Politik Blusukan Jokowi Fenomenal dan Baik untuk Indonesia
Salah satu trade mark Jokowi ialah blusukan. Blusukan telah mengangkat citra Jokowi ke pentas nasional dan internasional. Setiap hari media nasional memberitakan aksi blusukan Jokowi ke bagai kawasan padat, kumuh dan miskin di DKI Jakarta.
Pemberitaan media nasional tentang gebrakan Jokowi, mengundang perhatian media internasional untuk ikut memberikan aksi blusukan Jokowi.
Gencarnya pemberitaan media terhadap Jokowi telah memberi efek yang amat positif. Pertama, seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangat sampai Pulau Rito mengenal sosok Jokowi. Kedua, popularitas Jokowi tidak ada yang bisa menandingi. Ketiga, Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan tidak memiliki pilihan kecuali mencalonkan Jokowi sebagai calon Presiden RI.
Hasilnya, dalam pemilihan Presiden 9 Juli 2014, Jokowi yang berpasangan dengan H. Muhammad jusuf Kalla, mengalahkan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan H. Muhammad Hatta Rajasa.
Akbar Tandjung: Jokowi Fenomenal
Satu tahun yang lalu, tepatnya 20 Juni 2014, Akbar Tandjung, mantan Ketua Umum Partai Golkar mengemukakan dalam dialog di Forum Diskusi insan Cita Sejahtera (Fordis ICS) bahwa Jokowi sangat fenomenal.
Pandangan tersebut kemudian menjadi kenyataan dengan terpilihnya Jokowi menjadi Presiden RI yang akan mengangkat sumpah pada 20 Oktober 2014. Persoalannya, sisa-sisa dari pertarungan dalam pemilihan Presiden RI masih amat membekas.
Pertama, Prabowo belum bisa menerima realitas politik bahwa rakyat telah memilih Jokowi menjadi Presiden RI. Buktinya, sampai saat ini, Prabowo belum memberi ucapan selamat kepada Jokowi atas terpilihnya menjadi Presiden RI.
Kedua, partai-partai politik yang mendukung Prabowo-Hatta tetap melestarikan koalisi Merah-Putih. Wujudnya mereka menguasai seluruh pimpinan parlemen yaitu pimpinan DPR dan pimpinan MPR.
ketiga, rakyat tetap terbelah menjadi dua kelompok besar yaitu pendukung Prabowo-Hatta dan pendukung Jokowi-JK.
Keempat, masyarakat Indonesia termasuk masyarakat internasional masih khawatir stabilitas politik dan keamanan tidak terjamin sehubungan belum bersatunya kembali Prabowo-Jokowi yang diikuti masyarakat pendudung Prabowo-Hatta dan pendukung Jokowi-JK.
Kelima, dunia usaha nasional dan dunia usaha internasional, ragu apakah Jokowi-JK mampu menciptakan iklim dunia yang stabil, aman dan tenang.
Jokowi Lakukan Terobosan
Ketegangan politik yang merupakan sisa-sisa dari pertarungan politik dalam pilpres dan pemilihan pimpinan DPR dan MPR. dilihat Jokowi sebagai kendala dan tantangan yang harus diatasi menjelang pelantikannya menjadi Presiden RI 20 Oktober 2014.
Maka Jokowi melakukan terobosan dengan blusukan ke pimpinan parlemen yaitu DPR, dan MPR serta pimpinan partai politik.
Hasilnya menurut saya, baik untuk Indonesia. Pertama, bisa menurunkan ketegangan politik akibat sisa-sisa pertarungan politik dalam pemilihan Presiden, pemilihan DPR dan MPR.
Kedua, dapat menciptakan suasana kondusif di masyarakat sehingga peralihan kekuasaan dari Presiden SBY ke Presiden terpilih Jokowi berlangsung damai, tenang dan tertib.
Ketiga, Jokowi memberi pelajaran kepada masyarakat Indonesia bahwa perbedaan politik, koalisi dan partai politik serta perbedaan lainnya tidak boleh membuat putus hubungan silaturrahim, persaudaraan, persatuan dan kesatuan.
Keempat, memberi isyarat atau sinyal bahwa Jokowi adalah Presiden bagi seluruh bangsa Indonesia, sehingga lawan politik bukan musuh tetapi “sparring partner” yang harus didatangi untuk diajak berbicara, berdialog dan berdiskusi.
Kelima, memberi sinyal positif kepada dunia internasional termasuk dunia usaha bahwa penguasaan parlemen oleh pendukung Prabowo-Hatta tidak akan menjadi masalah karena semua bisa diatasi dengan politik blusukan yang sudah terbukti mujarab untuk mengambil hati setiap orang dari semua kalangan termasuk para pimpinan partai politik dan para tokoh nasional.
Allah a’lam bisshawab
Sumber : http://ift.tt/11tZAa4
Pemberitaan media nasional tentang gebrakan Jokowi, mengundang perhatian media internasional untuk ikut memberikan aksi blusukan Jokowi.
Gencarnya pemberitaan media terhadap Jokowi telah memberi efek yang amat positif. Pertama, seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangat sampai Pulau Rito mengenal sosok Jokowi. Kedua, popularitas Jokowi tidak ada yang bisa menandingi. Ketiga, Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan tidak memiliki pilihan kecuali mencalonkan Jokowi sebagai calon Presiden RI.
Hasilnya, dalam pemilihan Presiden 9 Juli 2014, Jokowi yang berpasangan dengan H. Muhammad jusuf Kalla, mengalahkan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan H. Muhammad Hatta Rajasa.
Akbar Tandjung: Jokowi Fenomenal
Satu tahun yang lalu, tepatnya 20 Juni 2014, Akbar Tandjung, mantan Ketua Umum Partai Golkar mengemukakan dalam dialog di Forum Diskusi insan Cita Sejahtera (Fordis ICS) bahwa Jokowi sangat fenomenal.
Pandangan tersebut kemudian menjadi kenyataan dengan terpilihnya Jokowi menjadi Presiden RI yang akan mengangkat sumpah pada 20 Oktober 2014. Persoalannya, sisa-sisa dari pertarungan dalam pemilihan Presiden RI masih amat membekas.
Pertama, Prabowo belum bisa menerima realitas politik bahwa rakyat telah memilih Jokowi menjadi Presiden RI. Buktinya, sampai saat ini, Prabowo belum memberi ucapan selamat kepada Jokowi atas terpilihnya menjadi Presiden RI.
Kedua, partai-partai politik yang mendukung Prabowo-Hatta tetap melestarikan koalisi Merah-Putih. Wujudnya mereka menguasai seluruh pimpinan parlemen yaitu pimpinan DPR dan pimpinan MPR.
ketiga, rakyat tetap terbelah menjadi dua kelompok besar yaitu pendukung Prabowo-Hatta dan pendukung Jokowi-JK.
Keempat, masyarakat Indonesia termasuk masyarakat internasional masih khawatir stabilitas politik dan keamanan tidak terjamin sehubungan belum bersatunya kembali Prabowo-Jokowi yang diikuti masyarakat pendudung Prabowo-Hatta dan pendukung Jokowi-JK.
Kelima, dunia usaha nasional dan dunia usaha internasional, ragu apakah Jokowi-JK mampu menciptakan iklim dunia yang stabil, aman dan tenang.
Jokowi Lakukan Terobosan
Ketegangan politik yang merupakan sisa-sisa dari pertarungan politik dalam pilpres dan pemilihan pimpinan DPR dan MPR. dilihat Jokowi sebagai kendala dan tantangan yang harus diatasi menjelang pelantikannya menjadi Presiden RI 20 Oktober 2014.
Maka Jokowi melakukan terobosan dengan blusukan ke pimpinan parlemen yaitu DPR, dan MPR serta pimpinan partai politik.
Hasilnya menurut saya, baik untuk Indonesia. Pertama, bisa menurunkan ketegangan politik akibat sisa-sisa pertarungan politik dalam pemilihan Presiden, pemilihan DPR dan MPR.
Kedua, dapat menciptakan suasana kondusif di masyarakat sehingga peralihan kekuasaan dari Presiden SBY ke Presiden terpilih Jokowi berlangsung damai, tenang dan tertib.
Ketiga, Jokowi memberi pelajaran kepada masyarakat Indonesia bahwa perbedaan politik, koalisi dan partai politik serta perbedaan lainnya tidak boleh membuat putus hubungan silaturrahim, persaudaraan, persatuan dan kesatuan.
Keempat, memberi isyarat atau sinyal bahwa Jokowi adalah Presiden bagi seluruh bangsa Indonesia, sehingga lawan politik bukan musuh tetapi “sparring partner” yang harus didatangi untuk diajak berbicara, berdialog dan berdiskusi.
Kelima, memberi sinyal positif kepada dunia internasional termasuk dunia usaha bahwa penguasaan parlemen oleh pendukung Prabowo-Hatta tidak akan menjadi masalah karena semua bisa diatasi dengan politik blusukan yang sudah terbukti mujarab untuk mengambil hati setiap orang dari semua kalangan termasuk para pimpinan partai politik dan para tokoh nasional.
Allah a’lam bisshawab
Sumber : http://ift.tt/11tZAa4