Zaini Abdullah "Digoyang" Karena Sarat KKN
Kepemimpinan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mulai menuai kritik dan protes. Adanya kejenuhan dalam sebagian masyarakat Aceh yang menuding kinerja Zaini sarat KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Adalah LSM GERAK (Gerakan Anti Korupsi) Aceh yang menilai Zaini telah membangun dinasti kerajaannya dengan menempatkan kroni-kroninya dilembaga pemerintahan.
Dalam catatan LSM GERAK, setidaknya 30 persen Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) hilang dan ‘menguap’ entah kemana. Beberapa proyek ‘basah’ ditenggarai diserahkan dan dimenangkan oleh kolege-kolega Zaini. Salah satu yang dicatat GERAK adalah Proyek pengadaan lembu dan bebek dari anggaran APBA sebesar Rp 35,5 miliar. Masih banyak lagi yang menjadi catatan hitam kepemimpinan Zaini yang perlu disorot.
Tentu kita bertanya-tanya, disaat Aceh telah diberi kewenangan dengan otonomi khusus dalam mengelola daerahnya sendiri ternyata pembangunan tidak mengarah kepada yang lebih baik. Justru tak ada bedanya dengan daerah daerah yang tidak mendapat otonomi khusus. Jika saja tuduhan tuduhan GERAK ini terbukti maka Zaini harus bersiap menghadapi hukuman secara Islam. Zaini seharusnya bisa lebih baik dari Irwandi Yusuf pendahulunya. Aceh adalah ibarat buku yag harus dibuka dan dibaca halaman demi halaman secara seksama, jika gagal memahaminya maka yang terjadi hanyalah melanggengkan kekuasaan yang otoriter dan menghalalkan KKN. (@iswanto_1980)
Djakarta, 11 Agustus 2014
Sumber : http://ift.tt/XWaPq1
Dalam catatan LSM GERAK, setidaknya 30 persen Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) hilang dan ‘menguap’ entah kemana. Beberapa proyek ‘basah’ ditenggarai diserahkan dan dimenangkan oleh kolege-kolega Zaini. Salah satu yang dicatat GERAK adalah Proyek pengadaan lembu dan bebek dari anggaran APBA sebesar Rp 35,5 miliar. Masih banyak lagi yang menjadi catatan hitam kepemimpinan Zaini yang perlu disorot.
Tentu kita bertanya-tanya, disaat Aceh telah diberi kewenangan dengan otonomi khusus dalam mengelola daerahnya sendiri ternyata pembangunan tidak mengarah kepada yang lebih baik. Justru tak ada bedanya dengan daerah daerah yang tidak mendapat otonomi khusus. Jika saja tuduhan tuduhan GERAK ini terbukti maka Zaini harus bersiap menghadapi hukuman secara Islam. Zaini seharusnya bisa lebih baik dari Irwandi Yusuf pendahulunya. Aceh adalah ibarat buku yag harus dibuka dan dibaca halaman demi halaman secara seksama, jika gagal memahaminya maka yang terjadi hanyalah melanggengkan kekuasaan yang otoriter dan menghalalkan KKN. (@iswanto_1980)
Djakarta, 11 Agustus 2014
Sumber : http://ift.tt/XWaPq1