Memperbaiki kemerdekaan
artikel kompasianaku semuanya terhapus, gar2 kesalahan teknis yang diakibatkan jaringan nirkabel atau yang lainnya. saya poskan kembali artikel yg masih ada copasan-nya…
Kemerdekaan
Kemerdekaan adalah hak bagi setiap warga negara, itu yang kita dengar dihari senin disetiap upacara bendera ketika masih sekolah, itulah sebahagian tatanan undang-undang dasar tahu 1945.
Oke, apa itu merdeka?
Merdeka adalah kejayaan dari perbudakan, merdeka adalah keamanan dari tindakan kejahatan, diskriminasi dan ancaman. Kemerdekaan adalah hak bagi setiap warganya.
17 agustus 1945, kita merdeka, kita terbebas dari penjajahan. Kita membangun negara kita sendiri, dan seluruh dunia pun mengakuinya seketika itu juga.
Iya, kita merasakan kemerdekaan itu, kita sudah aman dari ancaman bangsa asing, kita sudah aman dari perbudakan, kita sudah aman dari tindak kejahatan dan diskriminasi orang-orang yang semena-mena.
Semua itu karena semangat tekad para pejuang kemerdekaan,
Jangan lupakan jasa-jasa mereka, kita hormatai, kita banggakan, kita kenang mereka dan kita beri tanda pahlawan terhadap diri-diri merka, yaitu para pejuang.
Merekalah sebab dari kemerdekaan, karena mereka kita menikmati hasil bumi kita sendiri, karena mereka lah kita hidup tenang disebuah negara yang subur dan makmur, Indonesia!!.
Ingat kata sang promotor “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961).
Dengan apa kita menghormati mereka? Bagai mana caranya menghargai mereka?
Cara tepat untuk menghormati mereka (para pejuang kemerdekaan), iya itu dengan bersikap baik kepada negri ini.
Sikap baik seperti apa?
Tentunya sikap positif agar negri ini menjadi negri yang lebih baik. Mulailah dari diri sendiri dengan menciptakan ketertiban (jngn ciptakan kerusuhan dari sikap kita), keamanan (yang kita ciptakan dari rasa kasih sayang dan sling menghormati), kebersihan (buang sampah pada tempatnya dll), menghijaukan negri ini (menam pohon)…
Lalu bagai mana menghargai mereka?
Saya rasa dengan memberikan penghormatan atas jaja-jasa mereka, Melindungi negri ini dari bangsa asing yang mengancam keamanan dan kesejahteraan masyarakat kita, mempertahankan kemerdekaan bumi pertiwi ini yang dulu juga mereka perjuangkan dan pertahankan..
Semoga kita bisa mengembannya !!..
Tetapi ada masalah lain. Kata soe karno, sang plroklamasi kemerdekaan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Melawan bangsa sendiri lebih sulit dari pada melawan bangsa asing.
para koruptor, mereka lebih licin dari pada belut sawah, mereka lebih kejam dari pada para penjajah, mereka lebih rakus dari siga yang lapar. Merekalah yang merusak, dana-dana yang harusnya mengalir untuk pembangunan umum, untuk masyarakat luas, mereka makan sendiri.
Mulut mereka busuk!!..
Para penegak hukum ‘yang’ tidak adil dan tidak jujur. Merek yang membuat cacatnya tatanan hukum dari undang-undang. Asal ada uang, semua berssss, hukum bisa diatur dengan uang.
Orang-orang parlemen ‘yang’ melanggar peraturan yang mereka buat sendiri. Mereka seperti tidak punya malu, mereka membuat peraturan dan hukum bagi para pelanggarnya, akan tetapi mereka sendiri yang melanggarnya. Lucunya negri ini, politik seperti tai ayam, kata Soe Hok Gie
Aparat ‘yang’ main mata, main curang, main tikam-menikan, mengadili seenaknya. Mereka sepetri musuh masyarakat, mereka berbaju aparat teapi sikap mereka seperti keparat..
Sepertinya kita tidak akan pernah merdeka dari para penjajah dari negri kita sendiri.
Mungkin nanti akan ada pemuda dari keturunan malaikat yang akan menegakan hukum seadil-adilnya, membuat negri ini menjadi negri yang lebih baik. Tapi kapan?
Ini mengingatkanku dengan pidato Bung Karno, “Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964).
kita harus merubahnya sendiri, kita harus berjuang bersama-sama untuk membangun negri agar seperti syurga.
Kita didik anak-anak kita agar mengenal tuhannya dengan sebenar-benarnya, kita didik anak-anak kita dengan akhlak, budi pekerti luhur serta pendidikan yang tinggi. Agar bisa masuk kedalam parlemen hingga mereka membuat kemajuan dari seginya.
Atau agar bisa menjadi aparat penegak hukum yang seadil-adilnya, yang mampu melayani masyarakat dengan pelayanan sebaik-baiknya.
Atau setidaknya menjadi masyarakat yang ta’at hukum, masyarakat yang cinta negrinya, masyarakan yang selalu bersemangat membangun perekonomian, dan masyarakat yang mampu bersosoalisasi yang bailk.
Sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan. Tetapi malam sudah larut, malam semakin dingin yang membuatku merindukan selimut yang hangat.
Lagi pula sudah tersampaikan poin-poinnya. :haomss
Saya pilihkan kata-kata agar membuat garuda terbang tinggi keatmospir, bukan lagi terbang tinggi dilangit.
Saya pilihkan dari seseorang yang jadnya sedang di dalam kubur. Dia yang pidato pada HUT RI tahun 49, Soe Karno
“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949).
