Relawan Prabowo : MENANG BUKAN BERARTI ANDA BENAR
Persoalan Pilpres sepertinya tidak serta merta berakhir begitu saja dengan pengumuman KPU terkait siapa pemenang Pilpres 2014 lalu. Persoalan dengan komplikasi tinggi mengingat panasnya persaingan sudah dimulai bahkan sebelum masa kampanye berlangsung. Kini Indonesia berada di ujung perpecahan jika masing-masing pihak tidak saling menahan diri. Hinaan, cacian, makian maupun fitnah terhadap Prabowo Subianto maupun tim sukses/pendukungnya tidak lantas berhenti saat 9 Juli lalu, media sosial masih menunjukan dengan jelas serangan hina dan cacian terhadap kubu yang kalah oleh KPU.
Jokowi-JK yang diklaim menang oleh KPU mestinya merespon persoalan ini dengan serius, dengan jiwa kenegarawanan yang memperlihatkan bahwa mereka adalah benar-benar pemimpin bangsa. Jangan menyepelehkan klaim yang dipersoalkan kubu Prabowo-Hatta karena kubu ini tetap mewakili puluhan juta rakyat Indonesia yang jumlah hanya kalah sedikit saja dari jumlah orang dewasa yang memilih Jokowi-JK tanggal 9 Juli 2014 lalu. Setidaknya saya pikiran saya cukup dibukakan dengan tulisan yang ditulis oleh Donald Wengki Goni di akun Facebooknya tanggal 25 Juli 2014 lalu dan ini harus menjadi bahan pertimbangan kubu Jokowi-JK agar perpecahan tidak terjadi. Berikut tulisan berjudul “KAMI TIDAK SAMA SEKALI MENGINGINKAN PERPECAHAN” :
“Saudara, Teman, dan Sahabat… Kalah bukan berarti kita Salah, dan Menang bukan berarti anda Benar. Ingat, oleh KPU, 53% milik anda dan 47% milik kami, kami mengakui, kami memang kalah banyak oleh KPU, dan anda sedikit saja lebih banyak dari kami. Jika dibandingkan secara sederhana, diantara 30 orang dewasa maka kira-kira 16 adalah anda dan 14 adalah kami. Jangan arogan saudara, jangan lantas jumlah anda 16 merasa benar dan 14 dihina sedemikian rendahnya.
Dalam perang, belum tentu pasukan banyak dapat memenangkan perang dibanding yang sedikit, kenyataan banyak memberi bukti sebaliknya. Intinya, KAMI TIDAK SAMA SEKALI MENGINGINKAN PERPECAHAN, oleh karena itu janganlah menganggap dan yang diakui sebagai Rakyat itu hanyalah 53% yang ada di pihak anda ketika mengatakan “Jangan Coba-coba Mencemari Kehendak Raykat”. 47% itu berarti puluhan juta orang dan itu berarti hampir separuh negeri ini, janganlah kami dibilang pecundang, atau segala predikat yang merendahkan kami, apalagi pemimpin kami. Jika anda menginginkan Persatuan Indonesia seperti yang pemimpin kalian sampaikan, AKHIRI-lah fitnah-memfinah, hina-menghina, rendah-merendahkan kepada yang kalah. Mari lihat keteladanan yang diperlihatkan kontestan final Piala Dunia. Jerman ketika mengalahkan Argentina, tidak lantas sombong lalu se-enak jidat merendahkan pemain Argentina. Bastian Schweinsteiger (Jerman) langsung menunjukan rasa empati-nya kepada Messi (Argentina) karena tau pahitnya menjadi yang kalah dalam pertandingan.
Kami memang siap kalah dan siap mendukung Presiden yang baru jika nanti dilantik oleh MPR Oktober nanti. Kami bahkan siap berkontribusi untuk pembangunan bangsa lewat pemimpin baru nanti.
Ingat, anda masih harus membuktikan bahwa anda bukan boneka, anda bukan hadir atas pesanan asing, mengangkat martabat tenaga pekerja Indonesia yang menjadi babu di negeri orang, membuka jutaan lapangan pekerjaan baru setiap tahun, menjaga kekayaan agar tidak dicuri asing, memberantas korupsi yang makin merajalela, memberikan rasa aman dan nyaman bagi setiap rakyat, tampil sebagai pemimpin yang berwibawa didepan pemimpin-pemimpin dunia mewakili harga diri 250 juta penduduk Indonesia, meningkatkan pendapatan setiap warga negara, mengendalikan cukong-cukong yang merampas hak rakyat, dan masih banyak lagi. Saudara, itu bukan-lah pekerjaan mudah, rakyat bisa saja balik menghakimi anda jika anda tidak membuktikan kata-kata anda. Selamat berjuang….
– DWG –”
sumber : http://ift.tt/1smuhcn
Sumber : http://ift.tt/1yfDdyD
Jokowi-JK yang diklaim menang oleh KPU mestinya merespon persoalan ini dengan serius, dengan jiwa kenegarawanan yang memperlihatkan bahwa mereka adalah benar-benar pemimpin bangsa. Jangan menyepelehkan klaim yang dipersoalkan kubu Prabowo-Hatta karena kubu ini tetap mewakili puluhan juta rakyat Indonesia yang jumlah hanya kalah sedikit saja dari jumlah orang dewasa yang memilih Jokowi-JK tanggal 9 Juli 2014 lalu. Setidaknya saya pikiran saya cukup dibukakan dengan tulisan yang ditulis oleh Donald Wengki Goni di akun Facebooknya tanggal 25 Juli 2014 lalu dan ini harus menjadi bahan pertimbangan kubu Jokowi-JK agar perpecahan tidak terjadi. Berikut tulisan berjudul “KAMI TIDAK SAMA SEKALI MENGINGINKAN PERPECAHAN” :
“Saudara, Teman, dan Sahabat… Kalah bukan berarti kita Salah, dan Menang bukan berarti anda Benar. Ingat, oleh KPU, 53% milik anda dan 47% milik kami, kami mengakui, kami memang kalah banyak oleh KPU, dan anda sedikit saja lebih banyak dari kami. Jika dibandingkan secara sederhana, diantara 30 orang dewasa maka kira-kira 16 adalah anda dan 14 adalah kami. Jangan arogan saudara, jangan lantas jumlah anda 16 merasa benar dan 14 dihina sedemikian rendahnya.
Dalam perang, belum tentu pasukan banyak dapat memenangkan perang dibanding yang sedikit, kenyataan banyak memberi bukti sebaliknya. Intinya, KAMI TIDAK SAMA SEKALI MENGINGINKAN PERPECAHAN, oleh karena itu janganlah menganggap dan yang diakui sebagai Rakyat itu hanyalah 53% yang ada di pihak anda ketika mengatakan “Jangan Coba-coba Mencemari Kehendak Raykat”. 47% itu berarti puluhan juta orang dan itu berarti hampir separuh negeri ini, janganlah kami dibilang pecundang, atau segala predikat yang merendahkan kami, apalagi pemimpin kami. Jika anda menginginkan Persatuan Indonesia seperti yang pemimpin kalian sampaikan, AKHIRI-lah fitnah-memfinah, hina-menghina, rendah-merendahkan kepada yang kalah. Mari lihat keteladanan yang diperlihatkan kontestan final Piala Dunia. Jerman ketika mengalahkan Argentina, tidak lantas sombong lalu se-enak jidat merendahkan pemain Argentina. Bastian Schweinsteiger (Jerman) langsung menunjukan rasa empati-nya kepada Messi (Argentina) karena tau pahitnya menjadi yang kalah dalam pertandingan.
Kami memang siap kalah dan siap mendukung Presiden yang baru jika nanti dilantik oleh MPR Oktober nanti. Kami bahkan siap berkontribusi untuk pembangunan bangsa lewat pemimpin baru nanti.
Ingat, anda masih harus membuktikan bahwa anda bukan boneka, anda bukan hadir atas pesanan asing, mengangkat martabat tenaga pekerja Indonesia yang menjadi babu di negeri orang, membuka jutaan lapangan pekerjaan baru setiap tahun, menjaga kekayaan agar tidak dicuri asing, memberantas korupsi yang makin merajalela, memberikan rasa aman dan nyaman bagi setiap rakyat, tampil sebagai pemimpin yang berwibawa didepan pemimpin-pemimpin dunia mewakili harga diri 250 juta penduduk Indonesia, meningkatkan pendapatan setiap warga negara, mengendalikan cukong-cukong yang merampas hak rakyat, dan masih banyak lagi. Saudara, itu bukan-lah pekerjaan mudah, rakyat bisa saja balik menghakimi anda jika anda tidak membuktikan kata-kata anda. Selamat berjuang….
– DWG –”
sumber : http://ift.tt/1smuhcn
Sumber : http://ift.tt/1yfDdyD