"KERIKIL PADA PROSES TRANSISI"
Upaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun tradisi baru dalam proses transisi kekuasaan tidak berjalan mulus. Ini terjadi karena adanya miskoordinasi. Dan SBY menerima pesan singkat berupa SMS yang mengungkapkan bahwa ada pejabat aktif di kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2 yang di undang Team Transisi Jokowi JK.
Proses transisi antara SBY dan Jokowi mulai terasa tidak semulus seperti dugaan banyak pengamat. Dengan adanya pihak ketiga yang memberikan info mengenai pertemuan pertemuan para petinggi, menteri dengan team dari Jokowi, itu merupakan bukti baru bahwa masih saja pihak diluar dari SBY dan Jokowi memanas manasi Presiden yang masih berkuasa untuk memberikan statemen “menyindir” kepada pihak Presiden terpilih tahun ini.
Saya sebagai Pengamat amatiran tidaklah terlalu mengkwatirkan dari proses transisi yang sedang terjadi sekarang. Karena saya melihat tidak ada paksaan atau tekanan dari dua kubu presiden dalam masalah tersebut. Mungkin SBY hanya memperingatkan agar proses transisi tidak mencampuri urusan atau keputusan2 pemerintah dalam kurun waktu yang tersisa sebelum Jokowi benar benar resmi di lantik menjadi presiden menggantikannya. Perlu diwaspadai adanya pihak pihak lain di luar dari sistem transisi yang di gagas oleh SBY agar ada sandungan dan bermasalah. Lebih jahat lagi ada keinginan kelompok atau pihak tertentu yang membeturkan dua Presiden NKRI ini.
Maksud dan tujuan mereka melakukan itu semua adalah, minimal mereka masih bisa eksis dalam pemerintahan mendatang. Padahal seperti yang kita ketahui bersama, dalam berkoalisi di kubu Jokowi saja, tidak ada syarat. Apalagi mereka yang bersebrangan dengan Jokowi dan Koalisinya.
Menurut saya, sebaiknya dicari “kerikil2″ yang memancing di air keruh. Karena dengan jelas dan gamblang dengan ikut campurnya pihak pihak yang tidak senang Jokowi menjadi Presiden mendatang sudah bisa terlihat dari beberapa statemen kader partai tertentu, yang akan menyerang Presiden Jokowi setelah di lantik nanti. atau pengalaman 2 bulan yang lalu sudah memperlihatkan kepada kita agar “jangan ada lagi yang di makan sapi”
Sumber : http://ift.tt/1s7NAVs
Proses transisi antara SBY dan Jokowi mulai terasa tidak semulus seperti dugaan banyak pengamat. Dengan adanya pihak ketiga yang memberikan info mengenai pertemuan pertemuan para petinggi, menteri dengan team dari Jokowi, itu merupakan bukti baru bahwa masih saja pihak diluar dari SBY dan Jokowi memanas manasi Presiden yang masih berkuasa untuk memberikan statemen “menyindir” kepada pihak Presiden terpilih tahun ini.
Saya sebagai Pengamat amatiran tidaklah terlalu mengkwatirkan dari proses transisi yang sedang terjadi sekarang. Karena saya melihat tidak ada paksaan atau tekanan dari dua kubu presiden dalam masalah tersebut. Mungkin SBY hanya memperingatkan agar proses transisi tidak mencampuri urusan atau keputusan2 pemerintah dalam kurun waktu yang tersisa sebelum Jokowi benar benar resmi di lantik menjadi presiden menggantikannya. Perlu diwaspadai adanya pihak pihak lain di luar dari sistem transisi yang di gagas oleh SBY agar ada sandungan dan bermasalah. Lebih jahat lagi ada keinginan kelompok atau pihak tertentu yang membeturkan dua Presiden NKRI ini.
Maksud dan tujuan mereka melakukan itu semua adalah, minimal mereka masih bisa eksis dalam pemerintahan mendatang. Padahal seperti yang kita ketahui bersama, dalam berkoalisi di kubu Jokowi saja, tidak ada syarat. Apalagi mereka yang bersebrangan dengan Jokowi dan Koalisinya.
Menurut saya, sebaiknya dicari “kerikil2″ yang memancing di air keruh. Karena dengan jelas dan gamblang dengan ikut campurnya pihak pihak yang tidak senang Jokowi menjadi Presiden mendatang sudah bisa terlihat dari beberapa statemen kader partai tertentu, yang akan menyerang Presiden Jokowi setelah di lantik nanti. atau pengalaman 2 bulan yang lalu sudah memperlihatkan kepada kita agar “jangan ada lagi yang di makan sapi”
Sumber : http://ift.tt/1s7NAVs