Suara Warga

Mengkaji Gagasan Penambahan Kapal Modern >30 GT ala Kemaritiman Jokowi -JK

Artikel terkait : Mengkaji Gagasan Penambahan Kapal Modern >30 GT ala Kemaritiman Jokowi -JK

1415508373442917102

Salam Bahari

Pada hari Minggu tanggal 26 November 2014 saya mengikuti suatu seminar perikanan Tangkap Nasional yang diadakan oleh Himpunan Pemanfaatan Sumber daya Perikanan (HIMAFARIN) FPIK IPB . Pembicaranya salah satu mantan menteri KKP pada era Bu Megawati yang juga politisi dari PDI-P yaitu Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS. Menarik melihat pemaparan beliau tentang Grand Design Kemaritiman ala Jokowi –JK.

Selang beberapa saat beliau mengemukakan tentang suatu ide penambahan kapal modern berkapasitas > 30 GT yang di perkirakan sebanyak 500 buah kapal. Pak Rokhmin berujar kapal tersebut akan beroperasi di kawasan samudera karena kawasan tersebut yang sering di Exploitasi oleh kapal asing, ketidakadanya kapal berbendera Indonesia yang membuat kapal asing leluasa untuk mengambil sumber daya ikan di laut Indonesia, kemudia kapal tersebut akan di operasikan di wilaya yang masih Under Fishing, sehingga penangkapan akan optimal , Tutur Guru Besar FPIK IPB ini.

Lantas saya pun memiliki pertaanyaan perihal gagasan yang nanti akan di “ eksekusi “ oleh kementrian terkait. apakah sudah di fikirkan secara matang mengenai gagasan ini dilihat dari berbagai aspek. contoh paling terkait adalah aspek sosial yaitu Konflik nelayan yang sering terjadi karena perebutan wilayah penangkapan. kemudian aspek keberlanjutan sumberdaya ikan yang akan di tangkap, jika memang gagasan ini di terapkan, apakah dapat bertahan lama, kita tahu semua sumberdaya ikan tidak ada yang mengetahui hanya bisa di prediksi sehingga jumlah ikan yg akan di tangkap pun akan menjadi tanda tanya, bisa saja hari ini jumlah yang ditangkap ratusan ton bahkan ribuan tetapi bisa saja hanya puluhan ton. Saya tidak pesimistis dengan program ini, kalau memang ini bisa terlaksana dan sesuai harapan, saya sangat mendukung, tetapi harap difikirkan secara matang-matang tentang program ini. Khususnya terhadap nelayan itu sendiri

Sebenernya tidak perlu menambah kapal penangkapan ikan tetapi memanfaatkan apa yang sudah ada, salah satunya meningkatkan kualitas mutu ikan. Indonesia memiliki sumber daya ikan yang luar biasa banyak tapi sayang, ekspor negara kita kalah jauh dengan Thailand bahkan Vietnam. Padahal dari segi luas perikanan Indonesia jauh dari pada dua negara tersebut. Salah satu alasannya adalah kualitas mutu ikan yang rendah, banyak negara –negara eropa, amerika yang menolak menerima Ikan dari Indonesia kemungkinan karena kualitas mutu ikan. Miris melihat kondisi sekarang,. Menurut Dr Anwar Bey Pane kualitas ikan yang didaratkan di pelabuhan sudah sangat turun kualitasnya. Sehingga berdampak terhadap kandungan gizi dan mineral pada ikan tersebut. Seandainya pemerintah lebih fokus perihal ini dengan memberikan bantuan beruapa freezer dan kebutuhan pendukung yang lain kepada kapal-kapal Indonesa maka nilai ekspor perikanan kita akan bertambah.

Pendapatan bukan non pajak dari perikanan tangkap indonesia pun sangat miris dengan luas lautan 70 berbanding 30 dengan daratan, pendapatan kita per tahun hanya 300 miliar . Salah satu yang menjadi faktor adalah kapal-kapal yang memiliki kapasitas >30 GT membayar pajak yang terlaluh ”Murah” kepada pemerintah pusa, coba di lihat peraturan kementrian keuangan tentang penarikan pajak sesuai dengan peraturan nomor 316/KMK.06/2001 . kemudian banyaknya kapal yang memanipulasi kapasitas kapalnya, Karena perizinan kapal yang terlalu lama akibat birokrasi yang terlalu panjang,

Harapan kedepannya adalah bagaimana memanfaatkan sumberdaya perikanan Indonesia sebaik mungkin dengan memfikirkan faktor keberlangsungan perikanan itu sendiri, sempat booming isitilah Blue Economy di negara kita, seharusnya jika itu benar-benar diterapkan maka keberlanjutan penangkapan Ikanpun akan terjamin.




Sumber : http://ift.tt/13YAdyr

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz