NILASARI, SANG KANDIDAT DOKTOR HUKUM, FIGUR POTENSIAL PEMIMPIN ASAHAN [Serial Sketsa Calon Bupati Alternatif]
Tahukah anda, Asahan memiliki sosok perempuan kandidat Doktor Hukum? Ia adalah Nilasari Siagian. Kiprahnya selama ini di bidang pendidikan dan advokasi perempuan memang masih belum cukup dikenal luas. Tetapi, ia merupakan salah satu perempuan yang memberi pengaruh penting dalam pemerintahan Taufan Gama Simatupang, khususnya untuk program-program yang bersinggungan dengan isue perempuan.
Perempuan yang sedang menempuh Program Doktor Hukum di Universitas Medan Area, Sumatera Utara ini adalah satu dari segelintir perempuan Asahan yang potensial untuk didorong sebagai figur alternatif calon Bupati Asahan, mengapa? Apa hanya karena ia perempuan? bukankah Asahan sudah pernah memiliki calon bupati perempuan, Helmiati ?
Penempatan sosok Nilasari Siagian sebagai figur alternatif calon Bupati Asahan selain Guntur Zass dan Muslim Simbolon setidaknya didasarkan pada kualifikasi pendidikan yang dimilikinya karena sangat jarang bisa diraih perempuan di Asahan pada umumnya.
Nilasari juga seorang aktivis sosial yang giat mempromosikan hak-hak perempuan, antara lain dalam hal kesehatan reproduksi, melalui wadah Lembaga Swadaya Masyarakat yang diberi nama KIPAS. Latar belakang pendidikan dan pengalaman aktivitas sosial tersebut merupakan salah satu modal cukup penting untuk memimpin Asahan.
Meskipun perempuan tangguh ini dikenal sangat dekat dengan lingkar kekuasaan Bupati Taufan Gama Simatupang, tetapi tidak berarti kehilangan potensinya untuk memimpin Asahan. Bahkan, dengan modal aktivitas sosial yang sehari-hari dijalaninya melalui berbagai kegiatan pengajian-pengajian, penyuluhan-penyuluhan untuk ibu-ibu di desa dll, Nilasari bisa saja memiliki peluang yang besar untuk meraih simpaty masyarakat khususnya dari kalangan pemilih perempuan.
Dalam nuansa budaya paternalisme yang kuat di Asahan, profile yang dimiliki Nilasari ini adalah cukup langka dan layak dimasukkan dalam deretan daftar nama-nama figur alternatif calon bupati Asahan di masa akan datang. Selain profilenya yang langka, kegigihannya untuk meraih gelar tertinggi dalam bisang akademik melalui Program Doktor Hukum, dapat menginspirasi perempuan-perempuan di Asahan untuk meraih jenjang pendidikan yang lebih tinggi/mapan agar dapat meningkatkan peran politik dan sosial ditengah dominasi kaum lelaki.
Apalagi sepanjang sejarah kepemimpinan di Asahan, kita belum pernah memiliki bupati perempuan. Meskipun sosok Helmiati pernah tampil sebagai calon Bupati, tampaknya tidak cukup mewakili kebaharuan sebagaimana dimiliki Nilasari. Oleh karena itu, kita sangat berharap suatu ketika Asahan memperoleh sentuhan tangan perempuan terdidik untuk memajukan dan mensejahterakan rakyatnya***.
Kaki Merapi,
03 Agustus 2014
Bem Simpaka
Sumber Photo: facebook nilasari siagian
Perempuan yang sedang menempuh Program Doktor Hukum di Universitas Medan Area, Sumatera Utara ini adalah satu dari segelintir perempuan Asahan yang potensial untuk didorong sebagai figur alternatif calon Bupati Asahan, mengapa? Apa hanya karena ia perempuan? bukankah Asahan sudah pernah memiliki calon bupati perempuan, Helmiati ?
Penempatan sosok Nilasari Siagian sebagai figur alternatif calon Bupati Asahan selain Guntur Zass dan Muslim Simbolon setidaknya didasarkan pada kualifikasi pendidikan yang dimilikinya karena sangat jarang bisa diraih perempuan di Asahan pada umumnya.
Nilasari juga seorang aktivis sosial yang giat mempromosikan hak-hak perempuan, antara lain dalam hal kesehatan reproduksi, melalui wadah Lembaga Swadaya Masyarakat yang diberi nama KIPAS. Latar belakang pendidikan dan pengalaman aktivitas sosial tersebut merupakan salah satu modal cukup penting untuk memimpin Asahan.
Meskipun perempuan tangguh ini dikenal sangat dekat dengan lingkar kekuasaan Bupati Taufan Gama Simatupang, tetapi tidak berarti kehilangan potensinya untuk memimpin Asahan. Bahkan, dengan modal aktivitas sosial yang sehari-hari dijalaninya melalui berbagai kegiatan pengajian-pengajian, penyuluhan-penyuluhan untuk ibu-ibu di desa dll, Nilasari bisa saja memiliki peluang yang besar untuk meraih simpaty masyarakat khususnya dari kalangan pemilih perempuan.
Dalam nuansa budaya paternalisme yang kuat di Asahan, profile yang dimiliki Nilasari ini adalah cukup langka dan layak dimasukkan dalam deretan daftar nama-nama figur alternatif calon bupati Asahan di masa akan datang. Selain profilenya yang langka, kegigihannya untuk meraih gelar tertinggi dalam bisang akademik melalui Program Doktor Hukum, dapat menginspirasi perempuan-perempuan di Asahan untuk meraih jenjang pendidikan yang lebih tinggi/mapan agar dapat meningkatkan peran politik dan sosial ditengah dominasi kaum lelaki.
Apalagi sepanjang sejarah kepemimpinan di Asahan, kita belum pernah memiliki bupati perempuan. Meskipun sosok Helmiati pernah tampil sebagai calon Bupati, tampaknya tidak cukup mewakili kebaharuan sebagaimana dimiliki Nilasari. Oleh karena itu, kita sangat berharap suatu ketika Asahan memperoleh sentuhan tangan perempuan terdidik untuk memajukan dan mensejahterakan rakyatnya***.
Kaki Merapi,
03 Agustus 2014
Bem Simpaka
Sumber Photo: facebook nilasari siagian
Sumber : http://ift.tt/1s3wrNV