Surat Terbuka SBY Sukses Ganggu Israel dan USA
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah pemimpin negara Indonesia. Dia bukan pemimpin negara Islam, tapi memimpin negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam. Di Indonesia bisa hidup semua jenis agama, dan relatif damai dalam menjalankan kegiatannya masing-masing. Sebagai pemimpin seluruh rakyat dengan beragam latar belakang, SBY harus pandai-pandai menempatkan dirinya, termasuk dalam konflik Israel – Palestina, yang sudah puluhan tahun berlangsung tanpa ujung.
Sejak dulu sampai sekarang, pemerintahan Indonesia selalu mendukung Palestina. Mendukung kemerdekaan Palestina. Dukungan bukan hanya dalam bentuk retorika saja, melainkan melalui berbagai tindakan diplomasi di banyak lembaga internasional termasuk di PBB. Rakyat Palestina pun mengakui dan berterima kasih kepada pemerintahan Indonesia, termasuk di bawah pimpinan SBY, atas dukungan tersebut. Ketika konflik saat ini makin meruncing dan Israel seolah tuli terhadap tekanan internasional, maka SBY harus bertindak. Tentu bukan tindakan kekerasan, karena kalau tindakan kekerasan seperti yang biasa dilakukan Amerika Serikat, maka Indonesia akan sama saja dengan Israel. Kekerasan tidak akan dapat diselesaikan dengan kekerasan.
SBY adalah pemimpin berlatar militer yang cinta damai, cinta demokrasi, dan anti kekerasan. Dia tidak akan mau menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Bisa dilihat jejak rekam kepemimpinannya selama 10 tahun menjadi presiden Indonesia, tidak ada tindakan kekerasan dalam menyelesaikan konflik, termasuk di Papua sekalipun. SBY selalu mengedepankan solusi damai. Peradaban masa kini adalah peradaban damai. Peradaban yang diciptakan Amerika Serikat dan sekutunya justru adalah peradaban semu, peradaban yang tidak adil, peradaban yang masih menjalankan hukum rimba, yaitu siapa yang kuat dia yang berkuasa. Termasuk dengan kekerasan.
Sehingga kalau ada pihak-pihak di Indonesia yang dengan nafsunya meminta pemerintah mengirim pasukan ke Palestina dan membantu rakyat Gaza berperang, hmmmm, itu hanya mimpi saja. Sikap semacam itu sama saja dengan sikap Israel dan Amerika yang bangga dengan peradaban semunya. Peradaban penuh kekerasan dan peralatan tempur yang canggih. SBY tidak akan pernah menempuh cara itu. SBY pasti akan menjalankan segala cara damai untuk menyelesaikan konflik Israel – Palestina.
SBY dan pemerintahannya sudah melakukan banyak cara membantu Palestina merdeka. Di banyak forum, mulai dari PBB, OKI, Non Blok sampai forum demokrasi dunia, Indonesia terus berkampanye tentang kehidupan demokrasi yang sebenarnya, menghindari kekerasan, penjajahan dan penindasan dari muka bumi. SBY termasuk sangat konsisten dalam perjuangan itu, sehingga suaranya relatif didengar oleh pemimpin dunia lainnya. Berbagai penjuangan yang seperti menabrak tembok tebal bernama negara adi daya yaitu Amerika Serikat. Amerika adalah pendukung utama Israel. Israel adalah sekutu utama mereka di kawasan Timur Tengah. Kepentingan politik, ekonomi, budaya dan ikatan batin yang kuat menjadikan Amerika tidak akan pernah berpaling dalam mendukung Israel. SBY harus menghadapi tembok itu. Kekerasan jelas-jelas bukan pilihan.
Saya tidak heran ketika SBY mengirimkan surat terbuka kepada seluruh pemimpin dunia, tentang krisis kemanusiaan di Gaza. Kenapa Anda semua diam? Begitu kira-kira inti dari isi surat terbuka itu. Kenapa pemimpin-pemimpin di seluruh dunia seolah diam dan takut kepada Israel dan Amerika Serikat? SBY menulis surat terbuka dan dimuat di sejumlah media massa internasional, tentu dengan risiko besar.
Pertama, SBY akan dimusuhi oleh Amerika Serikat. Sejauh ini, SBY cenderung tidak peduli dan tidak takut dimusuhi oleh Amerika Serikat. Kasus sengketa dengan Australia – yang juga sekutu Amerika Serikat – membuktikan keberanian SBY. Seumur-umur pemerintahan Indonesia, baru kali pada masa SBY-lah yang berani memanggil pulang dubes dan mengosongkan ruang dubes di Canbera dalam jangka waktu yang lama. Sampai sekarang pun, hampir setahun konflik Indonesia – Australia, SBY belum mengendurkan sikap kerasnya terhadap negeri Kanguru itu.
Kedua, SBY pasti juga dimusuhi oleh sekutu Amerika dan Israel. Ternyata SBY juga tidak takut dengan risiko itu. Buatnya, kemanusiaan dan keadilan lebih penting dibanding hal-hal tersebut.
Catat juga bahwa SBY adalah ahli berstrategi. Pengiriman surat terbuka ini adalah strategi yang tepat, dan SBY-lah pemimpin dunia pertama yang melakukannya. Surat terbuka ini sifatnya antara resmi dan tidak resmi, formal dan tidak formal. Ditujukan kepada seluruh pemimpin dunia, tapi disampaikan melalui media massa dan internet. Saya yakin secara bilateral, SBY sudah menghubungi sahabat-sahabat pemimpin dunia lainnya membicarakan tentang konflik Israel – Palestina. Surat terbuka adalah strategi berdampak internasional untuk mengganggu konsentrasi Israel dan Amerika Serikat. Kedua negara tersebut boleh saja menyepelekan surat terbuka SBY dan menganggap remeh SBY. Namun ternyata dampaknya mulai terlihat.
Setelah surat terbuka SBY tersebar, sejumlah pemimpin dunia terhenyak dan menyadari betapa buruknya krisis kemanusiaan di Palestina. Raja Arab Saudi yang biasa cenderung diam, mulai bersuara. Sebelumnya, Saudi hanya memberikan sumbangan dalam betuk uang ratusan juta dollar ke Palsetina. Namun kini, Raja Saudi pun bersuara lantang mengkritik sikap pemimpin dunia yang diam. Kritikan semacam ini penting dilontarkan oleh pemimpin sebuah negara. Suara-suara semacam itu harus semakin sering terlontar, sehingga dapat mengubah peta dunia.
Dua pemerintahan di Amerika Selatan yang selama ini menjalin hubungan diplomatik dengan Israel bersikap keras. Venezuela dan Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Sebuah sikap tegas yang pasti akan mempengaruhi peta dukungan internasional. Jika semakin banyak negara bersikap tegas dan keras, sudah pasti akan mengganggu konsentrasi Israel dan Amerika Serikat. Sehebat apapun persenjataan kedua negara tersebut, pasti tidak akan berdaya menghadapi diplomasi internasional yang tidak mendukung mereka.
Israel dan Amerika pasti akan memperhitungkan efek negatif dari sikap para pemimpin dunia. Termasuk dampak terhadap ekonomi mereka. Bagaimana pun ekonomi adalah kiblatnya mereka. Ketika ekonomi mereka terganggu, maka perang pasti dihentikan. Tekanan akan datang dari dalam negeri mereka sendiri, kemudian.
Jadi, jangan sepelekan dampak dari surat terbuka presiden SBY. Saya malah bangga punya presiden seperti SBY, yang punya inisiatif mengirimkan surat terbuka kepada seluruh pemimpin dunia. Surat terbuka yang pasti akan dibaca oleh seluruh dunia. Sebuah ide briliant yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh pemimpin dunia lainnya. Terbukti, dampaknya cukup mengganggu Israel dan Amerika Serikat. Gangguan yang lebih besar dibanding serangan militer sekalipun. Bravo SBY!
Sumber : http://ift.tt/ULmwho