Suara Warga

Pemerintah di Antara Dua Kaki

Artikel terkait : Pemerintah di Antara Dua Kaki

Pesta demokrasi telah usai setelah Presiden terpilih dan Wakil Presiden terpilih resmi di lantik. Untuk lima tahun ke depan (mudah mudahan) Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla akan memimpin Indonesia.

Geliat politik di tanah air tidak kunjung surut bahkan semakin menghangat. Ibarat sesosok manusia maka pemerintahan saat ini berdiri di atas dua kaki yang sama sama punya nafsu untuk menguasai, untuk saling mengebiri. Tidak ada kompromi. Tidak ada basa basi. Loe bukan kawan bakal gue sikat. Loe kawan Gue oke kita bikin barisan rapat. Imbasnya dua kubu merasa diri paling kuat dan paling hebat.

Indonesia belum bisa dan tampaknya tak akan pernah bisa lepas dari politik transaksi. Harus ada balas budi sebagai imbalan atas segala partisipasi. Apa yang terjadi di DPR adalah cermin yang mau tak mau harus kita hadapi. Sapu bersih koalisi merah putih jelas untuk menunjukkan bahwa mereka punya kekuatan lebih untuk mengatur pemerintahan. Koalisi indonesia hebat tak sudi gigit jari dan tak mau berdiam diri. Dengan kekuatan yang kini bisa di bilang setara mereka punya daya untuk merubah keadaan. Jadilah DPR berdiri dengan dua kaki yang ironisnya sama sama punya struktur pimpinan tandingan.

Penulis bukanlah politisi ataupun pengamat politik yang pintar berdiplomasi atau pandai mengamati secara jeli. Tetapi sebagai warga negara Indonesia, penulis punya pendapat pribadi. Pemerintahan Jokowi-JK berada di antara dua kaki yang sulit untuk di ajak berdiskusi. Jika situasi tanpa kompromi ini terus berjalan maka sudah pasti pemerintahan ikut terganggu. Banyak keputusan presiden yang harus meminta persetujuan DPR. Presiden adalah pemohon dan pelaksana dari apa yang telah di legalisasi oleh DPR. Memang presiden punya hak hak yang tidak bisa di ganggu gugat. Namun dengan keadaan politik yang memalukan seperti saat ini, akan sulit bagi pemerintah untuk menjalankan cita cita menyejahterakan Indonesia. Akan selalu terjadi perang mahabarata di gedung dewan. Lempar melempar kursi, banting membanting gelas, dan sumpah serapah caci maki tidak akan berhenti di gedung dewan. Dua kaki saling sikat dan saling tendang.

Dan pemerintahan Jokowi-JK akan berdiri di antara dua kaki itu. Cepat atau lambat kelak kita akan tahu kaki siapa yang mampu menopang pemerintahan. Kaki mana yang akan menggoyang habis habisan. Intinya selama dua kaki itu belum mau saling bicara dari hati ke hati, cukuplah Jokowi-JK meneruskan dan mewujudkan slogan kerja ! Kerja ! Kerja !.

Kita rakyat tidak butuh koalisi dan oposisi. Kita hanya butuh semangat kerja yang bersumber dari hati nurani. Jika kedua kaki di atas tak kunjung mendamaikan diri, masih ada jutaan pasang kaki yang akan menopang masa depan negeri ini.

Sekali lagi penulis hanyalah penggiat fiksi. Jadi harap maklum kalau kata katanya menghancurkan imajinasi.

Salam Indonesia !!!




Sumber : http://ift.tt/1tioUt8

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz