Bravo Mr. Presedent! Strategi Anda Sangat Cantik dan Ciamik
Akhirnya pemilihan kepala daerah baik itu Gubernur maupun Bupati/Walikota diputuskan dipilih oleh DPRD. Pengambilan keputusan apakah dipilih secara langsung atau tidak langsung dilakukan dengan voting yang dimenangkan oleh kubu yang mengusung Pilkada tidak langsung. Yang menarik, sebelum terjadinya voting, Partai manyoritas di DPR yakni Partai Demokrat melakukan walk out dalam artian tidak ikut ambil bagian dalam pengesahan UU pilkada. Bukannya tampa alasan Partai Demokrat melakukan Walk Out dalam sidang paripura pengesahan UU Pilkada. Penambahan opsi ke tiga, yaitu Pilkada langsung dengan 10 perbaikan tidak diterima oleh secara mupakat oleh partai partai lainnya. Agak aneh juga kedengarannya keinginan Partai Demokrat ini, opsi yang diajukannya harus diterima dengan mupakat yang tentu saja ini adalah suatu hal yang mustahil. Kubu pengusung Pilkada tidak langsung tentu saja menolak mentah mentah opsi dari Partai Demokrat ini. Sebenarnya kalau dilihat kebelakang, pada awalnya Partai Demokrat yang condong kepada koalisi merah putih mendukung Pilkada tidak langsung, namun pada akhirnya melalui ketua umumnya, SBY, beralih haluan mendukung pilkada langsung dengan 10 perbaikan. Langkah putar haluan ini kerena adanya desakan dari masyarakat. Seperti yang telah diketahui, di masa awal awal pemerintahan SBY lah Pilkada langsung mulai dilaksanakan, dengan kata lain SBY dan partai Demokrat lah yang mempunyai andil besar dalam membidani Pilkada langsung. Tentunya pada akhir masa pemerintahannya selama dua priode tentu sangat tidak lucu kalau akhirnya pemilihan kepala daerah dipilih kembali oleh DPRD. Tentu ini mencoreng citra SBY. Mau tidak mau dan setengah hati SBY mendukung pilkada langsung. Kenapa jadi setengah hati? Selama sepuluh tahun Partai Demokrat berkuasa sebagai partai pemerintah, bisa dihitung dengan jari Gubernur atau Bupati/Walikota yang berasal dari kader Partai Demokrat. Kecondongan SBY dalam hal ini Partai Demokrat kepada pilkada tidak langsung bisa dimengerti, pilkada langsung tidak menguntungkan bagi Partai Demokrat. Kader yang diusung oleh Partai Demokrat hampir selalu kalah dalam perebutan kursi kepala daerah. Dengan bergabung atau mendukung pilkada tidak langsung kemungkinan kader dari Partai Demokrat bisa menjadi kepala daerah tentu saja dengan deal deal politik tertentu dengan koalisi merah putih. Inilah cantiknya strategi politik yang dimainkan oleh SBY. Ia tidak mau kehilangan muka atau citranya tercoreng dimata masyarakat tapi juga tidak ingin Partainya tidak memainkan peran yang strategis atau sebagai partai penentu dalam power sharing kekuasaan. Penambahan opsi ketiga yakni pilkada langsung dengan 10 perbaikan merupakan taktik yang jitu. Penambahan opsi ketiga ini pasti ditolak mentah mentah oleh kubu koalisi merah putih dan walaupun dengan ikhlas atau tidak ikhlas akan diterima oleh koalisi merah yang motori oleh PDIP, HANURA, dan PKB. Jalannya sidang paripurna dipastikan akan berlarut larut, kemudian terjadi lobi lobi dan pada akhirnya berujung deadlock. Kalau sudah deadlock kemungkinan pengesahan RUU Pilkada akan ditunda dan akan diserahkan pada anggota DPR priode yang akan datang. Partai Demokrat sudah bisa membaca semua itu, untuk