Suara Warga

Baru Sadar Ya Kalau SBY itu Benar?

Artikel terkait : Baru Sadar Ya Kalau SBY itu Benar?



Pesta demokrasi 2014, berlangsung dengan relatif aman, lancar dan damai. Meski terjadi gugatan di Mahkamah Konstitusi, tapi masyarakat bisa menilai bahwa pemerintahan SBY berhasil menjalankan proses demokrasi dengan baik. Bahkan presiden SBY sendiri secara institusi dan personal sudah membuka mata masyarakat, bahwa SBY adalah sosok presiden yang cerdas, bijak dan berjiwa besar. Citra SBY yang negatif selama beberapa tahun terakhir, lebih banyak akibat dari pemberitaan negatif dua media televisi besar yaitu Metro TV dan TVOne. Dalam pilpres terbukti, bahwa kedua televisi itu dapat dengan mudah memelintir berita untuk kepentingan kelompoknya masing-masing.

Tulisan bung Hendrik Riyanto http://ift.tt/1moxVer, cukup menggelitik. Silakan deh di klik… hehe sekalian promosi dan bantu bung Hendrik nih. Pak Hendrik menganalisa sikap netral SBY dengan cukup baik…

Dalam banyak hal, SBY memang selalu mengambil kebijakan dengan penuh perhitungan. Itulah sebabnya SBY bisa menang dua kali dalam pemilu presiden. Itulah sebabnya, SBY bisa bertahan selama 10 tahun, dan sukses “menaklukkan” parlemen yang terkotak-kotak. Semua serangan politik yang ditujukan kepadanya sukses diredam, sehingga masa pemerintahannya berjalan selama 10 tahun, utuh. Pada sadarkan?

SBY mengalami masa sulit menjelang berakhirnya kekuasaan karena sejumlah hal.

1. Serangan bertubi-tubi dari lawan politiknya melalui media massa. Seperti saya sebutkan di atas.

2. Serangan politik melalui lingkaran dalam yaitu partai Demokrat. Partai ini diobok-obok oleh orang luar, menggunakan orang dalam. Hal semacam ini pernah dialami oleh PDI Perjuangan pada 2004 lalu. Partai dirusak dari dalam.

3. Serangan bertubi-tubi melalui media sosial yang masif, terstruktur dan terrencana (hehehe meniru nih istilahnya).

Coba deh kita pikir pakai akal sehat, apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh SBY? Secara umum baik-baik saja lho. Bahkan dalam sejumlah hal, pemerintahan SBY berhasil. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang rata-rata tumbuh baik (antara 4 sampai 7 persen setiap tahun). Ya tentu saja pertumbuhan itu belum cukup. Sudah tumbuh saja masih dicemooh kan, apalagi kalau tidak tumbuh. Hayooo… lupa kalau kekuatan daya beli kita sekarang sudah masuk 10 besar dunia (versi Bank Dunia lho). Mbok ya disyukuri gitu lho.

Terus kondisi keamanan kita relatif baik bukan dalam 10 tahun terakhir? Nggak ada tuh konflik besar, baik antara aparat keamanan/pemerintah dengan rakyat, atau antara rakyat dengan rakyat. Konflik yang ada biasa-biasa saja, dan kecil-kecil seperti konflik antara desa di Nusa Tenggara di Maluku atau konflik antara Gang X dengan Gang Y di Matraman dan Manggarai hehe. Juga tidak ada demontsrasi rusuh. Relatif aman deh. Merasa tidak sih?

Boleh-boleh saja menilai pemerintahan SBY banyak kekurangannya, dan banyak kelemahannya. Hak kita sebagai warga negara untuk menilai. Hak Anda untuk suka dan tidak suka pada seseorang. Seperti juga kita sekarang terbelah suka dan tidak suka dengan dua capres yang ada. Tapi, pakailah akal sehat, dengan tidak menutup mata terhadap keberhasilan yang sudah dicapai.

Bukankah menghargai keberhasilan (sekecil apapun) keberhasilan itu akan melahirkan keberhasilan-keberhasilan baru? (Mengutip kalimat dari para motivator seperti Tung Desem, Andre Wongso, Mario Teguh atau Anthony Robbins).

Makin Jayalah Indonesia ku…




Sumber : http://ift.tt/1oJb2qj

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz