Suara Warga

Pilkada DPRD, Blunder SBY Terilhami Ken Arok untuk Hadapi Pasca Lengser

Artikel terkait : Pilkada DPRD, Blunder SBY Terilhami Ken Arok untuk Hadapi Pasca Lengser

Publik dibuat terkejut dengan strategi dan pilihan SBY mendukung Pilkada DPRD yang rupanya diilhami oleh strategi Ken Arok untuk menghadapi masa pasca lengser terkait Century dan Hambalang. Ibas pun jauh menghitung dampaknya dan menyampaikan permintaan maaf atas tindakan Demokrat dan SBY. Di balik gempita berita, sebenarnya langkah mendukung pilkada tak langsung oleh SBY dinilai sebagai upaya penyelamatan diri SBY. Mari kita telaah tentang strategi Ken Arok mengilhami SBY dalam melangkah menghadapi masa pensiun SBY yang justru menjadi blunder dengan hati gembira.

Ken Arok melakukan politik cerdas - dan culas - untuk memenangkan kekuasaan dengan berkolaborasi dengan koalisi hitam putih. Ken Arok bukan pemimpin kelompok, namun ada ketua kelompok lain dari berbagai mafia di keakuwuan atau kabupaten Tumapel, dikuasai oleh Ken Arok. Ken Arok selalu meminjam para pemimpin aneka kelompok dan menyimpan ambisi sesungguhnya yakni menggulingkan Tunggul Ametung. (SBY selalu menggunakan orang lain seperti Ketua Partai, Ketua Fraksi untuk menutupi niatan sesungguhnya untuk merusak demokrasi.)

Ken Arok bekerjasama dengan Tunggul Ametung memerangi perampok, bandit, penjahat dan preman di Tumapel - walau sesungguhnya Ken Arok yang mengatur strategi dan kerusuhan yang diatur oleh Ken Arok. Ken Arok menjadi pahlawan di mata rakyat dan Akuwu Tumapel Tunggul Ametung. Meskipun sesungguhnya semua kejadian diorkestrasi oleh Ken Arok. (SBY menjadi dirijen untuk menggolkan Pilkada DPRD dan mengatur agar SBY tampak bersih di mata rakyat. Semua peristiwa di DPR adalah diketahui dan diatur oleh SBY. Hal ini tampak melalui SMS Max Sopacua dan Ruhut Sitompoel tentang suruhan SBY agar Fraksi Demokrat walk-out dari sidang paripurna DPR.)

Ken Arok mengumumkan bahwa Kebo Ijo adalah pembunuh Tunggul Ametung. Sebelumnya Kebo Ijo diumumkan oleh Ken Arok sebagai pemilik keris buatan Mpu Gandring. Publik telanjur mengenali pemilik keris tersebut adalah Kebo Ijo. Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok yang mencekoki Kebo Ijo dengan minuman dan mabuk berat. Keris ditinggalkan di dada Tunggul Ametung. Maka Kebo Ijo menjadi tertuduh. (SBY mengumumkan lewat Youtube bahwa dia mendukung Pilkada langsung. Berita Youtube itu telanjur dipercaya oleh rakyat. Maka SBY menggunakan kekuatan yang disimpan di DPR untuk membunuh demokrasi.)

Ken Arok menghukum Kebo Ijo dengan membunuhnya dengan segera setelah keris Mpu Gandring ditemukan menancap di dada Tunggul Ametung. Tujuan membunuh Kebo Ijo adalah untuk menutupi dan diketahuinya pembunuh Tunggul Ametung yang sesungguhnya. Itulah cara Ken Arok membungkam Kebo Ijo. (Anas Urbaningrum menyebut SBY mengorbankan dirinya dan melakukan kriminalisasi atas dirinya karena Anas Urbaningrum mengetahui dengan baik aliran dana Century yang melibatkan Boediono dan menyebut SBY.)

Ken Arok bersekongkol dengan Ken Dedes untuk membunuh Tunggul Ametung. Ken Dedes memiliki kepentingan karena sakit hati terhadap Tunggul Ametung yang memaksa Ken Dedes menikah dengannya. Dendam Ken Dedes ini menemui saluran dengan tampilnya tokoh Ken Arok yang dianggap mampu untuk membalaskan dendam dan sakit hatinya. (SBY mendendam kesumat lama kepada Megawati, apalagi karena Mega berhasil mendudukkan Jokowi menjadi presiden. Iri dan dendam terhadap Megawati oleh SBY bertemu dengan rasa sakit hati Prabowo dan koalisi permanen bertemu. Maka SBY menganggap Prabowo dan koalisi permanen mampu membalaskan dendamnya kepada Megawati dan Jokowi-JK.)

Dari semua rangkaian intrik Ken Arok itu, Ken Arok lupa bahwa Ken Dedes yang diajak membunuh berperan sebagai satu-satunya orang yang menguasai Ken Arok. Ken Dedes menjadi pengawas kehidupan Ken Arok. Maka ketika Ken Dedes membuka mulut kepada Anusapati - anak kandung Tunggul Ametung dan Ken Dedes - terbukalah kedok Ken Arok. Ken Arok dibunuh oleh anak Tunggul Ametung. (SBY lupa bahwa rakyat mengawasi dan mengetahui semua sandiwara SBY yang disimpan dalam hati menjadi semakin terbuka di mata rakyat. Maka sikap dan sifat SBY yang selalu bermain di dua kaki dan munafik akhirnya menghukum SBY. SBY dihukum oleh rakyat dan akhir sejarah SBY tak menorehkan kehormatan sama sekali di mata rakyat. Rakyat dilupakan yang justru menjadi pengadil, yang menghukum SBY dengan menenggelamkan nama SBY sebagai tokoh anti demokrasi.)

Dari semua rangkaian tindakan Ken Arok, strateginya, taktik Ken Arok, kelicikan Ken Arok tujuan utama Ken Arok adalah menguasai Tumapel. Ken Arok mengatur kekuatan berkolaborasi dan bergabung dengan semua kalangan baik dan buruk yang dianggap kuat oleh Ken Arok. (Dari semua strategi zig zag, taktik SBY, pencitraan SBY, maka tujuan utamanya adalah agar memiliki kekuatan untuk selamat pasca lengser karena SBY disebut dalam kasus Century dan Ibas disebut dalam kasus Hambalang. Maka SBY pun berkolaborasi dengan koalisi permanen yang dianggap kuat oleh SBY yang diyakini dapat melindungi SBY dan keluarganya. Namun, tindakan dendam SBY itu menjadi blunder karena akan menyuburkan politik balas dendam dan balas budi ala mafia. Dan SBY dan Ibas rugi akibat tindakan blunder itu - oleh sebab itu Ibas meminta maaf atas tindakan SBY.)

Salam bahagia ala saya.




Sumber : http://ift.tt/1sAdJPe

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz