Susi sebagai LSM Indonesia
(Photo:Merdeka.com)
Ini ada cerita Emmy Hafild, ketika menjadi Direktur Walhi, ketika sedang mengerjakan proyek ADB yang melakukan sodetan sungai Citanduy, Walhi melawan, karena itu akan merusak ekosistem Segara Anakan dan Pantai Pangadaran.
Dalam pertemuan strategi perlawanan dalam sebuah Seminar Walhi, Arimbi Heroepoetri menemukan seorang eksportir udang, perempuan luar biasa, bernama Susi, yang juga melawan proyek ADB tersebut, karena sungai tersebut langsung masuk ke Pangandaran, maka itu akan merusak habitat udang alam yang menjadi sumber kehidupan nelayan disana yang dikumpulkan oleh Susi dan diekspor segar ke Hongkong.
Susi dan mantan Gubernur Jabar, Solihin GP, bersama Walhi menentang keras ADB. Oleh Arimbi, Susi dikirim ke Manila mewakili LSM Indonesia dalam pertemuan ADB untuk menolak proyek Sodetan itu.
Lama tak bertemu, Emmy bertemu lagi di Banda Aceh. Pada saat Emmy bersama rombongan tertinggal pesawat UN waktu mau ke Maulaboh. Susi dengan suami dan anaknya mau ke Medan. Melihat Emmy dan rombongan terdampar, Susi menawarkan tumpangan kepada Emmy ke Meulaboh dengan biaya lima juta rupiah (untuk 5 orang). Emmy dan rombongan ikut pesawat Susi yang dikemudikan oleh suaminya ke Meulaboh. Dan sesampainya di Maulaboh, Susi mengatakan : “mbak Emmy, tolong bayaran mbak Emmy itu dibelikan pinsil dan buku untuk anak-anak penyintas tsunami yang mbak Emmy bantu, tidak usah dibayarkan ke saya”.
“Itulah yang kami lakukan”, ujar Emmy. “Mba Susi, kami bangga sekali Anda menjadi Menteri KKP dan saya tidak ragu sedikitpun terhadap kemampuan Anda. Selamat kami siap membantu”, imbuh Emmy.
Demikianlah salah satu kisah seorang Susi, perokok berat, bertato dan tamatan SMP yang kini didapuk Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri KKP. Semoga menginspirasi kita semua.
Sumber : FB/Emmy Hafild
Sumber : http://ift.tt/1pZACVS