SIAPAKAH YANG TERTOLAK??
Setelah Jokowi dinyatakan sah dalam putusan MK sebagai Presiden terpilih, maka munculah masalah baru mengenai keberadaan Basuki Tjahaya P. atau pria yang kerap disapa Ahok tersebut. Sebab dalam aturannya jelas bahwa Gubernur ataupun kepala daerah yang berhenti atau mengundurkan diri dari jabatannya tersebut selama masa jabatan masih berlaku, orang nomer dua atau bisa disebut Wakil secara otomatis akan menduduki kursi kepemimpinan yang kosong, hal tersebut sudah tertuang dalam UU no 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Hal ini dapat dilihat dari berhentinya Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menduduki kursi RI-1. Secara otomatis kekosongan Kursi Gubernur akan ditempati oleh wakil Gubernur Ahok.
Namun kenaikan Ahok sebagai DKI-1 atau Gubernur DKI Jakarta tidak semulus yang dibayangkan karena adanya perlawanan dari banyak pihak, selain dari pihak Partai Gerindra yang telah mengantar Ahok menjadi Wakil Gubernur, hal tersebut ternyata berbalik saat Ahok memutuskan keluar dari Partai berlambang kepala garuda tersebut, yang akhirnya menantang Ahok turun dari kursi kepemimpinan karena merasa dikhianati. Belum lagi dengan orang-orang yang sakit hati dengan Ahok, karena tindakannya Ahok atas setiap kinerjanya yang terkesan anarki, selain itu ada ormas yang mengatasnamakan agama (FPI) Front Pembela Islam yang menolak keras dengan adanya kenaikan Ahok sebagai gubernur DKI-1 dengan alasan yang berkaitan dengan hal SARA. Tentu banyak cara dilakukan untuk mencegah kenaikan Ahok sebagai Gubernur, salah satunya menggalang massa melalui acount-acount jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dll. Kemudian kabar berita terbaru FPI akan mengerahkan masa ribuan orang untuk melakukan demo besar-besaran di depan gedung DPRD DKI untuk menolak pelantikan yang Ahok.
Ahok yang saat ini statusnya non partai memiliki banyak tekanan dari banyak pihak yang menolak kenaikannya sebagai Gubernur ternyata juga menanggapi tentang adanya penolakan yang terjadi atas dirinya. Namun dengan pernyataannya, Ahok akan menanggapi hal tersebut dengan santai soal adanya penolakan atas dirinya. Salah satunya jika memang FPI tidak setuju dengan keberadaanya di kursi Gubernur terbukti karena alasan SARA, maka Ahok pun tidak segan dalam meresponi FPI dengan menempuh proses pidana. Dari konfrontasi kedua pihak ini, bisa terlihat siapakah nanti yang akan tertolak. Apakah Ahok akan tertolak sebagai Gubernur nantinya?? Ataukah sebaliknya, hasrat kubu FPI dan Gerindra dengan segenap jajaran orang-orang yang telah sakit hati yang tidak mungkin tercapai?? Walaupun banyak yang menentang adanya Ahok sebagai Gubernur, namun sebuah kutipan yang senantiasa muncul dalam banyak jejaring sosial dan spanduk-spanduk yang disampaikan para relawan yang mendukung Ahok sebagai Gubernur “You’ll never walk alone” selalu menghiasi layar pada jejaring-jejaring sosial dan spanduk di jalanan. Sebuah kutipan kata bijak juga mungkin dapat memotivasi kita bersama “beranilah menjadi benar walau sendirian.”
Sumber : http://ift.tt/1mK5DkC
Namun kenaikan Ahok sebagai DKI-1 atau Gubernur DKI Jakarta tidak semulus yang dibayangkan karena adanya perlawanan dari banyak pihak, selain dari pihak Partai Gerindra yang telah mengantar Ahok menjadi Wakil Gubernur, hal tersebut ternyata berbalik saat Ahok memutuskan keluar dari Partai berlambang kepala garuda tersebut, yang akhirnya menantang Ahok turun dari kursi kepemimpinan karena merasa dikhianati. Belum lagi dengan orang-orang yang sakit hati dengan Ahok, karena tindakannya Ahok atas setiap kinerjanya yang terkesan anarki, selain itu ada ormas yang mengatasnamakan agama (FPI) Front Pembela Islam yang menolak keras dengan adanya kenaikan Ahok sebagai gubernur DKI-1 dengan alasan yang berkaitan dengan hal SARA. Tentu banyak cara dilakukan untuk mencegah kenaikan Ahok sebagai Gubernur, salah satunya menggalang massa melalui acount-acount jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dll. Kemudian kabar berita terbaru FPI akan mengerahkan masa ribuan orang untuk melakukan demo besar-besaran di depan gedung DPRD DKI untuk menolak pelantikan yang Ahok.
Ahok yang saat ini statusnya non partai memiliki banyak tekanan dari banyak pihak yang menolak kenaikannya sebagai Gubernur ternyata juga menanggapi tentang adanya penolakan yang terjadi atas dirinya. Namun dengan pernyataannya, Ahok akan menanggapi hal tersebut dengan santai soal adanya penolakan atas dirinya. Salah satunya jika memang FPI tidak setuju dengan keberadaanya di kursi Gubernur terbukti karena alasan SARA, maka Ahok pun tidak segan dalam meresponi FPI dengan menempuh proses pidana. Dari konfrontasi kedua pihak ini, bisa terlihat siapakah nanti yang akan tertolak. Apakah Ahok akan tertolak sebagai Gubernur nantinya?? Ataukah sebaliknya, hasrat kubu FPI dan Gerindra dengan segenap jajaran orang-orang yang telah sakit hati yang tidak mungkin tercapai?? Walaupun banyak yang menentang adanya Ahok sebagai Gubernur, namun sebuah kutipan yang senantiasa muncul dalam banyak jejaring sosial dan spanduk-spanduk yang disampaikan para relawan yang mendukung Ahok sebagai Gubernur “You’ll never walk alone” selalu menghiasi layar pada jejaring-jejaring sosial dan spanduk di jalanan. Sebuah kutipan kata bijak juga mungkin dapat memotivasi kita bersama “beranilah menjadi benar walau sendirian.”
Sumber : http://ift.tt/1mK5DkC