yang menurutnya paling pas dan aman atas perlakuan yang cukup membuat seseorang menjadi marah dan merasa dilecehkan.
Mungkin sebagian pasti tidak percaya pengakuan tersebut, karena baru disampaikan sekarang menjelang ‘gawe’an posisi lebih tinggi bagi sang pelaku pelecehan, walaupun terjadi pada tahun 2008 lalu.
Apakah wajar seseorang yang diwawancara berstatus dirut BUMN salah satu moda transportasi berinisial IJ yang ditemani pejabat BUMN lainnya dari kelamin sejenis, melontarkan pelecehan dengan mengangkat tangannya dengan jempol berada diantara dua jari lainnya sambil berkata :
‘Sudah ah aku capek, aku mau begini.. (ibu jarinya diselipkan di antara jari telunjuk dan jari tengah). ‘Enak lo begini, kamu pasti belum tahu rasanya begini’ katanya lagi.
Pejabat lain yang hadir tertawa, mungkin juga kegirangan melihat bosnya mewakili keinginan mereka juga.
Pengakuan wartawati Tempo Istiqomatul Hayati ini sebenarnya hampir sama dengan pengakuan-pengakuan wanita korban pelecehan lainnya di medsos.
Mereka menjadi korban perilaku pria-pria yang tahu betul bahwa wanita mempunyai kelemahan-kelemahan yang tidak dapat membela dirinya seketika seperti seorang lelaki.
Negara ini sejak berdiri yang kita bayar pajaknya tidak pernah mau atau serius mengakomodir kelemahan-kelemahan wanita untuk mendapatkan solusinya.
Tragis memang.
(teraslampung.com;asatunews.com)
Sumber : http://ift.tt/1nryEMA