Maaf Tuan, Ternyata Spidolnya Bertinta Merah
Jawaban atas pertanyaan tentang siapa saja nama yang akan mengisi Kabinet Jokowi-JK hingga hari ini masih menjadi misteri. Pengumuman anggota cabinet yang sedianya akan diumumkan sehari setelah pelantikan presiden, (21 Oktober 2014) ditunda karena tanda merah dan kuning dari Komisi Pemberantasan korupsi.
Presiden Joko Widodo meminta bantuan dua lembaga Negara yakni KPK dan PPATK untuk menverifikasi nama-nama calon menteri . 34 nama calon menteri diserahkan, hasilnya ada beberapa nama diantaranya yang berpredikat “Merah” dan “Kuning”. Yang berwarna merah kata Abraham Samad adalah nama yang sangat berpotensi menjadi tersangka KPK sedangkan yang berwarna kuning, statusnya setingkat di bawah warna merah.
Siapa saja nama yang bertinta merah itu? Entahlah kita tidak tahu. Hanya KPK dan pihak Joko Widodo yang tahu persis. Tetapi yang menarik adalah status merah dan kuning itu menyisakan teka-teki buat public. Siapa gerangan benalu itu? Dan pada proyek manakah mereka mencuri. Apakah mereka tokoh parpol? Ataukah mereka adalah pejabat di era sebelumnya? Kita tunggu saja tanggal mainnya.
Patut diapresiasi niat Presiden Jokowi untuk membangun pemerintahan yang bersih. Beliau tidak ingin pemerintahannya kedepan terseok atau bahkan rapuh hanya karena anggota kabinetnya harus bolak-balik KPK.
Memang, menjadi sangat penting untuk tidak mengakomodasi para “Benalu” dalam lingkaran pemerintahan. Terlebih buat pemerintahan Jokowi yang sejak awal tercitra sebagai figure yang akan mampu menjawab berbagai persoalan bangsa. Falsafah “Kerja, kerja, dan kerja” akan ternoda oleh kehadiran “benalu” yang tak tahu malu.
“Maaf Tuan, Spidolnya bertinta merah. Kami tidak bisa menerima anda.” Begitulah kira-kira kalimat Presiden Jokowi saat menyampaikan berita ini kepada mereka, calon menteri bertinta merah.
Sumber : http://ift.tt/1uMQ49n
Presiden Joko Widodo meminta bantuan dua lembaga Negara yakni KPK dan PPATK untuk menverifikasi nama-nama calon menteri . 34 nama calon menteri diserahkan, hasilnya ada beberapa nama diantaranya yang berpredikat “Merah” dan “Kuning”. Yang berwarna merah kata Abraham Samad adalah nama yang sangat berpotensi menjadi tersangka KPK sedangkan yang berwarna kuning, statusnya setingkat di bawah warna merah.
Siapa saja nama yang bertinta merah itu? Entahlah kita tidak tahu. Hanya KPK dan pihak Joko Widodo yang tahu persis. Tetapi yang menarik adalah status merah dan kuning itu menyisakan teka-teki buat public. Siapa gerangan benalu itu? Dan pada proyek manakah mereka mencuri. Apakah mereka tokoh parpol? Ataukah mereka adalah pejabat di era sebelumnya? Kita tunggu saja tanggal mainnya.
Patut diapresiasi niat Presiden Jokowi untuk membangun pemerintahan yang bersih. Beliau tidak ingin pemerintahannya kedepan terseok atau bahkan rapuh hanya karena anggota kabinetnya harus bolak-balik KPK.
Memang, menjadi sangat penting untuk tidak mengakomodasi para “Benalu” dalam lingkaran pemerintahan. Terlebih buat pemerintahan Jokowi yang sejak awal tercitra sebagai figure yang akan mampu menjawab berbagai persoalan bangsa. Falsafah “Kerja, kerja, dan kerja” akan ternoda oleh kehadiran “benalu” yang tak tahu malu.
“Maaf Tuan, Spidolnya bertinta merah. Kami tidak bisa menerima anda.” Begitulah kira-kira kalimat Presiden Jokowi saat menyampaikan berita ini kepada mereka, calon menteri bertinta merah.
Sumber : http://ift.tt/1uMQ49n