mempersingkat waktu mereka mengambil langkah walk out. Langkah walkout Partai Demokrat tentu saja membuat kaget PDIP, HANURA, dan PKB. Dalam lobi lobi, mereka sudah sepakat mendukung penambahan opsi dari Partai Demokrat, namun ternyata Partai Demokrat memutuskan meninggalkan gelanggang pertarungan dengan alasan kecewa karena tidak adanya kata mupakat. Sebenarnya PDIP, HANURA, dan PKB berharap Partai Demokrat berjuang bersama sama mereka sampai titik darah penghabisan untuk memperjuangkan pilkada langsung walaupun pada akhirnya sidang akan berujung deadlock. Tapi paling tidak masyarakat sudah melihat perjuangan mereka. Sebenarnya bisa saja PDIP, HANURA dan PKB mengikuti langkah langkah yang diambil oleh Partai Demokrat, yakni walkout dari sidang paripurna, namun setelah melakukan diskusi selama lima belas menit mereka memutuskan untuk tetap mengikuti sidang dengan agenda voting untuk memutuskan pilkada langsung atau tidak langsung. Kenapa PDIP, HANURA, dan PKB tetap bertahan diruang sidang dan tidak walkout seperti Partai Demokrat? Seandainya mereka walkout bisa dipastikan sidang paripurna pengesahan RUU Pilkada tidak akan mencapai kuorum yaitu 50% plus satu sebagai syarat sahnya sidang paripurna. Kalau tidak kuorum sudah bisa dipastikan pengesahan RUU Pilkada tidak akan disyahkan pada hari itu. pembahasan dan pengesahan akan diambil alih oleh anggota dewan yang baru, dan pada saat itu Partai Demokrat bukan lagi partai mayoritas yang menguasai kursi DPR. Walaupun nantinya Partai Demokrat merapat kepada koalisi merah akan tetapi tidak akan menang melawan koalisi merah putih dalam voting pilkada langsung atau pilkada tidak langsung. Kursi kubu koalisi merah kalah jauh dengan kursi kubu koalisi merah putih. Sebagai seorang mantan perwira tinggi TNI yang sering duduk dibelakang meja, SBY sudah bisa membaca dan meraba peta politik. Partai yang dibesutnya tidak akan memperoleh apa apa kalau pemilihan kepala daerah menggunakan sestem pilihan langsung. Para kadernya tidak akan pernah menjabat sebagai Gubernur atau Bupati/Walikota. Sewaktu menjadi partai mayoritas dan berkuasa, kadernya yang menjadi kepala daerah bisa dihitung dengan jari. Apalagi sekarang ini, Partai Demokrat lagi terpuruk karena banyak kadernya menjadi tahanan KPK karena terlibat kasus korupsi peluang menjadi kepala daerah pasti sangat muskil terjadi. Lain halnya kalau pilkada tidak langsung, Partai Demokrat bisa bermain mata dengan koalisi merah putih. Kader kader Partai Demokrat ada kemungkinan menjadi kepala daerah baik itu Gubernur ataupun Bupati/Walikota. Pernyataan SBY bahwa ia mendukung pilkada langsung hanyalah permainan politik yang sangat cantik sekaligus untuk tidak kehilangan muka. SBY tidak mau diakhir pemerintahannya menimbulkan noda atau kesan yang tidak baik di mata rakyat. Di mulut mendukung pilkada langsung tapi di hati pilkada tidak langsung. Bravo untuk anda Mr. Presedent, strategi anda sangat cantik dan ciamik. Apalagi dengan marah marahnya anda, rasa kecewa dan memerintahkan ketua dewan kehormatan partai untuk mengusut dalang dari walkoutnya Partai Demokrat dari ruang sidang paripurna. Rupanya anda sedang mencari kambing hitam dan lepas tangan untuk sebuah pencitraan.
Sumber : http://ift.tt/YC8u3i
Sumber : http://ift.tt/YC8u3i