Suara Warga

Ahok Mabok, Kepala daerah lain menyusul?

Artikel terkait : Ahok Mabok, Kepala daerah lain menyusul?

Siang ini sejumlah media online dan televise mengabarkan bahwa wakil gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama mengundurkan diri dari partai Gerindra.

Sikap tegas wagub yang biasa dipanggil Pak Ahok ini, diberitakan oleh sejumlah media dengan beragam headline. Kompas.com menulis judul, “Ahok: Sekarang Saya ‘Concern’ Beresi Jakarta, Selamat Tinggal”. Detik.com menulis pengunduran diri Ahok dengan berita bersambung, “Ahok: Saya siapkan surat pengunduran diri ke gerindra hari ini”. Lalu disusul berita dengan judul, “Ahok: saya akan buktikan, tanpa partai saya tetap didukung rakyat”. Kemudian liputan6.com menulis judul lebih tegas, “Ahok Kirim surat Mundur dari Gerindra hari ini”.


Menanggapi sikap Ahok ini, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik mengatakan, seharusnya Ahok mengetahui konsekuensinya jika mundur dari partai politik. Sebab dengan begitu, Ahok juga harus mundur dari jabatan Gubernur DKI Jakarta yang akan dijabatnya setelah Jokowi dilantik sebagai presiden, demikian dikutip dari ruangpojok.com

Temperamen Ahok dengan gaya bicara yang ceplas-ceplos dalam memimpin Jakarta tentu membawa angin segar bagi konstituennya. Sebaliknya gaya demikian jelas tidak disukai oleh mereka yang terbiasa dengan pemimpin konvensional, konservatif dan koruptif.


Dengan gaya kepemimpinannya macam ini, apakah Ahok tidak takut akan keselamatan dirinya?


“Kalau di Jakarta kita takut mati, akan susah. Karena segala keputusan kita itu menyenggol aparat, birokrat, sampai konglomerat “,demikian jawab Ahok.dalam acara tv Mata Najwa.


Selain harus menegakkan konstitusi, hal lain yang membuatnya tak takut mati adalah asuransi keluarganya. Dengan nada canda, Ahok berkata, Veronica akan menjadi seorang yang kaya raya berkat asuransi tersebut.


Di lain kesempatan Ahok bilang, “saya menjadi kepala preman baru sekarang. Preman resmi pemerintah yang pakai seragam,” ucapnya sambil menjelaskan pihaknya tidak melarang keberadaan para juru parkir liar. Pemprov DKI berniat merekrut juru parkir tersebut dengan gaji sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP) senilai Rp 2,4 juta per bulan.


Kini ketika RUU Pilkada sedang dalam posisi kritis direbut antara 7 partai yang tergabung dalam kubu merah putih dan 3 partai pendukung Jokowi, Ahok memilih aksi konkrit mengundurkan diri dari partai Gerindra. Sementara para kepala daerah lainnya hanya bermain kata-kata.


Perlu dipahami, Ahok bersama Jokowi adalah sosok pemimpin hasil pemilukada langsung di pilih rakyat. Kini andai RUU Pilkada disyahkan, kosekuensinya pemilihan Gubernur, Walikota/Bupati tidak bisa langsung dipilih oleh rakyat, tetapi pemilihan diserahkan kepada anggota dewan melalui voting rapat paripurna di DPRD.


Maka sebelum RUU Pilkada ini disyahkan, alangkah eloknya andai semua pemimpin daerah minta minuman yang biasa diminum Ahok, “Pak Ahok, kalau minum bagi-bagi dong, biar kita bisa mabok dan mundur rame-rame!”





Sumber : http://ift.tt/1qgpAA8

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz