SURAT CINTA DARI UFUK TIMUR NUSANTARA UNTUK JOKOWI
Seraya memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya menyampaikan limpah terima kasih kepada segenap rakyat Indonesia dan Papua yang mendukung Ir. Joko Widodo (Jokowi) untuk maju sebagai calon presiden RI ke-7. Melalui media ini, saya hendak menyampaikan ide dan harapan kepada Bapak Jokowi, sang pemimpin rakyat jelata. Saya menulis surat ini dengan penuh keyakinan teguh bahwa Bapak Jokowi akan memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 9 Juli 2014. Bapak Jokowi akan menjadi presiden Republik Indonesia 2014 – 2019. Atas dasar keyakinan itulah, saya menulis surat ini untuk Bapak Jokowi. Saya hendak mengungkapkan jeritan penderitaan dan pergumulan rakyat Papua yang sampai saat ini masih jauh tertinggal dalam berbagai aspek hidup. Besar harapan saya, tulisan ini dibaca oleh Bapak Jokowi dan menjadi salah satu perhatian dalam masa kepemimpinannya sebagai presiden nanti.
Sejarah mencatat bahwa Bapak Jokowi adalah pemimpin sukses. Bapak sukses di Solo sebagai walikota dan sukses di Jakarta sebagai gubernur. Kesuksesan Bapak dalam memimpin pemerintahan di Solo dan Jakarta tidak lahir sikap otoriter dan memerintah, melainkan sikap melayani. Bapak telah menunjukkan kepada dunia bahwa menjadi pemimpin berarti siap melayani. Bentuk konkret pelayanan yang Bapak lakukan adalah blusukan. Bapak tidak menikmati empuknya kursi walikota dan gubernur. Bapak selalu turun ke lorong-lorong sempit dan gang-gang kumuh. Bapak berjalan dari satu pasar ke pasar lainnya untuk menemui rakyat jelata dan berbincang dengan mereka. Tidak sampai di situ saja, Bapak juga langsung bertindak memperbaiki birokrasi pemerintahan agar dapat melayani publik secara maksimal dan membangun sarana yang dibutuhkan masyarakat.
Bapak dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk yang ada di ufuk timur nusantara, tanah Papua. Pada tanggal 5 April 2014, Bapak menginjakkan kaki di tanah Papua, tepatnya di Sorong dan Jayapura. Bapak langsung mengunjungi pasar. Bapak juga bertemu dengan para tokoh Gereja, yang mendoakan Bapak agar menjadi presiden yang bijaksana. Bahkan ribuan rakyat Papua bersorak-sorai menyambut kedatangan Bapak di bumi Cenderawasih.
Peristiwa bersejarah itu terulang kembali pada tanggal 5 Juni 2014 saat Bapak kembali ke tanah Papua dengan mengunjungi kota Jayapura. Rakyat Papua menyambut Bapak dengan antusias yang sangat tinggi. Seluruh rakyat Papua menyatakan sikapnya untuk mendukung Bapak menjadi presiden Republik Indonesia 2014-2019. Kehadiran Bapak telah memberikan harapan baru bagi rakyat Papua yang hampir kehilangan harapan akan perubahan. Bapak telah memberikan angin segar akan adanya perbaikan pelayanan publik di tanah Papua.
Saya dan seluruh rakyat Papua yakin, bahwa kehadiran Bapak di tanah Papua adalah bentuk konkret perhatian serius kepada rakyat Papua. Walaupun penduduk Papua sangat sedikit dan pengaruhnya terhadap perolehan suara pada Pilpres kurang signifikan, tetapi Bapak berkenan hadir bahkan mengawali kampanye dari ufuk timur nusantara, tanah Papua. Sekali lagi, Bapak memiliki perhatian dan cinta yang sangat besar bagi rakyat Papua. Bahkan saat berkunjung di Jayapura, Bapak sendiri mengungkapkan: “Kalau cari suara, saya tidak ke Papua. Ini bukan masalah suara. Ini masalah perhatian. Ini simbol bahwa bagi saya Papua itu sangat penting bagi Indonesia.”
Saya terharu mendengar ungkapan Bapak tersebut. Saya merasakan aura ketulusan dan keikhlasan yang lahir dari lubuk hati Bapak untuk memperhatikan rakyat Papua, yang sampai saat ini masih jauh tertinggal dibandingkan penduduk Indonesia di wilayah Barat dan Tengah. Saya memiliki keyakinan bahwa ungkapan perhatian dan cinta yang Bapak lontarkan akan diikuti dengan komitmen yang teguh untuk memperhatikan seluruh rakyat Indonesia yang berdiam di tanah Papua.
Apa penderitaan rakyat Papua? Bapak sudah dua kali datang ke tanah Papua dan menyaksikan sendiri bagaimana Mama-Mama Papua duduk berjualan di tempat yang kurang layak. Bapak sudah melihat hamparan hutan Papua yang kaya tetapi rakyatnya masih hidup dibawah garis kemiskinan. Saya juga percaya bahwa Bapak telah mendengar banyak cerita tentang Papua dari tokoh-tokoh Papua, terutama dari Bapak Komarudin Watubun, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Papua. Ada banyak permasalahan Papua mulai dari masalah politik, sosial-budaya, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pengelolaan sumber daya alam dan maraknya konflik sosial, terutama kekerasan yang menimbulkan korban jiwa. Bukan itu saja, tanah Papua juga terkenal dengan birokrasi pemerintahannya yang tertutup dan korup. Korupsi yang dilakukan oleh para pejabat publik mengakibatkan rakyat Papua tetap menderita walaupun setiap tahun triliunan dana otonomi khusus (otsus) mengalir ke tanah Papua.
Apa yang diharapkan? Saya dan seluruh rakyat Papua, memohon dengan rendah hati, jika Bapak menjadi Presiden Republik Indonesia 2014-2019 hendaklah Bapak mengarahkan pandangan ke ufuk timur nusantara, tanah Papua. Untuk program jangka pendek, sangat diharapkan supaya: 1) Bapak menerapkan kebijakan-kebijakan pro-rakyat di tanah Papua dengan membenahi birokrasi pemerintahan di tanah Papua yang selama ini tertutup dan korup menjadi pemerintahan yang terbuka dan bersih. Jadikanlah tanah Papua menjadi kawasan bebas korupsi. 2) Bapak perlu mengumpulkan segenap komponen rakyat Papua untuk membicarakan alternatif-alternatif yang mungkin dapat dilakukan untuk perbaikan pelayanan publik di tanah Papua. Bapak tidak bisa membuat kebijakan untuk Papua tanpa terlebih dahulu berdiskusi dengan segenap komponen rakyat Papua. 3) Bapak sudah melihat Mama-Mama Papua berjualan di tanah. Mereka kena terik matahari dan hujan. Jualan mereka layu bahkan cepat busuk. Karena itu, saya dan tentu kami rakyat Papua, minta supaya Bapak bisa mengistruksikan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota se-tanah Papua untuk segera membangun pasar khusus untuk Mama-Mama Papua. Bahkan kalau memungkinkan Bapak menggunakan kewenangan Bapak untuk langsung membangun pasar-pasar tersebut. Saya dan Mama-Mama Papua sudah tidak percaya lagi dengan janji Gubernur dan Bupati/Walikota di tanah Papua untuk bangun pasar bagi Mama-Mama Papua. Ketidakpercayaan ini beralasan, karena perjuangan untuk pembangunan pasar khusus bagi Mama-Mama Papua di kota Jayapura sudah dimulai sejak tahun 2000 silam, tetapi sampai saat ini tidak pernah terealiasasi.
Untuk program jangka panjang, ada beberapa hal penting yang sangat diharapkan yaitu: 1) Saya dan rakyat Papua sangat mengharapkan bahwa di bawah kepempimpinan Bapak tidak terjadi lagi pemekaran provinsi dan kabupaten di tanah Papua. Pemekaran hanya menciptakan pemerintahan administrasif baru tanpa diikuti dengan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, dengan adanya pemekaran telah menciptakan keterpecahan di dalam diri rakyat Papua. Sebelumnya, rakyat hidup bersatu, tetapi dengan adanya pemekaran membuat rakyat terpecah belah berdasarkan budaya, adat-istiadat dan agama. Situasi ini diperparah lagi dengan pengerahan tenaga potensial di bidang pendidikan dan kesehatan untuk menduduki jabatan struktural di pemerintahan yang baru dimekarkan, sehingga pelayanan publik kurang maksimal, karena tenaga-tenaga profesional ditarik ke dinas dan badan yang baru dibentuk. 2) Sangat diharapkan jika Bapak memimpin Indonesia nanti, tidak lagi menggunakan pendekatan militer untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di tanah Papua. Selain itu, jumlah personil Tentara Nasional Indonesia (TNI) terlalu banyak di tanah Papua, sebaiknya ditarik ke markasnya masing-masing. Sebab permasalahan Papua tidak bisa diselesaikan dengan mendatangkan TNI. Upaya pembungkaman kebebasan berekspresi, diskriminasi dan kriminalisasi terhadap orang Papua yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran di tanah Papua harus dihentikan. 3) Sangat diharapkan Bapak membuka ruang dialog antara pemerintah Pusat di Jakarta dan orang Papua (dialog Jakarta-Papua). Upaya dialog Jakarta-Papua untuk mencari alternatif penyelesaian aneka permasalahan Papua secara integral sudah diperjuangkan sejak lama oleh Pastor Neles Tebay, Pr dan almarhum Muridan S. Widjodo, tetapi sampai saat ini belum menemukan titik terang. Semoga dibawah kepemimpinan Bapak, dialog Jakarta – Papua dapat segera terlaksana.
Demikian surat terbuka saya kepada Bapak Jokowi. Saya yakin bahwa di tengah kesibukan melayani segenap rakyat Indonesia, Bapak akan selalu menyempatkan diri untuk memandang ke ufuk timur nusantara, tempat matahari terbit, tanah Papua. Kini, jeritan penderitaan rakyat Papua diletakkan di atas pundak Bapak. Rakyat Papua percaya bahwa Bapak mampu menjembatani rakyat Papua untuk keluar dari situasi hidupnya yang buruk di tengah kekayaan alam yang melimpah menuju hidup yang lebih baik: aman, damai dan sejahtera.
Akhirnya, saya dan segenap rakyat Papua berdoa, semoga Tuhan melindungi dan memberkati setiap niat baik dan usaha Bapak untuk membangun bangsa Indonesia yang berintegritas dan bermartabat, sehingga rakyat dapat hidup dalam damai dan sejahtera, tanpa konflik dan kekerasan. Hendaklah itu semua dimulai dari ufuk timur nusantara, tanah Papua. Amin.
Abepura, Jayapura-Papua
Minggu, 8 Juni 201
Sumber : http://ift.tt/1mPbPSL