Suara Warga

Sudahkah Indonesia Merdeka?

Artikel terkait : Sudahkah Indonesia Merdeka?

17 Agustus 1945 – 17 Agustus 2014. Bukan waktu yang pendek untuk sebuah ukuran umur. 69 tahun Indonesia merdeka, namun apakah Indonesia telah merdeka seutuhnya? Pada kenyataan saat ini Indonesia masih saja terjajah oleh bangsa asing bahkan bangsa sendiri. Lantas kemerdekaan seperti apa yang dimiliki oleh negara yang kita cintai ini? Penjajahan sumber daya alam masih saja terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Siapakah yang akan bertanggung jawab akan hal ini? Dimana peranan pemerintah dalam hal ini?

Korupsi, kemiskinan, masyarakat yang di buat bingung oleh aturan yang terkesan tidak adil. Anak-anak tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak, pemuda banyak yang menganggur, seorang ayah tidak dapat menafkahi keluarganya karena tidak memiliki pekerjaan yang layak. Masyarakat miskin tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan berujung pada kematian karena terlambat di tangani oleh pihak rumah sakit. Sementara pemerintah dengan kekuasaan yang dimilikinya tidak mengerjakan kewajiban mereka dengan baik. Apakah ini yang dapat kita sebut dengan merdeka? Memang secara kenyataan kita tak perlu mengangkat senjata untuk melawan penjajah. Tetapi kita harus melawan penindasan yang dilakukan oleh bangsa kita sendiri.

Perbedaan infrastruktur antara kota dan desa merupakan sebuah contoh yang sangat mencolok. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan di kota sangat pesat. Setiap hari gedung-gedung bertingkat di bangun. Sedangkan di desa, jalan raya yang merupakan infrastruktur utama bagi masyarakat desa untuk sekedar melakukan aktivitas menjual hasil kebun mereka ke kota sangat memprihatinkan. Jalan rusak yang di biarkan begitu saja tanpa ada perbaikan sangat mengganggu aktivitas mereka. Inikah yang di sebut dengan merdeka? Dimana orang yang memiliki kekuasaan dengan mudahnya merampas hak rakyat kecil seperti mereka. Sedangkan mereka harus berjuang sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Perjalanan dinas para petinggi negara terkesan hanya menghabiskan APBN. Alangkah baiknya jika perjalanan dinas mereka di kurangi dan APBN dari perjalanan dinas dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Dengan demikian seluruh elemen masyarakat dapat merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya, bukan kemerdekaan bagi golongan atas saja.

Ketidak pemerataan harga atau bahan pokok yang berbeda di setiap daerah juga menjadi permasalahan lain. Sedangkan pendapatan di setiap daerah tidak merata. Hal tersebut menyebabkan perbedaan yang mencolok pada daerah kota dan desa. Masyarakat desa dengan segala kekurangannya di buat tidak berdaya akan keadaan seperti ini.

Di bidang pendidikan juga demikian. Pelajar yang berada di daerah pedesaan kurang memiliki ketrampilan dibandingkan dengan pelajar di daerah kota karena ketidak pemerataan ilmu yang diberikan. Sedangkan pelajar di desa harus menyesuaikan kurikulum yang di buat secara skala nasional. Apakah mereka dapat menyesuaikan dengan baik? Belum lagi guru yang datang hanya pada awal dan akhir bulan, lantas bagaimana nasib para penerus bangsa kita ini yang akan memerdekakan Indonesia secara hakiki.

Sudah saatnya kita semua bahu-membahu memberantas korupsi, kemiskinan, pembodohan bangsa, dan memperbaiki segala aturan yang tidak tepat sasaran. Menghukum siapapun orang nya baik petinggi bangsa maupun rakyat biasa yang melanggar hukum yang berlaku dengan memberi sanksi yang setimpal. Dengan demikian kemungkinan besar kemerdekaan yang hakiki akan dirasakan oleh semua elemen masyarakat Indonesia. Bukan kemerdekaan yang selama ini kita rasakan bersama. Kemerdekaan yang hanya dimiliki oleh orang yang memiliki kekuasaan dan petinggi negara ini. Tetapi juga kemerdekaan untuk masyarakat golongan bawah.




Sumber : http://ift.tt/1m2WW4k

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz