Pak Tua, Biarkan Garuda kami kembali bersih
(Photo:FB/Mariana Shifa Azzahra)
Dalam pernyataan yang ditandatangani semua pejabat teras partai pengusung Prahara (kecuali Partai Demokrat) yang dibacakan Tantowi, koalisi berpendapat bahwa putusan MK tidak mencerminkan keadilan substantive. Padahal ini adalah sebuah esensi yang merupakan hakikat penting demokrasi yang seharusnya menjadi pertimbangan putusan MK.
Kejadian ini, menunjukkan masih banyak perjuangan kami untuk memperbaiki system pemilu mendatang, kami akan terus berjuang bersama rakyat dan barisan Koalisi Merah Putih untuk memajukan kepentingan bangsa dan Negara.
Tak dipungkiri, memang ada 62.576.444 suara yang menitipkan kepercaayaan kepada pasangan Prahara, namun apakah Indonesia tidak bisa diibaratkan satu kelas yang baru saja usai menggelar pemilihan ketua kelas, yang siapapun ketua kelasnya harus berbagi jadwal piket untuk kebaikan kelas milik bersama ini?
Terlebih lagi, pada bagian akhir pernyataan bersama Koalisi Merah Putih pun tertera :”Kecintaan kami pada negeri ini membuat kami terus mengawal dan berkontribusi pada bangsa walau ada diluar pemerintahan. Kami tidak ingin bangsa ini dikendalikan segelintir orang.”
Posisi yang akan diambil menurut pernyataan itu pun sudah jelas. “ Lewat Perwakilan Rakyat di Parlemen kami akan terus mengawasi pemerintah sebagai kekuatan penyeimbang, yang dengan cara itu check and balances berjalan dengan baik.”
Sayup-sayup terngiang lirik lagu lawas Elpamas yang juga pernah dibawakan Iwan Fals. “Pak Tua, sudahlah….Engkau sudah terlihat lelah…..Kami mampu untuk bekerja….”. Suara Bondan Prakoso pun samar-samar meningkahinya, “Ketika mimpimu yang begitu indah tak pernah terwujud, ya sudahlah…..Saat kau berlari mengejar anganmu dan pernah sampai, ya sudahlah……”
Referensi : FB/Arie Pecinta Sholawat dan Dzikir’s
Sumber : http://ift.tt/1vcrX8Q