Suara Warga

Sikap Prabowo dan Jokowi Terkait Silsilah Raja Majapahit dan Mataram

Artikel terkait : Sikap Prabowo dan Jokowi Terkait Silsilah Raja Majapahit dan Mataram

Sungguh menarik. Ternyata Jokowi keturunan Ki Juru Mertani. Sedangkan Prabowo keturunan Hamengkubuwono II. Publik selama ini mengalami kebingungan terkait bibit, bebet, dan bobot Jokowi dan Prabowo yang tampak seperti langit dan bumi. Ternyata, sikap, sifat dan kemenangan Jokowi dan sikap, sifat dan kekalahan Prabowo terkait dengan faktor keturunan (bibit) Jokowi yang berakar pada Majapahit dan Prabowo yang merupakan keturunan Sultan Hamengkubuwono II. Bagaimana kisah Jokowi yang ‘hanya’ keturunan Ki Juru Mertani mampu mengalahkan Prabowo keturunan Sultan HB II? Mari kita telaah dengan berdasarkan bibit, bebet dan bobot seperti yang disampaikan oleh Ki Sabdopanditoratu dengan hati gembira ria.

Sepak terjang Jokowi dan Prabowo saat ini ternyata merupakan gambaran masa lalu kisah persaingan antara keturunan Majapahit (bangsawan, resi) melawan keturunan Pajang (kiai/wali dan petani). Persaingan, intrik politik, pembunuhan politik menjadi warna yang sangat mencolok sejak berdirinya Demak.

Berdirinya Pajang memerpanjang kisah terpecahnya kerajaan Demak menjadi Pajang dan Mataram Islam yang pada akhirnya dikuasai oleh Mataram. Persaingan ini berlanjut ketika Mataram terpecah menjadi Jogjakarta dan Surakarta. Bagaimana kisah trah alias silsilah memengaruhi sifat sikap dan kepribadian seseorang termasuk Jokowi (keturunan Majapahit) dan Prabowo (keturunan Hamengkubuwono II). Kemenangan Jokowi - yang menjadi Presiden RI - melebihi kekuasaan Hamengkubuwono rupanya merupakan kelanjutan dari kisah keturunan Ki Juru Mertani yang mengatasi para keturunannya.

Memerhatikan persaingan politik dan kekuasaan Jokowi dan Prabowo, ternyata kemenangan Jokowi disebabkan antara lain oleh bibit, bebet, dan bobot dari Jokowi dan Prabowo sendiri. Seperti tersebut di atas, Jokowi adalah keturunan raja Majapahit terakhir. Sementara Prabowo adalah keturunan Hamengkubuwono II.

Jika ditilik secara kasat mata, tampak Prabowo lebih mentereng dan lebih wah karena keturunan Sultan HB II. Sementara Jokowi seperti tidak memiliki keturunan darah Sultan Hamengkubuwono atau Sultan Mataram Islam. Namun, sesungguhnya leluhur Jokowi melalui Ki Juru Mertani dan kerabatnyalah yang melahirkan Sultan Agung, Raja Mataram I. Ki Juru Mertani, Ki Ageng Pamanahan, dan Ki Panjawi adalah arsitek terbentuknya Kerajaan Mataram. Jadi Jokowi dan Prabowo memiliki akar darah berbeda meskipun terkait Kerajaan Mataram.

Jadi dari sisi silsilah, Jokowi keturunan ahli strategi pemerintahan. Sementara Prabowo keturunan HB II yang dalam catatan tidak memiliki prestasi mencolok ketika menjadi raja. Jokowi memiliki keunggulan karena garis keturunan silsilah Jokowi memotong garis keturunan semua raja Mataram, langsung ke Ki Juru Mertani termasuk Sultan Hamengkubuwono II yang menurunkan KGPA Moerdoningrat, garis keturunan Prabowo teratas.

Garis keturunan Jokowi yang merupakan keturunan Kyai Abdul Jalal I yang menaik ke silsilah keturunan langsung Ki Juru Mertani (Menteri Besar, Maha Patih Kerajaan Mataram Islam di Kotagede). Amangkurat I adalah anak Sultan Agung dari selir Kanjeng Ratu Batang anak Pangeran Upasanta yakni cucu Ki Juru Mertani.

Jokowi sebagai keturunan Ki Juru Mertani, keturunan Bhre Kertabhumi, keturunan Raja Majapahit terakhir Brawijaya. Brhe Kertabhumi memiliki anak Ki Ageng Wanasaba yang menurunkan Ki Ageng Pandanaran alias Pangeran Made Pandan. Ki Ageng Pandanaran memiliki keturunan Ki Ageng Pakringan yang melahirkan Ki Juru Mertani.

Peran Ki Juru Mertani sungguh luar biasa. Ki Juru Mertani adalah ahli strategi yang membuat Sutawijaya berhasil membunuh Arya Penangsang, namun dalam laporan resmi Ki Ageng Pamanahan dan Ki Panjawi yang dilaporkan berhasil membunuh Arya Penangsang.

Semua garis keturunan Ki Juru Mertani dari keturunan Majapahit melahirkan tokoh-tokoh besar yang disegani di masyarakat. Raden Bondan Kejawan adalah putra Bhre Kertabhumi yang menurunkan Ki Juru Mertani. Para tokoh leluhur raja Mataram Islam bergelar Ki, Ki Gede, Nyai Gede, Ki Ageng, Nyai Ageng, yang bermetamorfose menjadi Kyai/Ki yang memiliki arti tokoh besar keagamaan dan pemerintahan dan sifat dan kepemimpinan alias leadership. Ini semua berasal dari darah keturunan ahli strategi hebat perintis kelahiran kerajaan Mataram Islam. Ki Juru Mertani dan para leluhurnya menjadi leluhur para raja Mataram Islam.

Garis keturunan Prabowo berasal dari Mas Rangsang bergelar Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo adalah anak Adipati Martoputro atau Mas Jolang. Mas Jolang ini adalah penderita penyakit jiwa dan syaraf. Jika ditarik ke atas ke keturunan berikutnya, Prabowo juga keturunan Sutawijaya - tokoh pembunuh Arya Penangsang sesungguhnya, Sutawijaya adalah putra Ki Ageng Pamanahan - jika ditarik ke atas sebagai keturunan Sultan Agung melalui Raden Tumenggung Mangkupradja sampai ke atas yakni Sultan Hamengkubuwono II.

Maka, dalam peta pertarungan Pilpres, sudah sejak awal, dari sisi keturunan Jokowi lebih unggul dari Prabowo. Jokowi keturunan Raja Majapahit/ Singasari yang ahli strategi. Ki Juru Mertani adalah wujud generasi berikutnya dalam sejarah Ken Arok yang merupakan ahli strategi pendiri kerajaan Singasari. Sedangkan Prabowo hanya pelanjut generasi HB II saja dan bukan keturunan ahli strategi.

Jadi, sebagai keturunan ahli strategi pendiri kerajaan Majapahit dan Singasari (Ken Arok) dan Mataram (Ki Juru Mertani), menurut Ki Sabdopanditoratu, Jokowi tak mungkin dikalahkan dari sisi bibit, bebet, dan bobotnya oleh Prabowo.

Jokowi pun kebesarannya melebihi para raja Mataram dan para keturunannya karena memang Jokowi adalah keturunan pendiri kerajaan Mataram dan keturunan Ken Arok melalui Bhre Kertabhumi dan Brawijaya, Raja Majapahit terakhir.

Oleh sebab itu maka, pada akhirnya, terkait koalisi permanen yang dipimpin Prabowo, Jokowi akan memenangi persaingan dan Jokowi akan menguasai semuanya: dalam diri Jokowi ada unsur bibit (keturunan Majapahit), petarung dan ahli strategi (bobot), jejak prestasi dan perbuatan (bebet) yang merupakan refleksi darah dan gen yang diturunkan dari Ki Juru Mertani. Maka tak mengherankan jika Jokowi pada berbagai kesempatan selalu menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang petarung. Jokowi menyebut dirinya kalau sudah maju tak pernah kalah. Itu darah asli keturunan Ki Juru Mertani. Prabowo hanya keturunan Hamengkubuwono II yang bukan ahli strategi dan tidak memiliki prestasi mencolok, sebagaimana diuraikan oleh Ki Sabdopanditoratu.

Salam bahagia ala saya.




Sumber : http://ift.tt/Z7wUCZ

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz