Pendidikan masa kini (essay)
Nama : Dyah Azhari Rosikhin
kelompok : VII
Prodi : Pendidikan Tata Boga
tugas : Membuat essay
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Pendidikan Masa Kini
Indonesia sebagai Negara yang besar, yang mempunyai penduduk terbanyak ke-4 didunia, dan Negara yang mempunyai kekayaan Sumber daya Alam yang melimpah ruah tentu saja harus dapat bersaing di era globalisasi yang Modern saat ini. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk dapat mengubah wajah Indonesia menjadi lebih baik, bukan hal yang mudah untuk mengubah pola pikir penduduknya menjadi lebih maju dan kritis, dan bukan hal yang mudah pula untuk mengubah mental penduduknya agar bisa bersaing di kancah global dalam era modern saat ini dan menjadikan Indonesia kaya akan Sumber Daya Manusianya.
Untuk mewujudkan Indonesia menjadi Negara yang maju dan kaya akan sumber daya Manusia ,tentu saja Pendidikan dirasa sangat penting. Karena jika rakyat Indonesia dapat mengenyam pendidikan minimal 12 tahun,maka dapat meminimalisir penyakit buta huruf, dan dipastikan rakyat Indonesia bisa calistung (membaca, menulis, berhitung) dan dapat meraih tujuan Bangsa Indonesia yang terdapat di Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu salah satunya “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Pemerintah dengan segala upayanya berusaha untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia.Namun, semua itu bukan tanpa kendala. Niat baik dari Pemerintah khususnya menteri Pendidikan M.nuh menuai beberapa kritik. Menurut informasi yang saya dapat dari Jejaring sosial mengungkapkan bahwa Ketua Umum PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Sulistiyo, dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional secara khusus mengkritik Menteri M. Nuh. Satu kasus sederhana, UN 2013 yang kacau. Persoalan pendistribusian soal UN sehingga ujian tidak dapat dilaksanakan secara serentak. Contoh lain, Kurikulum 2013 yang dinilai belum siap dalam berbagai lini, diantaranya pelatihan guru untuk implementasi kurikulum baru itu belum merata dan masih sangat sedikit.
Penyaluran tunjangan profesi guru juga masih tersendat-sendat di sejumlah provinsi dan banyak guru yang belum dibayar tunjangannya selama dua tahun terakhir. “Tunjangan guru sudah menjadi hak guru memang pasti akan dibayarkan dan berlaku surut. Namun kondisi tersebut bisa mempengaruhi kinerja guru,” tambahnya.
Menyikapi persoalan yang pelik ini, PGRI sedang menyiapkan sebuah buku Arah Pembangunan Pendidikan di Indonesia. Semoga ini bisa membantu pemerintahan baru nanti agar pembangunan pendidikan lebih baik lagi. Ia juga berpesan kepada Presiden yang akan datang dapat memilih Menteri Pendidikan yang tepat.
Seperti yang telah kita ketahui, saat ini Indonesia sedang menerapkan Kurikulum 2013 sebagai pengganti dari kurikulum KTSP. Kontroversi Kurikulum 2013 menjadi perbincangan hangat di dunia maya. “Terdapat lebih 15.503 percakapan tentang Kurikulum 2013,” ujar Direktur Eksekutif Politicawave Yose Rizal kepada Tempo, Jumat, 15 Agustus 2014.
Pantauan Politicawave, percakapan berlangsung dalam waktu 6-14 Agustus 2014. “Penolakan netizen seputar kesiapan sarana prasarana dan penambahan waktu belajar di sekolah,” ujar Yose. Adapun netizen merupakan sebutan pengguna Internet. Sebagian besar membicarakan ketersediaan buku, bahan ajar sistem kurikulum, dan berkurangnya waktu untuk aktivitas pribadi dan sosial.
Dalam kurikulum 2013, siswa dan guru tidak lagi membeli atau meminjam buku pelajaran seperti biasanya.Tetapi, mereka harus mendownload “buku pelajaran” tersebut disalah satu web yang sudah disediakan.Pada hari selasa,12 Agustus 2014 ada seorang ibu dan anaknya yang bersekolah di salah satu SMP negeri dijakarta bertandang kerumah saya (kebetulan rumah saya adalah warung internet). Mereka meminta tolong kepada saya untuk di-download-kan buku pelajaran tersebut. Jika dikalkulasi 1 buku pelajaran yang harus didownload ada sekitar 300 halaman, dan 1 lembar print di warnet saya adalah Rp.1000. maka jika dikalikan untuk 1 buku pelajaran saja sudah memakan biaya sekitar Rp.300.000.merupakan biaya yang lumayan mahal bukan untuk orang yang “tidak mampu”?
Kemudian, si Ibu berkata kepada saya ,”mbak, masa di SMP anak saya ini diwajibkan untuk mempunyai laptop lho untuk media pembelajaran siswa,kalau tidak ada ,ya ngeprint seperti ini. Saya merasa keberatan mbak, oh iya, tolong bilang ke Ayah mbak ya, kalau ingin membeli motor, saya mau menjual motor saya mbak, untuk membeli laptop untuk anak saya.” Ucapnya. Tentu saja saya sangat miris mendengarnya.Ibu itu rela menjual motor agar bisa membeli laptop untuk anaknya agar dapat menyesuaikan diri dengan “kurikulum 2013”.Malamnya, ketika saya bercakap cakap dengan ibu saya yang sedang menonton Metro TV yang sedang membahas topik “kurikulum 2013”, ibu saya berkata bahwa untuk mem-fotokopi buku pelajaran itu sudah ditanggung oleh dana BOS, dan menurut ibu saya, wajib mempunyai laptop itu merupakan “akal akalan” dari sekolah yang bersangkutan. Jikalau memang benar tidak diwajibkan membeli laptop, jikalau memang biaya fotokopi sudah ditanggung oleh dana BOS ,jikalau memang wajib mempunyai laptop merupakan “akal akalan” dari pihak sekolah saja.Apakah hal ini bukan peluang dalam terjadinya KKN? Dan jikalau Informasi yang didapat dari “si ibu dan anak” yang bertandang kerumah saya itu salah, bukan kah itu wujud dari kurangnya sosialisasi untuk penerapan kurikulum 2013?
Menurut saya, Sebaiknya bukan hanya kurikulum Pendidikan yang harus diubah. Namun, Mental perilaku Rakyat Indonesia juga harus diubah.Mental bersih , mental berani,dan mental kritis dalam berpikir juga harus ditanamkan sejak dini. Dan jika ada kebijakan baru dalam pemerintah sebaiknya harus disosialisasikan secepat dan sejelas mungkin kepada rakyat. Agar semuanya lebih jelas ,transparan dan rakyat pun lebih mengerti dan bisa mengeluarkan pendapatnya dengan baik.
Sumber : http://ift.tt/1o6j9ZD
kelompok : VII
Prodi : Pendidikan Tata Boga
tugas : Membuat essay
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Pendidikan Masa Kini
Indonesia sebagai Negara yang besar, yang mempunyai penduduk terbanyak ke-4 didunia, dan Negara yang mempunyai kekayaan Sumber daya Alam yang melimpah ruah tentu saja harus dapat bersaing di era globalisasi yang Modern saat ini. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk dapat mengubah wajah Indonesia menjadi lebih baik, bukan hal yang mudah untuk mengubah pola pikir penduduknya menjadi lebih maju dan kritis, dan bukan hal yang mudah pula untuk mengubah mental penduduknya agar bisa bersaing di kancah global dalam era modern saat ini dan menjadikan Indonesia kaya akan Sumber Daya Manusianya.
Untuk mewujudkan Indonesia menjadi Negara yang maju dan kaya akan sumber daya Manusia ,tentu saja Pendidikan dirasa sangat penting. Karena jika rakyat Indonesia dapat mengenyam pendidikan minimal 12 tahun,maka dapat meminimalisir penyakit buta huruf, dan dipastikan rakyat Indonesia bisa calistung (membaca, menulis, berhitung) dan dapat meraih tujuan Bangsa Indonesia yang terdapat di Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu salah satunya “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Pemerintah dengan segala upayanya berusaha untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia.Namun, semua itu bukan tanpa kendala. Niat baik dari Pemerintah khususnya menteri Pendidikan M.nuh menuai beberapa kritik. Menurut informasi yang saya dapat dari Jejaring sosial mengungkapkan bahwa Ketua Umum PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Sulistiyo, dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional secara khusus mengkritik Menteri M. Nuh. Satu kasus sederhana, UN 2013 yang kacau. Persoalan pendistribusian soal UN sehingga ujian tidak dapat dilaksanakan secara serentak. Contoh lain, Kurikulum 2013 yang dinilai belum siap dalam berbagai lini, diantaranya pelatihan guru untuk implementasi kurikulum baru itu belum merata dan masih sangat sedikit.
Penyaluran tunjangan profesi guru juga masih tersendat-sendat di sejumlah provinsi dan banyak guru yang belum dibayar tunjangannya selama dua tahun terakhir. “Tunjangan guru sudah menjadi hak guru memang pasti akan dibayarkan dan berlaku surut. Namun kondisi tersebut bisa mempengaruhi kinerja guru,” tambahnya.
Menyikapi persoalan yang pelik ini, PGRI sedang menyiapkan sebuah buku Arah Pembangunan Pendidikan di Indonesia. Semoga ini bisa membantu pemerintahan baru nanti agar pembangunan pendidikan lebih baik lagi. Ia juga berpesan kepada Presiden yang akan datang dapat memilih Menteri Pendidikan yang tepat.
Seperti yang telah kita ketahui, saat ini Indonesia sedang menerapkan Kurikulum 2013 sebagai pengganti dari kurikulum KTSP. Kontroversi Kurikulum 2013 menjadi perbincangan hangat di dunia maya. “Terdapat lebih 15.503 percakapan tentang Kurikulum 2013,” ujar Direktur Eksekutif Politicawave Yose Rizal kepada Tempo, Jumat, 15 Agustus 2014.
Pantauan Politicawave, percakapan berlangsung dalam waktu 6-14 Agustus 2014. “Penolakan netizen seputar kesiapan sarana prasarana dan penambahan waktu belajar di sekolah,” ujar Yose. Adapun netizen merupakan sebutan pengguna Internet. Sebagian besar membicarakan ketersediaan buku, bahan ajar sistem kurikulum, dan berkurangnya waktu untuk aktivitas pribadi dan sosial.
Dalam kurikulum 2013, siswa dan guru tidak lagi membeli atau meminjam buku pelajaran seperti biasanya.Tetapi, mereka harus mendownload “buku pelajaran” tersebut disalah satu web yang sudah disediakan.Pada hari selasa,12 Agustus 2014 ada seorang ibu dan anaknya yang bersekolah di salah satu SMP negeri dijakarta bertandang kerumah saya (kebetulan rumah saya adalah warung internet). Mereka meminta tolong kepada saya untuk di-download-kan buku pelajaran tersebut. Jika dikalkulasi 1 buku pelajaran yang harus didownload ada sekitar 300 halaman, dan 1 lembar print di warnet saya adalah Rp.1000. maka jika dikalikan untuk 1 buku pelajaran saja sudah memakan biaya sekitar Rp.300.000.merupakan biaya yang lumayan mahal bukan untuk orang yang “tidak mampu”?
Kemudian, si Ibu berkata kepada saya ,”mbak, masa di SMP anak saya ini diwajibkan untuk mempunyai laptop lho untuk media pembelajaran siswa,kalau tidak ada ,ya ngeprint seperti ini. Saya merasa keberatan mbak, oh iya, tolong bilang ke Ayah mbak ya, kalau ingin membeli motor, saya mau menjual motor saya mbak, untuk membeli laptop untuk anak saya.” Ucapnya. Tentu saja saya sangat miris mendengarnya.Ibu itu rela menjual motor agar bisa membeli laptop untuk anaknya agar dapat menyesuaikan diri dengan “kurikulum 2013”.Malamnya, ketika saya bercakap cakap dengan ibu saya yang sedang menonton Metro TV yang sedang membahas topik “kurikulum 2013”, ibu saya berkata bahwa untuk mem-fotokopi buku pelajaran itu sudah ditanggung oleh dana BOS, dan menurut ibu saya, wajib mempunyai laptop itu merupakan “akal akalan” dari sekolah yang bersangkutan. Jikalau memang benar tidak diwajibkan membeli laptop, jikalau memang biaya fotokopi sudah ditanggung oleh dana BOS ,jikalau memang wajib mempunyai laptop merupakan “akal akalan” dari pihak sekolah saja.Apakah hal ini bukan peluang dalam terjadinya KKN? Dan jikalau Informasi yang didapat dari “si ibu dan anak” yang bertandang kerumah saya itu salah, bukan kah itu wujud dari kurangnya sosialisasi untuk penerapan kurikulum 2013?
Menurut saya, Sebaiknya bukan hanya kurikulum Pendidikan yang harus diubah. Namun, Mental perilaku Rakyat Indonesia juga harus diubah.Mental bersih , mental berani,dan mental kritis dalam berpikir juga harus ditanamkan sejak dini. Dan jika ada kebijakan baru dalam pemerintah sebaiknya harus disosialisasikan secepat dan sejelas mungkin kepada rakyat. Agar semuanya lebih jelas ,transparan dan rakyat pun lebih mengerti dan bisa mengeluarkan pendapatnya dengan baik.
Sumber : http://ift.tt/1o6j9ZD