SBY Memang Ahli Strategi
Saat ini mari kita singkirkan dahulu segala kekesalan, sumpah serapah dan caci maki. Kita coba berpikir jernih melihat berbagai hal, mencoba lebih dalam menyelami apa yang sesungguhnya terjadi di arena politik negeri ini.
Adakah yang lebih menarik diamati selain manuver SBY dalam 2 minggu terakhir ? Saya yakin banyak yang sepakat untuk menjawab tidak. Suka atau tidak, SBY telah menjadi magnet dalam pusaran politik kita.Kejadian walk out nya Partai Demokrat ( PD ) dalam sidang paripurna DPR tentang pilkada menjadi momen di mana semua perhatian berpaling pada SBY.Proses pemilihan pimpinan DPR hingga konstelasi partai politik yang ada sekarang tidak bisa dilepaskan dari peran seorang SBY di dalamnya.
Setelah walk out nya PD, orang berebut menyalahkan SBY hingga mereka lupa bahwa inilah politik. Dalam politik selalu ada proses sebelum segala sesuatu diputuskan atas nama partai. Tarik menarik perhatian PD terus dilakukan oleh kubu Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat.
Kekakuan PDIP untuk melakukan kompromi dengan lawan politik dilihat dengan jeli oleh SBY. Soal tahu atau tidaknya SBY sebelum PD menyatakan walk out biarlah tetap menjadi pertanyaan kita, tapi yang harus dilihat bahwa kekalahan KIH dalam proses voting telah menjadi awal dari kekalahan – kekalahan selanjutnya. Serangan – serangan KIH lewat media berhasil dibalikkan oleh SBY melalui terbitnya perpu pilkada. Hastag #shameonyouSBY tdk mampu bertahan lama, berganti dengan #terimakasihSBY . Sebagian kubu KIH di media terpecah bahkan berbalik menyatakan dukungan atas langkah SBY dalam mengatasi kekisruhan UU Pilkada.
KIH saat ini seharusnya menyadari bahwa sikap kaku mereka dalam lobby hanya membawa kerugian. Andai pilkada langsung yang akhirnya diputuskan maka masyarakat akan lebih mengingat jasa SBY yang turut mendukung upaya mereka, bukan jasa KIH apalagi PDIP. Masyarakat tidak melihat bahwa keputusan SBY sebagai bentuk koalisi dengan KIH mengingat hubungan yang tidak harmonis antara pimpinan PD dan PDIP. Lantas kemana kubu KMP setelah SBY menerbitkan perpu ? kenapa suara mereka tidak selantang suara kubu KIH menentang SBY ? ini karena KMP menyadari bahwa esensi pertempuran bukan pada soal pilkada langsung atau tidak langsung tapi lebih pada memberi ruang pada SBY dan PD untuk bermain di saat yang tepat. Imbalannya akan terlihat dalam parlemen periode berikutnya, dimana komposisi anggota dewan jauh berbeda dengan komposisi saat sidang paripurna yang lalu. PD memiliki posisi penting untuk memperkuat salah satu koalisi. Dalam soal Pilkada ini saya melihat KMP lebih bisa memainkan kompromi politik dengan PD dibanding kubu lawan dan SBY mampu mengeksekusi strateginya dengan sangat baik, mendekat pada kedua kubu.
Setelah urusan RUU Pilkada, parlemen kita diramaikan dengan pemilihan pimpinan DPR untuk periode 2014 – 2019. Di sini SBY kembali menunjukkan kemampuan strateginya. Keputusan PD untuk tidak walk out saat pemilihan pimpinan menegaskan keberpihakan PD pada KMP , sementara KIH berhasil dipecundangi dan memutuskan walk out. Keputusan walk out KIH tidak dianggap sebagai keputusan luar biasa karena dianggap hanya keputusan mencari simpati public. KIH tidak ingin dipermalukan apabila kalah dalam proses voting dan berharap public mengganggap keputusan walk out mereka sebagai bentuk perlawanan. Proses lobby yang dilakukan selama sidang mengalami kebuntuan, kekakuan KIH untuk menerima kompromi politik menjadi titik lemah ditambah lagi keengganan Megawati untuk bertemu SBY yang malah memperparah posisi KIH. Padahal apabila pertemuan itu terjadi bukan tidak mungkin peta partai politik di parlemen tidak akan seperti sekarang.
Sekarang parlemen dikuasai KMP ditambah PD, baru terjadi di negeri ini partai pemenang pemilu malah menjadi oposisi di parlemen. Kemenangan dalam pemilihan Presiden akan mendapat perlawanan dari kubu KMP. Program – program Pemerintah mendatang tentu akan mendapat ujian lebih awal di parlemen khususnya masalah anggaran. Apa gunanya rencana – rencana hebat bila anggarannya tidak disetujui parlemen ? apa gunanya posisi strategis di pemerintahan apabila kebijakan – kebijakan dijegal di parlemen ? KIH sekarang hanya bisa berharap pada rakyat, komitmen mereka harus bisa dibuktikan agar rakyat tetap berpihak pada mereka. Namun sampai kapan hal itu bisa bertahan ? kita lihat saja nanti.
Sampai di sini kita bisa melihat posisi SBY bukan lagi sebagai pihak yang kalah di akhir masa jabatannya. SBY tetaplah seorang purnawirawan Jenderal yang juga punya kemampuan sebagai seorang politisi. SBY memang ahli strategi.