Sumber : http://ift.tt/1nVka6J
Kemerdekaan
Kemerdekaan adalah hak bagi setiap warga negara, itu yang kita dengar dihari senin disetiap upacara bendera ketika masih sekolah, itulah sebahagian tatanan undang-undang dasar tahu 1945.
Oke, apa itu merdeka?
Merdeka adalah kejayaan dari perbudakan, merdeka adalah keamanan dari tindakan kejahatan, diskriminasi dan ancaman. Kemerdekaan adalah hak bagi setiap warganya.
17 agustus 1945, kita merdeka, kita terbebas dari penjajahan. Kita membangun negara kita sendiri, dan seluruh dunia pun mengakuinya seketika itu juga.
Iya, kita merasakan kemerdekaan itu, kita sudah aman dari ancaman bangsa asing, kita sudah aman dari perbudakan, kita sudah aman dari tindak kejahatan dan diskriminasi orang-orang yang semena-mena.
Semua itu karena semangat tekad para pejuang kemerdekaan,
Jangan lupakan jasa-jasa mereka, kita hormatai, kita banggakan, kita kenang mereka dan kita beri tanda pahlawan terhadap diri-diri merka, yaitu para pejuang.
Merekalah sebab dari kemerdekaan, karena mereka kita menikmati hasil bumi kita sendiri, karena mereka lah kita hidup tenang disebuah negara yang subur dan makmur, Indonesia!!.
Ingat kata sang promotor “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961).
Dengan apa kita menghormati mereka? Bagai mana caranya menghargai mereka?
Cara tepat untuk menghormati mereka (para pejuang kemerdekaan), iya itu dengan bersikap baik kepada negri ini.
Sikap baik seperti apa?
Tentunya sikap positif agar negri ini menjadi negri yang lebih baik. Mulailah dari diri sendiri dengan menciptakan ketertiban (jngn ciptakan kerusuhan dari sikap kita), keamanan (yang kita ciptakan dari rasa kasih sayang dan sling menghormati), kebersihan (buang sampah pada tempatnya dll), menghijaukan negri ini (menam pohon)…
Lalu bagai mana menghargai mereka?
Saya rasa dengan memberikan penghormatan atas jaja-jasa mereka, Melindungi negri ini dari bangsa asing yang mengancam keamanan dan kesejahteraan masyarakat kita, mempertahankan kemerdekaan bumi pertiwi ini yang dulu juga mereka perjuangkan dan pertahankan..
Semoga kita bisa mengembannya !!..
Tetapi ada masalah lain. Kata soe karno, sang plroklamasi kemerdekaan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Melawan bangsa sendiri lebih sulit dari pada melawan bangsa asing.
para koruptor, mereka lebih licin dari pada belut sawah, mereka lebih kejam dari pada para penjajah, mereka lebih rakus dari siga yang lapar. Merekalah yang merusak, dana-dana yang harusnya mengalir untuk pembangunan umum, untuk masyarakat luas, mereka makan sendiri.
Mulut mereka busuk!!..
Para penegak hukum ‘yang’ tidak adil dan tidak jujur. Merek yang membuat cacatnya tatanan hukum dari undang-undang. Asal ada uang, semua berssss, hukum bisa diatur dengan uang.
Orang-orang parlemen ‘yang’ melanggar peraturan yang mereka buat sendiri. Mereka seperti tidak punya malu, mereka membuat peraturan dan hukum bagi para pelanggarnya, akan tetapi mereka sendiri yang melanggarnya. Lucunya negri ini, politik seperti tai ayam, kata Soe Hok Gie
Aparat ‘yang’ main mata, main curang, main tikam-menikan, mengadili seenaknya. Mereka sepetri musuh masyarakat, mereka berbaju aparat teapi sikap mereka seperti keparat..
Sepertinya kita tidak akan pernah merdeka dari para penjajah dari negri kita sendiri.
Mungkin nanti akan ada pemuda dari keturunan malaikat yang akan menegakan hukum seadil-adilnya, membuat negri ini menjadi negri yang lebih baik. Tapi kapan?
Ini mengingatkanku dengan pidato Bung Karno, “Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964).
kita harus merubahnya sendiri, kita harus berjuang bersama-sama untuk membangun negri agar seperti syurga.
Kita didik anak-anak kita agar mengenal tuhannya dengan sebenar-benarnya, kita didik anak-anak kita dengan akhlak, budi pekerti luhur serta pendidikan yang tinggi. Agar bisa masuk kedalam parlemen hingga mereka membuat kemajuan dari seginya.
Atau agar bisa menjadi aparat penegak hukum yang seadil-adilnya, yang mampu melayani masyarakat dengan pelayanan sebaik-baiknya.
Atau setidaknya menjadi masyarakat yang ta’at hukum, masyarakat yang cinta negrinya, masyarakan yang selalu bersemangat membangun perekonomian, dan masyarakat yang mampu bersosoalisasi yang bailk.
Sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan. Tetapi malam sudah larut, malam semakin dingin yang membuatku merindukan selimut yang hangat.
Lagi pula sudah tersampaikan poin-poinnya. :haomss
Saya pilihkan kata-kata agar membuat garuda terbang tinggi keatmospir, bukan lagi terbang tinggi dilangit.
Saya pilihkan dari seseorang yang jadnya sedang di dalam kubur. Dia yang pidato pada HUT RI tahun 49, Soe Karno
“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949).
Sumber : http://ift.tt/1nVka6J