Atas Nama Kemanusiaan, TNI Membangun Super Camp di Afrika Tengah
Bakti Prajurit TNI terhadap kemanusiaan semakin patut diacungi jempol. Mereka yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda, membangun Super Camp di Afrika, tepatnya di bandara Mpoko Bangui, berjarak 4 km dari camp sementara Indoengcoy (Indonesian Engineering Company).
Prajurit TNI ini memiliki misi kemanusiaan yang berinduk di bawah PBB, United Nations Multi-Dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic (MINUSCA).
Camp yang dibangun memiliki luas 3 hektar. Pembangunannya ditujukan sebagai kantor MINUSCA, yang sudah tentu membutuhkan ruangan yang luas. Selain itu, Indoengcoy juga akan berkantor di lokasi ini.
Menurut Komandan Satgas (Dansatgas) Konga XXXVII-A/Minusca, Letkol Czi Alfius Navirinda K, waktu yang dibutuhkan untuk membangun Camp tersebut 4 bulan. Lokasinya berbatasan dengan Camp tentara Prancis yang juga berbatasan dengan permukiman masyarakat.
Dalam pelaksanaan awal pembangunan Super Camp dilakukan pembukaan lahan yang dilaksanakan Tim Horizontal dipimpin oleh Lettu Czi Dipo Hijrah bersama dengan Lettu Czi Roy A.P Limbong selaku Perwira Konstruksi Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-A/Minusca, Kamis (14/8).
Pada awal pekerjaannya terdapat sedikit hambatan dimana adanya protes demo dari masyarakat sekitar karena pada lahan tanah tersebut terdapat kebun, ladang dan tempat industri perumahan pembuatan batu bata milik masyarakat.
Namun kendala itu dapat diatasi dengan baik melalui komunikasi yang dilakukan oleh Satgas, perwakilan UN di Minusca serta tokoh masyarakat setempat sehingga akhirnya didapat kesepakatan pada tanah yang terdapat tanaman penduduk, mereka masih dapat menggunakan lahan tersebut sampai panen tiba sekitar 1 bulan lagi.
Bahkan setelah protes tersebut, tercipta suasana persahabatan yang baik karena pasukan Indonesia dapat mencairkan suasana yang semula tegang dengan saling berkomunikasi bercengkerama dan penduduk yang datang untuk sekedar melihat alat berat zeni Indonesia beraksi membuka lahan.
Misi Multidimensional di Bangui CAR dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB pada 10 April 2014 untuk Republik Afrika Tengah yang dilanda konflik sejak 2013 dengan menggunakan isu agama sebagai sumber perselisihan dan telah mengambil ratusan korban jiwa serta 1 juta lebih penduduk terpaksa mengungsi ke negara tetangga seperti Kamerun dan Kong. (*)
Sumber : http://ift.tt/1Au4Ruy
Prajurit TNI ini memiliki misi kemanusiaan yang berinduk di bawah PBB, United Nations Multi-Dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic (MINUSCA).
Camp yang dibangun memiliki luas 3 hektar. Pembangunannya ditujukan sebagai kantor MINUSCA, yang sudah tentu membutuhkan ruangan yang luas. Selain itu, Indoengcoy juga akan berkantor di lokasi ini.
Menurut Komandan Satgas (Dansatgas) Konga XXXVII-A/Minusca, Letkol Czi Alfius Navirinda K, waktu yang dibutuhkan untuk membangun Camp tersebut 4 bulan. Lokasinya berbatasan dengan Camp tentara Prancis yang juga berbatasan dengan permukiman masyarakat.
Dalam pelaksanaan awal pembangunan Super Camp dilakukan pembukaan lahan yang dilaksanakan Tim Horizontal dipimpin oleh Lettu Czi Dipo Hijrah bersama dengan Lettu Czi Roy A.P Limbong selaku Perwira Konstruksi Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-A/Minusca, Kamis (14/8).
Pada awal pekerjaannya terdapat sedikit hambatan dimana adanya protes demo dari masyarakat sekitar karena pada lahan tanah tersebut terdapat kebun, ladang dan tempat industri perumahan pembuatan batu bata milik masyarakat.
Namun kendala itu dapat diatasi dengan baik melalui komunikasi yang dilakukan oleh Satgas, perwakilan UN di Minusca serta tokoh masyarakat setempat sehingga akhirnya didapat kesepakatan pada tanah yang terdapat tanaman penduduk, mereka masih dapat menggunakan lahan tersebut sampai panen tiba sekitar 1 bulan lagi.
Bahkan setelah protes tersebut, tercipta suasana persahabatan yang baik karena pasukan Indonesia dapat mencairkan suasana yang semula tegang dengan saling berkomunikasi bercengkerama dan penduduk yang datang untuk sekedar melihat alat berat zeni Indonesia beraksi membuka lahan.
Misi Multidimensional di Bangui CAR dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB pada 10 April 2014 untuk Republik Afrika Tengah yang dilanda konflik sejak 2013 dengan menggunakan isu agama sebagai sumber perselisihan dan telah mengambil ratusan korban jiwa serta 1 juta lebih penduduk terpaksa mengungsi ke negara tetangga seperti Kamerun dan Kong. (*)
Sumber : http://ift.tt/1Au4Ruy