Suara Warga

ANTARA PERSAUDARAAN DAN KEBODOHAN

Artikel terkait : ANTARA PERSAUDARAAN DAN KEBODOHAN

Sunni, Syiah, Khawarij, Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Qadariyyah, dan Jabariyyah meupakan aliran dalam Islam yang memiliki perbedaan dalam memandang Al-Quran dan Hadis. Hal tersebutlah yang sering menjadi pemicu timbulnya perbedaan yang berujung konflik antar umat Islam itu sendiri. Bila kita melihat jauh kebelakang, semua ajaran tersebut berawal dari satu ajaran, ajaran yang dipimpin oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib pada saat perang Siffin (37 H).

Saat ini, Syiah menjadi aliran yang dominan dalam Islam, tetapi hal tersebut bukanlah membuat Syiah menguasai Islam. Semua aliran dalam Islam tetaplah satu, tetap satu saudara sesama muslim yang beriman kepada Allah SWT dan menggunakan Al-Quran dan Hadis sebagai pedoman hidup. Tidak sepantasnya terjadi perang saudara antara kaum muslim, seperti yang terjadi di Irak dan Suriah saat ini.

Persaudaraan kaum muslim tidak sepantasnya pecah karna perbedaan tujuan. Al-Qaeda, ISIS, Al-Sabaab, HTI, JAT, NU, Muhammadiyah, dan lain-lain adalah kelompok agama Islam yang sepantasnya menjadi tauladan bagi khalayak ramai. Bukan menjadi contoh untuk perang saudara yang menimbulkan konflik berkepanjangan dan dapat menyengsarakan manusia tak berdosa dan para generasi muda yang seharusnya menjadi pemimpin di masa yang akan datang.

Saat ini, dunia sedang dihebohkan oleh gerakan ISIS yang ingin mendirikan kekhalifahan Islam di Irak dan Suriah. Sehingga, ISIS membentangkan sayapnya untuk memperoleh dukungan dari seluruh dunia, termasuk Indonesia yang dapat menjadi pedukung terkuat gerakan ISIS. Karena, selain sebagai negara Islam terbesar, Indonesia juga menjadi basis kelompok radikal di Asia Tenggara, dan kelompok radikal tersebut, mayoritas sepaham dengan ISIS untuk mendirikan system kekhalifahan dalam negara.

Di Indonesia sendiri, telah banyak kelompok Islam yang menyatakan dukungannya terhadap ISIS. Tetapi, bila kita telaah lebih dalam, ISIS menghalalkan kekerasan dalam mencapai tujuannya, seperti memaksa membayar pajak di Irak Utara, membunuh orang yang tidak ingin bergabung dengan ISIS dan tidak ingin membayar pajak, memusuhi agama lain, yang notabene mendukung dan tidak mempermasalahkan agama Islam, merampok bank untuk memperoleh dana, dan masih banyak lagi kekerasan yang dilakukan ISIS untuk mencapai tujuannya. Sedangkan dalam Islam, Islam mengajarkan kedamaian, tidak menganjurkan kekerasan dalam menyelesaikan masalah, selalu menjunjung tinggi musyawarah mufakat, toleransi yang tinggi kepada penganut agama lain, dan selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan dalam Islam.

Apakah konflik seperti itu yang diinginkan Islam? Tentu bukan. Konflik hanya akan menambah kesengsaraan bagi semua umat. Perbedaan yang berujung konflik hanya akan menjadi pemecah antar umat Islam di dunia, termasuk di Indonesia. ISIS bukanlah agama Islam yang sesungguhnya, ISIS hanya ingin membentuk negara Islam yang diidam-idamkan oleh ISIS sendiri, bukan negara Islam yang mampu mengayomi semua agama di dunia, sehingga ISIS hanyalah kelompok kepentingan yang ingin mewujudkan keinganan kelompoknya, bukan keinginan umat Islam dunia.

Kita sebagai umat Islam janganlah mudah terprovokasi akan tipu muslihat yang dilakukan oleh kelompok kepentingan tersebut. tetaplah berpegangan kepada Al-Quran dan Hadis yang sebenarnya, jangan menjadi bodoh dan ikut-ikutan kedalam jalan yang salah. Islam adalah satu, satu dalam kedamaian, satu dalam persaudaraan, dan satu dalam kesejahteraan.




Sumber : http://ift.tt/1nREB4q

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz