Pencitraan Jokowi Hingga ke Level Dunia
Jokowi adalah produk hasil pencitraan. Semua segi pada diri seorang Jokowi dieksplorasi sebagai bahan pencitraan. Tampilan fisiknya yang cungkring, tidak ganteng dan ndeso, gaya bicara yang tidak anggun santun dan gerak gerik yang tidak mantap gagah, masa lalu yang orang gusuran, prestasi ala kadarnya yang dibesar-besarkan, semua diramu secara canggih, disusun secara terstruktur, dimasukkan secara sistematis ke dalam jualan industri media dengan segala bentuknya, lalu terus menerus secara masif dibombardirkan kepada khalayak masyarakat, sehingga ingatan dan kesadaran mereka secara mau tak mau, secara bawah sadar akhirnya menerima Jokowi untuk menjadi presiden republik Indonesia.
Pemahaman tentang modus pencitraan Jokowi telah disadari, dimiliki oleh banyak orang sangat pintar di Indonesia baik dari kalangan cendekiawan maupun politisi, dari rakyat biasa maupun para pemimpin, lalu disebarluaskan pula melalui media. Tapi karena kalah dalam kampanye perang media dengan backing Jokowi, maka pencitraan Jokowi tidak dapat dibendung. Mengenai pencitraan Jokowi ini diketahui dan diamini jutaan orang, bahkan puluhan juta orang di Indonesia. Maka sesuatu yang dibenarkan oleh puluhan juta orang, jumlah yang melebihi semua penduduk negara ASEAN lain digabung menjadi satu, adalah benar. Kalau tidak boleh saklek mengatakan bahwa itu benar, ya setidaknya hal itu menjadi kebenaran yang diyakini oleh yan puluhan juta orang itu.
Luar biasanya pencitraan Jokowi yan dilakukan para pendukungnya dengan backing para bos mafia industri politik ekonomi dengan level tingkat dunia, sehingga yang menjadi korban pencitraan Jokowi tidak melulu rakyat Indonesia, tapi juga seluruh warga dunia. Terbukti dari berita hari ini di sini bahwa orang-orang berebut foto selfi dengan Presiden Joko Widodo di forum APEC. Tidak hanya pendukung Jokowi di kampung atau di pasar, para delegasi APEC pun mengenal Jokowi, penasaran dan kagum padanya, hingga tidak ketinggalan pada meminta selfie. Wajar juga sih, bila efek pencitraan Jokowi mendunia, karena di era globalisasi ini, tidak ada lagi yang tersembunyi di dunia ini, semua sudut planet bumi telah terhubung melalui dunia maya.
Di era informasi tidak ada sesuatupun sudut kehidupan manusia yang luput dari media, apalagi dalam politik. Pencitraan dalam suatu kampanye politik adalah sesuatu hal yang pasti. Pencitraan Jokowi telah tercium oleh para ahli pencitraan, telah dianalisa, telah diketahui strukturnya, dan sudah disusun model formulanya. Sebagai pembuktian pembenaran pencitraan Jokowi ini, nanti akan diujicobakan formula pencitraan Jokowi ini dengan role model lain, untuk menjadi tokoh politik Indonesia masa depan, misalnya Ibas, Tantowi Yahwa, Fahri Hamzah, Fadli Zon, atau siapapun lainnya, baik dari orang yang sudah terkenal maupun yang belum, dari kalangan politisi maupun dari kalangan pengusaham atau dari akademisi kampus.
Sudah tentu formula pencitraan Jokowi ini bila ingin sempurna harus dikerjakan seawal mungkin. Karena bahan pencitraan Jokowi termasuk kehidupan masa kecilnya yang menderita di bantaran kali Solo, digusur-gusur, mencari telur bebek di sepanjang jejak gerombolan bebek mencari makan, itu semua sudah dipersiapkan, diatur oleh team yan membuat pencitraan. Mungkin nanti bisa dipilih calon untuk penerapan pencitraan ala Jokowi ini, anak yang nanti akan dikandung Jupe setelah mendapatkan dan menerima donor spermanya dan program bayi tabungnya sukses.
Dengan demikian, proses pencitraan ala Jokowi dapat dilakukan secara komplet dan total, dari pemilihan calon orang tua, pembuatan setting kehidupan masa kecilnya, siapa saja teman-temannya, permainan apa saja yang dilakukan di sepanjang bantaran kali, penyiapan bebek-bebek yang siap bertelur, kemana saja pilihan sekolahnya, saat pendidikan dasar, menengah sampai masa kuliah, seleksi dan pengaturan siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya, kehidupan kerjanya selepas kuliah, dan kapan mulai disinggungkan dengan dunia politik, di kota mana, pilihan kekuatan politik apa yang digunakan sebagai calon kendaraannya, perjalanan politiknya dari lokal hingga menuju kursi nasional, backing politik siapa saja yan akan mendukung secara intelegen, secara pembiayaan, secara struktur politik, siapa saja yang akan menjadi pengantarnya, yang akan dijadikan anak-anak tangga pijakannya, peristiwa-peristiwa politik yang harus dihadapi untuk menggemblengnya, semua diatur. Semua telah diatur. Semua adalah settingan.
Tentu tipe orang yang akan dijadikan calon pelaku pembuktian pencitraan ala Jokowi ini, tidak sama. Juga latar kehidupannya, kendaraan politiknya, semua berbeda, telah dihitung sesuai dengan jaman yang akan dihadapi di masa depan. Dan dengan berhasilnya pembuktian formula pencitraan Jokowi ini, maka tidak akan ada lagi yang membantah, bahwa Jokowi adalah hasil pencitraan.
- Sumber gambar: kompas.com Foto
Sumber : http://ift.tt/1AR7eeB