Sumber : http://ift.tt/1s1z96P
Adakah yang lebih menarik diamati selain manuver SBY dalam 2 minggu terakhir ? Saya yakin banyak yang sepakat untuk menjawab tidak. Suka atau tidak, SBY telah menjadi magnet dalam pusaran politik kita.Kejadian walk out nya Partai Demokrat ( PD ) dalam sidang paripurna DPR tentang pilkada menjadi momen di mana semua perhatian berpaling pada SBY.Proses pemilihan pimpinan DPR hingga konstelasi partai politik yang ada sekarang tidak bisa dilepaskan dari peran seorang SBY di dalamnya.
Setelah walk out nya PD, orang berebut menyalahkan SBY hingga mereka lupa bahwa inilah politik. Dalam politik selalu ada proses sebelum segala sesuatu diputuskan atas nama partai. Tarik menarik perhatian PD terus dilakukan oleh kubu Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat.
Kekakuan PDIP untuk melakukan kompromi dengan lawan politik dilihat dengan jeli oleh SBY. Soal tahu atau tidaknya SBY sebelum PD menyatakan walk out biarlah tetap menjadi pertanyaan kita, tapi yang harus dilihat bahwa kekalahan KIH dalam proses voting telah menjadi awal dari kekalahan – kekalahan selanjutnya. Serangan – serangan KIH lewat media berhasil dibalikkan oleh SBY melalui terbitnya perpu pilkada. Hastag #shameonyouSBY tdk mampu bertahan lama, berganti dengan #terimakasihSBY . Sebagian kubu KIH di media terpecah bahkan berbalik menyatakan dukungan atas langkah SBY dalam mengatasi kekisruhan UU Pilkada.
KIH saat ini seharusnya menyadari bahwa sikap kaku mereka dalam lobby hanya membawa kerugian. Andai pilkada langsung yang akhirnya diputuskan maka masyarakat akan lebih mengingat jasa SBY yang turut mendukung upaya mereka, bukan jasa KIH apalagi PDIP. Masyarakat tidak melihat bahwa keputusan SBY sebagai bentuk koalisi dengan KIH mengingat hubungan yang tidak harmonis antara pimpinan PD dan PDIP. Lantas kemana kubu KMP setelah SBY menerbitkan perpu ? kenapa suara mereka tidak selantang suara kubu KIH menentang SBY ? ini karena KMP menyadari bahwa esensi pertempuran bukan pada soal pilkada langsung atau tidak langsung tapi lebih pada memberi ruang pada SBY dan PD untuk bermain di saat yang tepat. Imbalannya akan terlihat dalam parlemen periode berikutnya, dimana komposisi anggota dewan jauh berbeda dengan komposisi saat sidang paripurna yang lalu. PD memiliki posisi penting untuk memperkuat salah satu koalisi. Dalam soal Pilkada ini saya melihat KMP lebih bisa memainkan kompromi politik dengan PD dibanding kubu lawan dan SBY mampu mengeksekusi strateginya dengan sangat baik, mendekat pada kedua kubu.
Setelah urusan RUU Pilkada, parlemen kita diramaikan dengan pemilihan pimpinan DPR untuk periode 2014 – 2019. Di sini SBY kembali menunjukkan kemampuan strateginya. Keputusan PD untuk tidak walk out saat pemilihan pimpinan menegaskan keberpihakan PD pada KMP , sementara KIH berhasil dipecundangi dan memutuskan walk out. Keputusan walk out KIH tidak dianggap sebagai keputusan luar biasa karena dianggap hanya keputusan mencari simpati public. KIH tidak ingin dipermalukan apabila kalah dalam proses voting dan berharap public mengganggap keputusan walk out mereka sebagai bentuk perlawanan. Proses lobby yang dilakukan selama sidang mengalami kebuntuan, kekakuan KIH untuk menerima kompromi politik menjadi titik lemah ditambah lagi keengganan Megawati untuk bertemu SBY yang malah memperparah posisi KIH. Padahal apabila pertemuan itu terjadi bukan tidak mungkin peta partai politik di parlemen tidak akan seperti sekarang.
Sekarang parlemen dikuasai KMP ditambah PD, baru terjadi di negeri ini partai pemenang pemilu malah menjadi oposisi di parlemen. Kemenangan dalam pemilihan Presiden akan mendapat perlawanan dari kubu KMP. Program – program Pemerintah mendatang tentu akan mendapat ujian lebih awal di parlemen khususnya masalah anggaran. Apa gunanya rencana – rencana hebat bila anggarannya tidak disetujui parlemen ? apa gunanya posisi strategis di pemerintahan apabila kebijakan – kebijakan dijegal di parlemen ? KIH sekarang hanya bisa berharap pada rakyat, komitmen mereka harus bisa dibuktikan agar rakyat tetap berpihak pada mereka. Namun sampai kapan hal itu bisa bertahan ? kita lihat saja nanti.
Sampai di sini kita bisa melihat posisi SBY bukan lagi sebagai pihak yang kalah di akhir masa jabatannya. SBY tetaplah seorang purnawirawan Jenderal yang juga punya kemampuan sebagai seorang politisi. SBY memang ahli strategi.
Sumber : http://ift.tt/1s1z96P