SBY Kok Gitu Sih?
Entah apa yang ada di benak Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) saat membela diri dari sorotan publik tentang kelakukan para menteri dan dirinya sendiri dalam mengelola negara. Publik ternyata melek setelah Tim Transisi terkejut menemukan fakta kalau kabinet SBY membutuhkan Rp18 triliun setahun hanya untuk mengadakan rapat. dan jenis rapat itu pun hanya dibagi dua jenis, yakni rapat dalam kota dan rapat luar kota.
Tapi apa reaksi Presiden SBY? Bukannya mengakui salah, eh, SBY malah ngeles dan menyebutkan gaji dan tunjangan menteri hanya sekian belas juta rupiah..bla…bla…bla…Sebenarnya sih, saya enggak heran ngeliat kelakuan SBY ini. Kan, cuman SBY satu-satunya Presiden Indonesia yang suka mengeluh. Dia yang punya power terkuat di struktur ketatanegaraan Indonesia, eh, dia pula yang banyak mengeluh. Cape’ deh!
Satu contoh. Ingat enggak ketika SBY mengeluh dan lalu menarik nafas (seakan menggambarkan dia sedang menanggung beban berat), mengeluh akan dijadikan sasaran tembak teroris. Sambil pajang-pajangkan foto dirinya yang seperti dijadikan sasaran tembak, dia tanpa rasa sungkan dan malu menunjukan keluhannya ke publik.
Tentu rakyat bingung, karena perlindungan berlapis-lapis selalu dikerahkan aparat keamanan untuk seorang Presiden di Indonesia. Apakah SBY tidak tahu hal itu sehingga dia mengeluhkan bakal dijadikan sasaran tembak teroris? Apakah dia meragukan kemampuan TNI dalam menjaga dia siang dan malam, bahkan ketika dia bermimpi akan digigit nyamuk sekalipun? Tetapi rakyat mahfum dengan seluruh drama SBY ini.
Tapi pertanyaannya, SBY kok gitu sih? Masak sama rakyatnya sendiri suka mengeluh. Padahal belum tentu rakyatnya bisa makan dengan nyaman 3 kali sehari. Masak SBY mengeluh tentang gaji dan tunjangannya yang sedikit. Padahal dia sendiri ditopang oleh anggaran ratusan miliar rupiah untuk urusan ini dan itu: dari mulai perjalan dinas sampai -mungkin- pengadaan tisu untuk mengelap keringat di dahi SBY.
SBY kok gitu sih? Rp18 triliun untuk rapat-rapat. Lah, sehari berarti berapa miliar tuh untuk rapat? Belum lagi soal mobil dinas kepresiden dan para menteri untuk kabinet Jokowi-JK mendatang berupa mobil mercy yang coba dibikinkan lelangnya oleh Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Entah apa maksudnya? Apakah untuk menjebak profil kesederhanaan Presiden terpilih Joko Widodo ataukah ada “batu di balik peyek” dalam proses pengadaan mobil tersebut. Kita benar-benar tak tahu.
SBY kok gitu sih? Masak dia mewariskan pemerintahan yang ternyata banyak dinilai rakyat dan pengamat sebagai praktek pemborosan. Rakyat disuruh berhemat dan mengikat talipinggang ketat-ketat, tapi dia dan kabinetnya sendiri malah seperti tak memakai talipinggang. Akibatnya, beban biaya dalam mengurus negara kita ini oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih mendatang harus dikelola sekuat mungkin.
SBY KOK GITU SIHHHHH?????
Sumber : http://ift.tt/1xWzRpp
Tapi apa reaksi Presiden SBY? Bukannya mengakui salah, eh, SBY malah ngeles dan menyebutkan gaji dan tunjangan menteri hanya sekian belas juta rupiah..bla…bla…bla…Sebenarnya sih, saya enggak heran ngeliat kelakuan SBY ini. Kan, cuman SBY satu-satunya Presiden Indonesia yang suka mengeluh. Dia yang punya power terkuat di struktur ketatanegaraan Indonesia, eh, dia pula yang banyak mengeluh. Cape’ deh!
Satu contoh. Ingat enggak ketika SBY mengeluh dan lalu menarik nafas (seakan menggambarkan dia sedang menanggung beban berat), mengeluh akan dijadikan sasaran tembak teroris. Sambil pajang-pajangkan foto dirinya yang seperti dijadikan sasaran tembak, dia tanpa rasa sungkan dan malu menunjukan keluhannya ke publik.
Tentu rakyat bingung, karena perlindungan berlapis-lapis selalu dikerahkan aparat keamanan untuk seorang Presiden di Indonesia. Apakah SBY tidak tahu hal itu sehingga dia mengeluhkan bakal dijadikan sasaran tembak teroris? Apakah dia meragukan kemampuan TNI dalam menjaga dia siang dan malam, bahkan ketika dia bermimpi akan digigit nyamuk sekalipun? Tetapi rakyat mahfum dengan seluruh drama SBY ini.
Tapi pertanyaannya, SBY kok gitu sih? Masak sama rakyatnya sendiri suka mengeluh. Padahal belum tentu rakyatnya bisa makan dengan nyaman 3 kali sehari. Masak SBY mengeluh tentang gaji dan tunjangannya yang sedikit. Padahal dia sendiri ditopang oleh anggaran ratusan miliar rupiah untuk urusan ini dan itu: dari mulai perjalan dinas sampai -mungkin- pengadaan tisu untuk mengelap keringat di dahi SBY.
SBY kok gitu sih? Rp18 triliun untuk rapat-rapat. Lah, sehari berarti berapa miliar tuh untuk rapat? Belum lagi soal mobil dinas kepresiden dan para menteri untuk kabinet Jokowi-JK mendatang berupa mobil mercy yang coba dibikinkan lelangnya oleh Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Entah apa maksudnya? Apakah untuk menjebak profil kesederhanaan Presiden terpilih Joko Widodo ataukah ada “batu di balik peyek” dalam proses pengadaan mobil tersebut. Kita benar-benar tak tahu.
SBY kok gitu sih? Masak dia mewariskan pemerintahan yang ternyata banyak dinilai rakyat dan pengamat sebagai praktek pemborosan. Rakyat disuruh berhemat dan mengikat talipinggang ketat-ketat, tapi dia dan kabinetnya sendiri malah seperti tak memakai talipinggang. Akibatnya, beban biaya dalam mengurus negara kita ini oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih mendatang harus dikelola sekuat mungkin.
SBY KOK GITU SIHHHHH?????
Sumber : http://ift.tt/1xWzRpp