Iedul Fitri, Mudik dan Salam Tiga Jari
Iedul Fitri adalah hari raya bagi umat Islam, yang selalu dirayakan setiap tahun setelah menjalankan ibadah puasa ramadna satu bulan lamanya.
Ied diambil dari kosa kata ‘aada ‘yauudu yang artinya kembali. Sedang fitri diambil dari kosa kata fatara yafturu, yang artinya berbuka lawan daripada puasa. Juga bermakna makan pagi.
Jadi makna sebenarnya dari Iedul Fitri ialah kembali berbuka sesudah puasa di bulan ramadhan sebulan lamanya.
Iedul Fitri dirayakan secara meriah di Indonesia, diantaranya dengan “mudik”.
Mudik dan Implikasinya
Mudik telah menjadi fenomena sosial dan keagamaan. Mudik bermakna pulang kampung asal.
Fenomena mudik telah menjadi peristiwa budaya yang setiap tahun selalu terulang. Ia telah memberi implikasi sosial, ekonomi, agama dan budaya.
Pertama, dari aspek sosial, mudik telah menciptakan integrasi sosial diantara sesama keluarga, tetangga dan sekampung asal. Melalui mudik, tradisi silaturrahim antara keluarga, tetangga, dan warga dalam satu kampung dapat dipertahankan dan dilestarikan.
Kedua, dari aspek ekonomi, mudik telah memberi manfaat ekonomi yang besar bagi kampung atau desa. Karena melalui mudik, para perantau membelanjakan uang yang diperoleh dirantauan dengan membeli berbagai keperluan sewaktu berada di kampung halaman.
Oleh karena itu, mudiknya para perantau pada saat Iedul Fitri, membuat ekonomi di desa menggeliat. Hal itu memberi implikasi pada pemerataan ekonomi, mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan menciptakan “keadilan sosial ekonomi”.
Ketiga, dari aspek agama, mudik mengembalikan keakraban, harmoni , persatuan dan kesatuan antar warga, dari semua umur tanpa membedakan stratifikasi sosial di dalam masyarakat yaitu antara yang kaya, miskin dan kelas menengah. Semuanya menyatu kembali ke kampung asal.
Keempat, dari aspek budaya, mudik telah membangun budaya baru khas Indonesia yang merupakan kombinasi dari aspek agama, sosial dan kultural.
Salam Tiga Jari
Ir. H. Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla, ketika menyampaikan pidato kemenangan sebagai Presiden Terpilih dan Wakil Presiden Terpilih di atas kapal phinisi di Sunda Kelapa Jakarta menyampaikan ucapan “Salam Tiga Jari”.
Ucapan itu disampaikan untuk mengajak seluruh bangsa Indonesia yang terbelah menjadi dua selama pemilihan Presiden RI, yaitu yang memihak dan memilih nomor urut 1 Prabowo-Hatta, dan yang memihak dan memilih nomor urut 2 Jokowi-JK.
Jokowi mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk melupakan nomor urut 1 dan 2, dan memilih nomor urut 3 yaitu Indonesia Raya.
Dalam suasana merayakan hari raya Iedul Fitri dan mudik di kampung halaman masing-masing, salam tiga jari relevan dikemukakan untuk menyegarkan kembali ingatan kita supaya menggunakan momentum lebaran Iedul Fitri 1435 H merajut persatuan Indonesia melalui medium silaturrahim.
Lupakan perselisihan, perbedaan dan pilihan selama pemilihan Presiden RI. Mari bersatu, bersama, dan bekerjasama membangun Indonesia Raya yang maju, sejahtera, berdaulat dan berdikari.
Wallahu ‘alam bisshawab
Sumber : http://ift.tt/WWxsu1