Terimakasih SBY untuk Modernisasi Alutsista TNI
Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengalami kemajuan dalam modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini bukan sebuah kebetulan, melainkan memang sebuah program puluhan tahun yang sudah direncanakan dan optimisme dari seorang Kepala Negara.
Pada HUT TNI ke-69, SBY bahkan berkomitmen menjadikan TNI sebagai macan Asia di hadapan puluhan ribu prajurit TNI. Sudah tentu, komitmen tersebut baru bisa dicapai jika angkatan bersenjata kita profesional dan didukung dengan peralatan yang modern.
Kita patut berterimakasih kepada SBY yang telah mendukung upaya modernisasi alutsista. Anggaran sebesar 100 triliun digelontorkan untuk membeli sejumlah peralatan perang, seperti Main Battle Tank (MBT) Leopard, pesawat serbu dan lainnya. Mengapa dibeli sedangkan negara kita tidak dalam kondisi perang? Ini adalah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh orang-orang yang tidak suka negara kita kuat dari sisi pertahanan.
Kita tahu, SBY adalah ahli siasat perang. Sewaktu menjadi kepala negara, kondisi keamanan di dalam negeri semakin kondusif. Hal itu ditandai dengan banyak provinsi yang jauh dari konflik horisontal.
Rakyat Indonesia senantiasa bersama prajurit TNI yang akan selalu menjaga keutuhan dan pertahanan NKRI. Kita ingat ketika wejangan SBY disampaikan di hadapan ribuan prajurit TNI di Selat Madura. SBY menaiki kapal perang legendaris, KRI Dewa Ruci. Ada 12 kapal perang yang mengiringi perjalanan SBY di atas Dewa Ruci, di antaranya KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358, KRI Usman Harun 359 dan KRI Iskandar Muda.
Penguatan pertahanan ini tidak lepas dari posisi Indonesia yang sangat strategis. Ancaman dari luar dan gangguan dari dalam negeri harus diantisipasi dengan kehadiran prajurit TNI yang profesional.
Kita tidak bisa melupakan jasa SBY selama sepuluh tahun menjadi kepala negara. Di bawah kepemimpinannya, SBY telah meningkatkan anggaran TNI, serta mendukung regulasi untuk penguatan pertahanan militer Indonesia.
Sudah tentu, kepercayaan ini akan senantiasa dijaga oleh Perwira Tinggi TNI dari semua matra. TNI akan semakin transparan dan akuntabel semua kepercayaan yang telah diberikan. Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun menegaskan pihaknya tidak akan melindungi prajurit TNI yang melakukan pelanggaran hukum.
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan isu yang sangat sensitif di lingkungan TNI. Oleh sebab itu, semua prajurit TNI dibekali materi seputar HAM yang tidak boleh mereka langgar. Hal ini tidak lepas dari doktrin bahwa TNI itu adalah alat negara yang tugasnya menjaga keutuhan dan pertahanan negara dari berbagai ancaman. Prajurit TNI dan rakyat Indonesia bersatu untuk membangun keutuhan negara bersama-sama. Sudah banyak operasi militer selain perang yang dijalani untuk misi kemanusiaan. (*)
Sumber : http://ift.tt/13hvwzC